{"title":"Jam Terbang Dalam Tujuh Hari, Jenis Penerbangan dan Risiko Acute Fatigue Syndrome","authors":"Nida Fakhriyyah Rahmah, Pritha Maya Savitri, Agneta Irmarahayu, Suzy Yusna Dewi","doi":"10.25104/wa.v44i1.327.17-30","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Flight Hours Within Seven Days, Flight Type and Risk of Acute Fatigue Syndrome: Fatigue on pilots is a serious problem in aviation safety. Flight hours and flight types may affect the occurrence of acute fatigue complaints on pilots. This study aims to determine the correlation of total flight hours within 7 days and the type of flight with the Acute Fatigue Syndrome risk on civil pilots in Indonesia. The design of this study used cross sectional method on civil pilots at Civil Aviation Medical Center in December 2017 with consecutive sampling as the sample determination technique. Data were collected by interview and questionnaire methods. Respondents were 112 civil pilots of fixed wing aircraft. The study population was all the pilots who conducted medical examination at Civil Aviation Medical Center in December 2017. The results showed that as many as 65 (58%) respondents experienced Acute Fatigue Syndrome, 110 (98.2%) respondents had flight hours ≤ 30 hours within 7 days, 76 (67.9%) respondents have short haul flight type. The result of bivariate analysis with Chi-Square test showed that there was no significant relationship between flying hours within 7 days (p = 0,509) and acute fatigue syndrome and there was significant relationship between flight type (p = 0,018) and acute fatigue syndrome. \nFatigue pada penerbang merupakan masalah serius dalam keselamatan penerbangan. Jam terbang dan jenis penerbangan dapat mempengaruhi timbulnya keluhan kelelahan akut pada penerbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah jam terbang dalam 7 hari dan jenis penerbangan dengan risiko Acute Fatigue Syndrome pada penerbang sipil di Indonesia. Desain penelitian ini menggunakan metode cross sectional pada penerbang sipil di Balai Kesehatan Penerbangan bulan Desember 2017 dengan teknik penentuan sample yang digunakan adalah consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan pengisian kuesioner. Responden sejumlah 112 penerbang pesawat sayap tetap. Populasi penelitian adalah semua penerbang yang melakukan medical examination di Balai Kesehatan Penerbangan pada bulan Desember 2017. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 65 responden atau 58% mengalami Acute Fatigue Syndrome, 110 responden atau 98,2% memiliki jam terbang ≤ 30 jam dalam 7 hari, 76 responden atau 67,9% melakukan penerbangan jenis Short Haul. Hasil analisis bivariat dengan uji Chi-Square didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakan / signifikan antara jam terbang dalam 7 hari (p = 0,509) dengan acute fatigue syndrome serta terdapat hubungan yang bermakna / signifikan antara jenis penerbangan (p = 0,018) dengan acute fatigue syndrome.","PeriodicalId":32603,"journal":{"name":"Warta Ardhia Jurnal Perhubungan Udara","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Warta Ardhia Jurnal Perhubungan Udara","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25104/wa.v44i1.327.17-30","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Flight Hours Within Seven Days, Flight Type and Risk of Acute Fatigue Syndrome: Fatigue on pilots is a serious problem in aviation safety. Flight hours and flight types may affect the occurrence of acute fatigue complaints on pilots. This study aims to determine the correlation of total flight hours within 7 days and the type of flight with the Acute Fatigue Syndrome risk on civil pilots in Indonesia. The design of this study used cross sectional method on civil pilots at Civil Aviation Medical Center in December 2017 with consecutive sampling as the sample determination technique. Data were collected by interview and questionnaire methods. Respondents were 112 civil pilots of fixed wing aircraft. The study population was all the pilots who conducted medical examination at Civil Aviation Medical Center in December 2017. The results showed that as many as 65 (58%) respondents experienced Acute Fatigue Syndrome, 110 (98.2%) respondents had flight hours ≤ 30 hours within 7 days, 76 (67.9%) respondents have short haul flight type. The result of bivariate analysis with Chi-Square test showed that there was no significant relationship between flying hours within 7 days (p = 0,509) and acute fatigue syndrome and there was significant relationship between flight type (p = 0,018) and acute fatigue syndrome.
Fatigue pada penerbang merupakan masalah serius dalam keselamatan penerbangan. Jam terbang dan jenis penerbangan dapat mempengaruhi timbulnya keluhan kelelahan akut pada penerbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah jam terbang dalam 7 hari dan jenis penerbangan dengan risiko Acute Fatigue Syndrome pada penerbang sipil di Indonesia. Desain penelitian ini menggunakan metode cross sectional pada penerbang sipil di Balai Kesehatan Penerbangan bulan Desember 2017 dengan teknik penentuan sample yang digunakan adalah consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan pengisian kuesioner. Responden sejumlah 112 penerbang pesawat sayap tetap. Populasi penelitian adalah semua penerbang yang melakukan medical examination di Balai Kesehatan Penerbangan pada bulan Desember 2017. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 65 responden atau 58% mengalami Acute Fatigue Syndrome, 110 responden atau 98,2% memiliki jam terbang ≤ 30 jam dalam 7 hari, 76 responden atau 67,9% melakukan penerbangan jenis Short Haul. Hasil analisis bivariat dengan uji Chi-Square didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakan / signifikan antara jam terbang dalam 7 hari (p = 0,509) dengan acute fatigue syndrome serta terdapat hubungan yang bermakna / signifikan antara jenis penerbangan (p = 0,018) dengan acute fatigue syndrome.
7天内的飞行时间、飞行类型和急性疲劳综合征的风险:飞行员疲劳是航空安全中的一个严重问题。飞行时间和飞行类型可能影响飞行员急性疲劳主诉的发生。本研究旨在确定印尼民用飞行员7天内总飞行时数和飞行类型与急性疲劳综合征风险的相关性。本研究设计采用横截面法,以2017年12月民航医疗中心民用飞行员为样本,采用连续抽样作为样本测定技术。采用访谈法和问卷调查法收集资料。受访者为112名民用固定翼飞机飞行员。研究人群为2017年12月在民航医疗中心进行体检的所有飞行员。结果显示,有急性疲劳综合征的受访者多达65人(58%),7天内飞行时数≤30小时的有110人(98.2%),短途飞行类型的有76人(67.9%)。双变量分析卡方检验结果显示,7天内飞行时数与急性疲劳综合征无显著相关(p = 0,509),飞行类型与急性疲劳综合征有显著相关(p = 0,018)。疲劳的时候,我要吃点东西,吃点东西,吃点东西。jamterbang dan jenis penerbangan dapat mempengaruhi timbulnya keluhan kelelahan akut paderbang。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah jam terbang dalam 7 hari danjenis penerbangan dengan risko急性疲劳综合症padpaderbang sipil di印度尼西亚。Desain penelitian ini menggunakan方法横截面pada penerbang sipil di Balai Kesehatan Penerbangan bulan 2017年12月dengan tecknik penentuan样品yang digunakan adalah连续采样。数据分析方法:数据分析方法:数据分析方法。回答者sejumlah 112 penerbang pesawat说。2017年12月,Penerbangan pada bulan。Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 65名应答者中58%为急性疲劳综合征,110名应答者中98.2%为急性疲劳综合征,76名应答者中67.9%为急性疲劳综合征。Hasil分析双变量卡方didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakan / signfikan antara jam terbang dalam 7 hari (p = 0,509) dunan急性疲劳综合征serta terdapat hubungan yang bermakna / signfikan antara jenis penerbangan (p = 0,018) dunan急性疲劳综合征。