{"title":"Relevansi Kajian Hukum Adat : Kasus Perkawinan Anak dari Masa ke Masa","authors":"S. V. Bemmelen, Mies Grijns","doi":"10.22146/JMH.38093","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractAlthough the prevalence of child marriage in Indonesia is still high, adat law studies on child marriage have not received as much attention as land-related studies. This research concerning a century of political debate on child marriage proves that child marriage can only be understood if examined from the perspective of the dynamic relationship between national law, religious law, and adat law. A comparison between the results of an antrophological case study on West Java (Sundanese and Islam) and a historical case study on North Sumatra (Toba Batak and Christian) shows that the legal culture of the community and the role of religious leaders are important determinants of the acceptance or rejection of child marriage. IntisariMeskipun prevalensi perkawinan anak di Indonesia masih tinggi, studi hukum adat terhadap perkawinan anak belum mendapat perhatian sebesar studi terkait tanah. Penelitian tentang satu abad debat politik tentang perkawinan anak ini membuktikan bahwa perkawinan anak hanya dapat dipahami bila diteliti dari sudut dinamika antara hukum negara, hukum agama dan hukum adat. Perbandingan studi kasus penelitian antropologi di Jawa Barat (suku Sunda, Islam) dan studi kasus sejarah di Sumatra Utara (suku Batak Toba, Kristen) menunjukkan bahwa budaya hukum masyarakat dan peran pemimpin agama adalah faktor penting penentu penerimaan atau penolakaan perkawinan anak.","PeriodicalId":30794,"journal":{"name":"Mimbar Hukum","volume":"2012 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-10-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"8","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Mimbar Hukum","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/JMH.38093","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 8
Abstract
AbstractAlthough the prevalence of child marriage in Indonesia is still high, adat law studies on child marriage have not received as much attention as land-related studies. This research concerning a century of political debate on child marriage proves that child marriage can only be understood if examined from the perspective of the dynamic relationship between national law, religious law, and adat law. A comparison between the results of an antrophological case study on West Java (Sundanese and Islam) and a historical case study on North Sumatra (Toba Batak and Christian) shows that the legal culture of the community and the role of religious leaders are important determinants of the acceptance or rejection of child marriage. IntisariMeskipun prevalensi perkawinan anak di Indonesia masih tinggi, studi hukum adat terhadap perkawinan anak belum mendapat perhatian sebesar studi terkait tanah. Penelitian tentang satu abad debat politik tentang perkawinan anak ini membuktikan bahwa perkawinan anak hanya dapat dipahami bila diteliti dari sudut dinamika antara hukum negara, hukum agama dan hukum adat. Perbandingan studi kasus penelitian antropologi di Jawa Barat (suku Sunda, Islam) dan studi kasus sejarah di Sumatra Utara (suku Batak Toba, Kristen) menunjukkan bahwa budaya hukum masyarakat dan peran pemimpin agama adalah faktor penting penentu penerimaan atau penolakaan perkawinan anak.
虽然印度尼西亚的童婚率仍然很高,但关于童婚的法律研究并没有像土地相关研究那样受到重视。通过对长达一个世纪的关于童婚的政治争论的研究,证明了只有从国内法、宗教法和习惯法之间的动态关系的角度来审视童婚,才能理解童婚。对西爪哇(巽他语和伊斯兰教)的人类学案例研究结果与北苏门答腊(多巴巴塔克语和基督教)的历史案例研究结果的比较表明,社区的法律文化和宗教领袖的作用是接受或拒绝童婚的重要决定因素。intisareskipun prevalensi perkawinan anak di Indonesia masih tinggi, studi hukum and the hahadap perkawinan anak belum, apat perkawinan anak, sebesar studi terkait tanah。在政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中,政治辩论中。在爪哇巴拉(suku Sunda,伊斯兰教)和在苏门答腊北部(suku Batak Toba, Kristen)研究kasus sejarah di Sumatra Utara (suku Batak Toba, Kristen) menunjukkan bahwa budaya hukum masyarakat dan peran pemimpin agama adalah faktor penentu penerimaan atau penolakaan perkawinan anak。