{"title":"KARAKTERISTIK ISOTOP 18O DAN 2H DARI BEBERAPA MATAAIR PANAS DI JAWA BARAT","authors":"Satrio Satrio, Rasi Prasetio, Paston Sidauruk","doi":"10.14203/RISETGEOTAM2020.V30.1090","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Mataair panas di Jawa Barat tersebar hampir merata dari selatan hingga utara dan umumnya berada di daerah gunung api, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif. Pada tahap eksplorasi panas bumi, keberadaan mataair panas ini sangat menarik untuk diteliti, khususnya terkait komposisi isotopnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sumber air panas di Jawa Barat dengan menggunakan pendekatan isotop stabil 2 H dan 18 O dari sejumlah sampel air panas yang diambil dari beberapa lokasi, yang meliputi Gunung Pancar dan Ciseeng, Bogor; Gunung Gede, Cianjur; Santa, Sukabumi; serta Palimanan, Cirebon. Hasil analisis isotop 18 O dan 2 H sampel air dari beberapa mataair panas di Jawa Barat menunjukkan bahwa karakteristik mataair panas Gunung Pancar dan Sukabumi lebih dominan berasal dari air meteorik. Sementara mataair panas daerah Ciseeng dan Palimanan merupakan hasil interaksi dengan batuan karbonat (CaCO 3 ). Sedangkan mataair panas area Gunung Gede berasal dari hasil interaksi dengan batuan andesitik dengan fraksi air andesitik antara 0,03 hingga 0,21. ABSTRACT – Stable Isotopes ( 18 O and 2 H) Characteristics of Several Hot Springs in West Java. Hot springs locations in West Java are distributed from south to north and are generally associated with active or inactive volcanoes. During the exploration stage, hot springs become a point of interest for geothermal investigation, especially regarding the water isotope compositions. This study aimed to obtain the hot springs' characteristics in West Java based on the 18 O and 2 H isotope compositions. Water samples were collected from several hot springs in West Java, i.e., Gunung Pancar and Ciseeng, Bogor; Gunung Gede, Cianjur; Santa, Sukabumi; and Palimanan, Cirebon. The result shows that the characteristics of Gunung Pancar and Sukabumi hot springs are dominated by meteoric water. Meanwhile, interactions with carbonate rocks occur in Ciseeng and Palimaman hot springs. While, hot springs in Gunung Gede are the product of water interaction with andesitic rocks, with the fraction of andesitic waters between 0.003 to 0.21.","PeriodicalId":41045,"journal":{"name":"Riset Geologi dan Pertambangan","volume":"164 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Riset Geologi dan Pertambangan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14203/RISETGEOTAM2020.V30.1090","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"GEOSCIENCES, MULTIDISCIPLINARY","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Mataair panas di Jawa Barat tersebar hampir merata dari selatan hingga utara dan umumnya berada di daerah gunung api, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif. Pada tahap eksplorasi panas bumi, keberadaan mataair panas ini sangat menarik untuk diteliti, khususnya terkait komposisi isotopnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sumber air panas di Jawa Barat dengan menggunakan pendekatan isotop stabil 2 H dan 18 O dari sejumlah sampel air panas yang diambil dari beberapa lokasi, yang meliputi Gunung Pancar dan Ciseeng, Bogor; Gunung Gede, Cianjur; Santa, Sukabumi; serta Palimanan, Cirebon. Hasil analisis isotop 18 O dan 2 H sampel air dari beberapa mataair panas di Jawa Barat menunjukkan bahwa karakteristik mataair panas Gunung Pancar dan Sukabumi lebih dominan berasal dari air meteorik. Sementara mataair panas daerah Ciseeng dan Palimanan merupakan hasil interaksi dengan batuan karbonat (CaCO 3 ). Sedangkan mataair panas area Gunung Gede berasal dari hasil interaksi dengan batuan andesitik dengan fraksi air andesitik antara 0,03 hingga 0,21. ABSTRACT – Stable Isotopes ( 18 O and 2 H) Characteristics of Several Hot Springs in West Java. Hot springs locations in West Java are distributed from south to north and are generally associated with active or inactive volcanoes. During the exploration stage, hot springs become a point of interest for geothermal investigation, especially regarding the water isotope compositions. This study aimed to obtain the hot springs' characteristics in West Java based on the 18 O and 2 H isotope compositions. Water samples were collected from several hot springs in West Java, i.e., Gunung Pancar and Ciseeng, Bogor; Gunung Gede, Cianjur; Santa, Sukabumi; and Palimanan, Cirebon. The result shows that the characteristics of Gunung Pancar and Sukabumi hot springs are dominated by meteoric water. Meanwhile, interactions with carbonate rocks occur in Ciseeng and Palimaman hot springs. While, hot springs in Gunung Gede are the product of water interaction with andesitic rocks, with the fraction of andesitic waters between 0.003 to 0.21.