ETHNOMEDICINE OF MEDICINAL PLANTS USED BY TRADITIONAL HEALERS TO FACILITATE BONE INJURY HEALING IN WEST KALIMANTAN, INDONESIA

F. Mustofa, N. Rahmawati, S. Saryanto
{"title":"ETHNOMEDICINE OF MEDICINAL PLANTS USED BY TRADITIONAL HEALERS TO FACILITATE BONE INJURY HEALING IN WEST KALIMANTAN, INDONESIA","authors":"F. Mustofa, N. Rahmawati, S. Saryanto","doi":"10.22435/JTOI.V14I1.4766","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT \nMedicinal plants have been used to facilitate bone injury healing in many communities. West Kalimantan is rich in diversity of medicinal plants and local wisdom owned by ethnic groups. As forest destruction is getting increases, it leads to the extinction of certain medicinal plant species there. Thus, it is crucial to document plant species with medicinal properties and traditional knowledge as valuable information passed down by generation. A semi-structured questionnaire was employed to interview 51 traditional healers from 28 ethnic groups that were selected by purposive sampling method. Field observation and specimen collection were carried out for botanical identification. A quantitative analysis was calculated to obtain plant proportion, Use Value (UV), Family Use Value (FUV), and Informant’s Consensus Factor (ICF). The result revealed there were 134 plant species of 53 botanical families from eight districts in West Kalimantan. Eleven species of plants reported having UV of species at least 0.10 (5 citations). Zingiber officinale was the most frequently used species to facilitate bone injury (22 citations; UV=0.43). The botanical family with the highest number of species was Rubiaceae (13 species) and the highest level of Family Use Value-FUV was Acanthaceae (0.13). The Informant Consensus Factor (ICF) for facilitating bone injury was 0.48. Most of the therapy in this study administered externally (85.07%), used leaves (66.67%), and a mixture composition from several plants (93.28%). The evaluation is critically required to support the medicinal plant’s scientific evidence in facilitating bone injury for both local and global communities. Moreover, the traditional healers need education regarding conservation issues, since most of the plants are still obtained from the wild. \nKeywords: medicinal plants, traditional healer, bone injury, West Kalimantan \nABSTRAK \nTanaman obat telah banyak dimanfaatkan untuk mengatasi cedera tulang di berbagai komunitas di Indonesia. Kalimantan Barat kaya akan keanekaragaman tumbuhan obat dan kearifan lokal yang dimiliki oleh kelompok-kelompok etnisnya. Saat ini, kerusakan hutan dan alih fungsinya mengancam kepunahan beberapa spesies tanaman obat. Oleh karena itu, penting untuk mendokumentasikan jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dan juga pengetahuan tradisional sebagai informasi berharga yang disampaikan secara turun temurun. Studi ini melibatkan 51 pengobat tradisional dari 28 kelompok etnis yang diseleksi secara purposive sampling. Pengamatan lapangan dan pengambilan spesimen dilakukan untuk keperluan identifikasi botani. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan proporsi tanaman, Use Value (UV), Family Use Value (FUV), dan Informant Consensus Factor (ICF). Studi ini mengungkapkan 134 spesies tanaman obat dari 53 familia yang terdapat pada delapan kabupaten di Kalimantan Barat. Sebelas spesies tanaman dilaporkan memiliki UV spesies setidaknya 0,10 (5 sitasi). Zingiber officinale merupakan spesies yang paling sering digunakan untuk mengatasi cedera tulang (22 sitasi; UV=0,43). Familia dengan jumlah spesies tertinggi adalah Rubiaceae (13 spesies) dan nilai FUV tertinggi adalah Acanthaceae (0,13). Informant Consensus Factor (ICF) untuk memfasilitasi cedera tulang adalah 0,48. Sebagian besar terapi diberikan secara eksternal (85,07%). Penggunaan daun sebagai bahan ramuan (66,67%) dan komposisi ramuan adalah campuran dari beberapa tanaman (93,28%). Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk memberikan bukti ilmiah tanaman obat dalam mengatasi cedera tulang, baik untuk komunitas lokal maupun global. Sebagian besar tanaman masih diperoleh dari alam tanpa upaya penanaman kembali, sehingga diperlukan edukasi terkait pengetahuan konservasi bagi pengobat tradisional. \nKata kunci : tumbuhan obat, pengobat tradisional, cedera tulang, Kalimantan Barat \n ","PeriodicalId":17794,"journal":{"name":"Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/JTOI.V14I1.4766","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4

