{"title":"Perseteruan Voltaire terhadap Islam dan Nabi Muhammad","authors":"Maulana Iban Salda, S. Rijal, Taslim HM. Yasin","doi":"10.22373/jpi.v2i1.12854","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Islam in Western thought has a very bad brand image and relative image. One western figure named Voltaire included an orientalist who insulted the Prophet Muhammad and the religion of Islam. The study aimed to find out specifically about Voltaire's understanding of the Prophet Muhammad and the religion of Islam, factors that influenced Voltaire in committing insults. The approach of the method chosen in this study is qualitative method, while the data used is sourced from literature review in the form of works written by Voltaire himself and the works of others on the work and thoughts of Voltaire. The results of the study said Voltaire initially hated Islam by mentioning the nascent religion and also called the Prophet Muhammad as a perverted many marrying women, girls and widows. Voltaire's reason for doing so was that he wanted to criticize the church's inappropriate policies through the issue of insulting Islam and the Prophet Muhammad. At the end of his history Voltaire upheld the tolerance of Islam and did not exist in Protestantism that is, Caliph Umar allowed Jews and Christians full freedom of conscience after the conquest of Jerusalem.AbstrakAgama Islam dalam pemikiran Barat mempunyai brand image dan citra relatif yang sangat buruk. Salah satu tokoh Barat yang bernama Voltaire termasuk seorang orientalis yang menghina Nabi Muhammad dan agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara khusus tentang pemahaman Voltaire terhadap Nabi Muhammad dan agama Islam dan faktor yang mempengaruhi Voltaire dalam melakukan penghinaan. Pendekatan metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Adapun data yang digunakan bersumber dari telaah kepustakaan berupa karya-karya yang ditulis sendiri oleh Voltaire dan karya-karya orang lain terhadap karya dan pemikiran Voltaire. Hasil penelitian menyebutkan Voltaire pada awalnya membenci Islam dengan menyebut agama yang baru lahir dan Nabi Muhammad sebagai seorang yang mesum dan menikah dengan banyak perempuan, baik gadis maupun janda. Alasan Voltaire berpendapat demikian karena dia ingin mengkritik kebijakan-kebijakan gereja yang tidak sesuai, menurutnya melalui isu menghina Islam dan Nabi Muhammad. Pada akhir hidupnya, Voltaire menjunjung tinggi toleransi yang ada pada agama Islam dan tidak ada pada agama Protestan seperti Khalifah Umar mengizinkan kebebasan dalam pelaksanaan agamanya bagi orang beragama Yahudi dan orang beragama Kristen, hal ini terjadi setelah penaklukkan Yerusalem.","PeriodicalId":32157,"journal":{"name":"Akademika Jurnal Pemikiran Islam","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Akademika Jurnal Pemikiran Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/jpi.v2i1.12854","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Islam in Western thought has a very bad brand image and relative image. One western figure named Voltaire included an orientalist who insulted the Prophet Muhammad and the religion of Islam. The study aimed to find out specifically about Voltaire's understanding of the Prophet Muhammad and the religion of Islam, factors that influenced Voltaire in committing insults. The approach of the method chosen in this study is qualitative method, while the data used is sourced from literature review in the form of works written by Voltaire himself and the works of others on the work and thoughts of Voltaire. The results of the study said Voltaire initially hated Islam by mentioning the nascent religion and also called the Prophet Muhammad as a perverted many marrying women, girls and widows. Voltaire's reason for doing so was that he wanted to criticize the church's inappropriate policies through the issue of insulting Islam and the Prophet Muhammad. At the end of his history Voltaire upheld the tolerance of Islam and did not exist in Protestantism that is, Caliph Umar allowed Jews and Christians full freedom of conscience after the conquest of Jerusalem.AbstrakAgama Islam dalam pemikiran Barat mempunyai brand image dan citra relatif yang sangat buruk. Salah satu tokoh Barat yang bernama Voltaire termasuk seorang orientalis yang menghina Nabi Muhammad dan agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara khusus tentang pemahaman Voltaire terhadap Nabi Muhammad dan agama Islam dan faktor yang mempengaruhi Voltaire dalam melakukan penghinaan. Pendekatan metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Adapun data yang digunakan bersumber dari telaah kepustakaan berupa karya-karya yang ditulis sendiri oleh Voltaire dan karya-karya orang lain terhadap karya dan pemikiran Voltaire. Hasil penelitian menyebutkan Voltaire pada awalnya membenci Islam dengan menyebut agama yang baru lahir dan Nabi Muhammad sebagai seorang yang mesum dan menikah dengan banyak perempuan, baik gadis maupun janda. Alasan Voltaire berpendapat demikian karena dia ingin mengkritik kebijakan-kebijakan gereja yang tidak sesuai, menurutnya melalui isu menghina Islam dan Nabi Muhammad. Pada akhir hidupnya, Voltaire menjunjung tinggi toleransi yang ada pada agama Islam dan tidak ada pada agama Protestan seperti Khalifah Umar mengizinkan kebebasan dalam pelaksanaan agamanya bagi orang beragama Yahudi dan orang beragama Kristen, hal ini terjadi setelah penaklukkan Yerusalem.
伊斯兰教在西方思想中有着非常恶劣的品牌形象和相对形象。一位名叫伏尔泰的西方人物是一位东方主义者,他侮辱了先知穆罕默德和伊斯兰教。这项研究的具体目的是找出伏尔泰对先知穆罕默德和伊斯兰教的理解,以及影响伏尔泰侮辱他人的因素。本研究选择的方法是定性方法,使用的数据来源于文献综述,以伏尔泰本人的作品和其他人关于伏尔泰的作品和思想的作品的形式。研究结果显示,伏尔泰一开始对伊斯兰教充满仇恨,因为他提到了这个新生的宗教,他还称先知穆罕默德是一个与妇女、少女和寡妇结婚的变态。伏尔泰这样做的原因是,他想通过侮辱伊斯兰教和先知穆罕默德的问题来批评教会的不当政策。伏尔泰在他的历史的最后坚持对伊斯兰教的宽容,而在新教中不存在,即哈里发欧麦尔在征服耶路撒冷后允许犹太人和基督徒有充分的良心自由。摘要:agama Islam dalam pemikiran Barat mempunyai品牌形象dan citra相对于yang sangat buruk。伏尔泰,东方之父,伊斯兰之父,穆罕默德之父。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara khusus tentang pemahaman伏尔泰terhadap Nabi Muhammad dan agama伊斯兰dan faktor yang mempengaruhi伏尔泰dalam melakukan penghinaan。Pendekatan方法yang dipilih dalam penelitian ini adalah方法定性。Adapun data yang digunakan bersumber dari telaah kepustakaan berupa karya-karya yang ditulis sendiri oleh Voltaire dan karya orang lain terhadap karya dan pemikiran Voltaire。哈西尔penelitian menyebutkan伏尔泰帕达·阿瓦尼亚成员伊斯兰教,邓巴尼亚,但agama yang baru lahir dan Nabi穆罕默德·塞巴尼亚,seorang yang博物馆,丹巴尼亚,邓巴尼亚,perempuan, baik gadis maupun janda。伏尔泰(Alasan Voltaire)在伊斯兰教和穆罕默德(Nabi Muhammad)之间的关系。Pada akhir hidupnya, Voltaire menjunjung tinggi toleransi yang ada ada agama Islam dan tidak ada ada agama Protestan seperti Khalifah Umar mengizinkan kebebasan dalam pelaksanaan agamanya bagi orang beragama Yahudi dan orang beragama Kristen, halini terjadi setelah penaklukkan jerusalem。