KONTEKSTUALISASI MAKNA JAHIL IYAH PERSPEKTIF SAYYID QUTUB DALAM KITAB FI ZILAL AL-QUR’AN

M. Shidqi, Moh Zainuri Fauzi
{"title":"KONTEKSTUALISASI MAKNA JAHIL IYAH PERSPEKTIF SAYYID QUTUB DALAM KITAB FI ZILAL AL-QUR’AN","authors":"M. Shidqi, Moh Zainuri Fauzi","doi":"10.59622/jiat.v3i1.59","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Bermula dari pernyataan Sayyid Qutub yang mengatakan bahwa jahiliyah bukanlah kebalikan dari apa yang dinamakan ilmu pengetetahuan (‘ilm), akan tetapi Jahiliyah  yang dimaksud dalam Al-Qur’an adalah keadaan spritual yang menolak uluhiyyah Allah dan suatu aturan atau sistem yang bertolak belakang dengan hukum Allah. Boleh dikatakan bahwa Jahiliyah  itu adalah kebalikan dari Islam dan bertentangan dengan Islam. Dan juga kejahiliyahan itu tidak hanya terbatas dalam waktu tertentu saja, akan tetapi Jahiliyah adalah suatu tatanan, suatu aturan, suatu sistem yang dapat dijumpai kemarin, hari ini, bahkan hari esok. Tentu pendapat ini mengejutkan mengingat hampir suluruh umat muslim mengakui bahwa jahiliyah adalah suatu masa sebelum datangnya Islam. Dengan demikan, maka penelitian ini betujuan untuk mengkaji metode-metode yang digunakan Sayyid Qutub dalam menafsirkan sebuah ayat-ayat jahiliyah sehingga menghasilkan pemaknaan yang demikian itu. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan model study kepustakaan (library research) dengan teknik pengumpulan data melalui metode dokumentasi. Adapun yang menjadi sumber primer dalam penelitian ini adalah kitab Tafsir fi Zilal al-Qur’an dan juga literatur-literatur kepustakaan yang relevan dengan topik pembahasan. Dengan metode analisis data deskriptif-analisis diharapkan akan dapat mengetahui metode-metode yang digunakan Sayyid Qutub dalam menafsirkan sebuah ayat.Melalui metode yang telah dipaparkan di atas menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa Sayyid Qutub dalam menafsirkan sebuah ayat al-Qur’an secara kontekstual. Adapun metode yang digunakan Sayyid Qutub dalam menafsirkan sebuah ayat secara kontekstual adalah metode doubel-movent dengan pendekatan sosio-historis, sehingga menghasilkan sebuah makna kontekstual terhadap jahiliyah. Diantara makna-maknanya adalah; perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan aturan-aturan Allah, sebuah ideologi tanpa disertai argumentasi yang ilmiah, dan kesombongan serta fanatisme kesukuan.","PeriodicalId":34522,"journal":{"name":"Jurnal AtTibyan Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal AtTibyan Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59622/jiat.v3i1.59","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Bermula dari pernyataan Sayyid Qutub yang mengatakan bahwa jahiliyah bukanlah kebalikan dari apa yang dinamakan ilmu pengetetahuan (‘ilm), akan tetapi Jahiliyah  yang dimaksud dalam Al-Qur’an adalah keadaan spritual yang menolak uluhiyyah Allah dan suatu aturan atau sistem yang bertolak belakang dengan hukum Allah. Boleh dikatakan bahwa Jahiliyah  itu adalah kebalikan dari Islam dan bertentangan dengan Islam. Dan juga kejahiliyahan itu tidak hanya terbatas dalam waktu tertentu saja, akan tetapi Jahiliyah adalah suatu tatanan, suatu aturan, suatu sistem yang dapat dijumpai kemarin, hari ini, bahkan hari esok. Tentu pendapat ini mengejutkan mengingat hampir suluruh umat muslim mengakui bahwa jahiliyah adalah suatu masa sebelum datangnya Islam. Dengan demikan, maka penelitian ini betujuan untuk mengkaji metode-metode yang digunakan Sayyid Qutub dalam menafsirkan sebuah ayat-ayat jahiliyah sehingga menghasilkan pemaknaan yang demikian itu. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan model study kepustakaan (library research) dengan teknik pengumpulan data melalui metode dokumentasi. Adapun yang menjadi sumber primer dalam penelitian ini adalah kitab Tafsir fi Zilal al-Qur’an dan juga literatur-literatur kepustakaan yang relevan dengan topik pembahasan. Dengan metode analisis data deskriptif-analisis diharapkan akan dapat mengetahui metode-metode yang digunakan Sayyid Qutub dalam menafsirkan sebuah ayat.Melalui metode yang telah dipaparkan di atas menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa Sayyid Qutub dalam menafsirkan sebuah ayat al-Qur’an secara kontekstual. Adapun metode yang digunakan Sayyid Qutub dalam menafsirkan sebuah ayat secara kontekstual adalah metode doubel-movent dengan pendekatan sosio-historis, sehingga menghasilkan sebuah makna kontekstual terhadap jahiliyah. Diantara makna-maknanya adalah; perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan aturan-aturan Allah, sebuah ideologi tanpa disertai argumentasi yang ilmiah, dan kesombongan serta fanatisme kesukuan.
上下文化观点赛义德·QUTUB在FI ZILAL古兰经中
它开始于Sayyid Qutub的观点,他说jahiliyah并不是所谓的科学(' ilm)的对立面,但《古兰经》中提到的jahiliyah是一种精神状态,它拒绝上帝的uluhiyah,一种与上帝的律法相反的规则或系统。从某种意义上说,Jahiliyah是伊斯兰教的对立面,与伊斯兰教相反。恶作剧不仅局限于时间,而且Jahiliyah是一个秩序,一个规则,一个昨天、今天甚至明天都能看到的系统。考虑到几乎所有穆斯林承认jahiliyah是伊斯兰教出现的前一段时间,这一观点无疑是令人震惊的。因此,本研究的目的是审查赛义德·Qutub在解释一段经文时使用的方法,从而得出这样的结论。该研究被归类为定性研究模式研究,并通过文献方法收集数据。此外,本研究的主要来源是《塔夫瑟尔·菲·塞拉·可兰经》,以及与讨论主题相关的文献文献。通过数据分析的方法,我们希望对Sayyid Qutub用来解释经文的方法进行分析。通过上述方法,得出结论,Sayyid Qutub在语语化中解释了一段古兰经经文。至于Sayyid Qutub在语境上对一段经文的解释,他的方法是社会-历史方法的douvent,从而对jahiliyah产生语境上的意义。其中的含义是;不符合上帝的规则的行为,没有科学论证的意识形态,部落的骄傲和狂热。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
11
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信