Abstract

ABSTRACT Medicinal plants have been used to facilitate bone injury healing in many communities. West Kalimantan is rich in diversity of medicinal plants and local wisdom owned by ethnic groups. As forest destruction is getting increases, it leads to the extinction of certain medicinal plant species there. Thus, it is crucial to document plant species with medicinal properties and traditional knowledge as valuable information passed down by generation. A semi-structured questionnaire was employed to interview 51 traditional healers from 28 ethnic groups that were selected by purposive sampling method. Field observation and specimen collection were carried out for botanical identification. A quantitative analysis was calculated to obtain plant proportion, Use Value (UV), Family Use Value (FUV), and Informant’s Consensus Factor (ICF). The result revealed there were 134 plant species of 53 botanical families from eight districts in West Kalimantan. Eleven species of plants reported having UV of species at least 0.10 (5 citations). Zingiber officinale was the most frequently used species to facilitate bone injury (22 citations; UV=0.43). The botanical family with the highest number of species was Rubiaceae (13 species) and the highest level of Family Use Value-FUV was Acanthaceae (0.13). The Informant Consensus Factor (ICF) for facilitating bone injury was 0.48. Most of the therapy in this study administered externally (85.07%), used leaves (66.67%), and a mixture composition from several plants (93.28%). The evaluation is critically required to support the medicinal plant’s scientific evidence in facilitating bone injury for both local and global communities. Moreover, the traditional healers need education regarding conservation issues, since most of the plants are still obtained from the wild. Keywords: medicinal plants, traditional healer, bone injury, West Kalimantan ABSTRAK Tanaman obat telah banyak dimanfaatkan untuk mengatasi cedera tulang di berbagai komunitas di Indonesia. Kalimantan Barat kaya akan keanekaragaman tumbuhan obat dan kearifan lokal yang dimiliki oleh kelompok-kelompok etnisnya. Saat ini, kerusakan hutan dan alih fungsinya mengancam kepunahan beberapa spesies tanaman obat. Oleh karena itu, penting untuk mendokumentasikan jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dan juga pengetahuan tradisional sebagai informasi berharga yang disampaikan secara turun temurun. Studi ini melibatkan 51 pengobat tradisional dari 28 kelompok etnis yang diseleksi secara purposive sampling. Pengamatan lapangan dan pengambilan spesimen dilakukan untuk keperluan identifikasi botani. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan proporsi tanaman, Use Value (UV), Family Use Value (FUV), dan Informant Consensus Factor (ICF). Studi ini mengungkapkan 134 spesies tanaman obat dari 53 familia yang terdapat pada delapan kabupaten di Kalimantan Barat. Sebelas spesies tanaman dilaporkan memiliki UV spesies setidaknya 0,10 (5 sitasi). Zingiber officinale merupakan spesies yang paling sering digunakan untuk mengatasi cedera tulang (22 sitasi; UV=0,43). Familia dengan jumlah spesies tertinggi adalah Rubiaceae (13 spesies) dan nilai FUV tertinggi adalah Acanthaceae (0,13). Informant Consensus Factor (ICF) untuk memfasilitasi cedera tulang adalah 0,48. Sebagian besar terapi diberikan secara eksternal (85,07%). Penggunaan daun sebagai bahan ramuan (66,67%) dan komposisi ramuan adalah campuran dari beberapa tanaman (93,28%). Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk memberikan bukti ilmiah tanaman obat dalam mengatasi cedera tulang, baik untuk komunitas lokal maupun global. Sebagian besar tanaman masih diperoleh dari alam tanpa upaya penanaman kembali, sehingga diperlukan edukasi terkait pengetahuan konservasi bagi pengobat tradisional. Kata kunci : tumbuhan obat, pengobat tradisional, cedera tulang, Kalimantan Barat  
印度尼西亚西加里曼丹,传统治疗师用来促进骨损伤愈合的药用植物的民族医学
在许多社区,药用植物已被用来促进骨损伤愈合。西加里曼丹拥有丰富多样的药用植物和各民族拥有的地方智慧。随着森林破坏的增加,它导致某些药用植物物种的灭绝。因此,将具有药用价值的植物物种和传统知识作为有价值的信息代代相传是至关重要的。采用半结构化问卷法,对28个民族的51名传统治疗师进行了有目的抽样调查。野外观察和标本采集进行了植物鉴定。定量分析计算得到植物比例、使用价值(UV)、家庭使用价值(FUV)和告密者共识因子(ICF)。结果表明,西加里曼丹省共有8个区53科134种植物。11种植物的UV值至少为0.10(5次引用)。生姜是最常用于促进骨损伤的物种(22次引用;紫外线= 0.43)。种数最多的植物科是茜草科(13种),科用价值fuv水平最高的是棘科(0.13)。促进骨损伤的信息一致因子(ICF)为0.48。本研究中大部分的治疗方法是外用(85.07%)、用叶(66.67%)和几种植物的混合组合物(93.28%)。评估是迫切需要的,以支持药用植物在促进当地和全球社区骨损伤方面的科学证据。此外,传统治疗师需要关于保护问题的教育,因为大多数植物仍然是从野外获得的。关键词:药用植物,传统治疗师,骨损伤,西加里曼丹Kalimantan Barat kaya akan keanekaragaman tumbuhan obat dan kearifan local yang dimiliki oleh kelompok-kelompok etnisnya。[3]黄芩属植物,黄芩属植物,黄芩属植物,黄芩属植物。Oleh karena itu, pentuk mendokumentasikan jenis tumbuhan yang berkasiat obat danjuga pengetahuan传统的sebagai信息是berharga yang disamaikan secara turun temurun。研究了51个彭戈巴传统达里28个kelompok, yang, diselekksi, secara的目的抽样。pengaman lapangan dan pengambilan spesimen dilakukan untuk keperluan identifikasi botani。使用价值(UV)、家庭使用价值(FUV)、知情者共识因子(ICF)的定量分析。研究加里曼丹地区134种柽柳柳53科。紫外光属植物,紫外光属植物,199,10(5)。姜属植物:杨帕林,云南,迪库纳坎,云南,蒙古;紫外线= 0,43)。登干木兰花科,龙葵科(13种),龙葵科,龙葵科(0,13)。信息者共识因子(ICF)是一种基于信息者共识因子的研究方法。Sebagian besar terapi diberikan secara eksternal(85,07%)。Penggunaan daun sebagai bahan ramuan (66,67%) dan komposisi ramuan adalah campuran dari beberapa tanaman(93,28%)。Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk成员bukti ilmiah tanaman obat dalam mengatasi cedera tulang, baik untuk komunitas local maupun global。Sebagian besar tanaman masih diperoleh dari alam tanpa upaya penanaman kembali, sehinga diperlukan edukasi terkait pengetahuan konservasi bagi pengobat传统。Kata kunci: tumbuhan obat, pengobat traditional, cedera tulang, Kalimantan Barat
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信