{"title":"Potensi peningkatan efek sedasi dan gangguan ritme jantung pada pengobatan skizofrenia","authors":"Julaeha Julaeha, Nurhaliza","doi":"10.57174/jborn.v2i2.26","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Skizofrenia paranoid merupakan tipe skizofrenia yang paling banyak diderita di berbagai negara. Gejala psikosis yang dialami berupa delusi yang secara relatif stabil, seringkali bersifat paranoid, biasanya disertai dengan halusinasi, terutama halusinasi pendengaran, dan gangguan persepsi. Pasien “X” berumur 22 tahun dirawat dan didiagnosa skizofrenia paranoid dengan keluhan gelisa selama 4 hari terakhir, emosi labil, teriak-teriak, memukul, mengancam akan membunuh. Pasien mendapatkan terapi risperidon 2 mg, lorazepam 1 mg, trifluoferazin 5 m, dan olanzapin 5 mg. Masalah terkait obat yang ditemukan adalah adanya interaksi obat risperidon dengan lorazepam, yaitu dapat meningkatkan sedasi dan trifluoferazin dengan risperidon dapat memperpanjang interval QT. Pemantauan perbaikan gejala psikosis, efek sedasi dan gangguan ritme jantung perlu dilakukan utuk memastikan keberhasilan dan keamanan dari terapi yang diberikan.","PeriodicalId":9118,"journal":{"name":"Borneo Journal of Pharmacy","volume":"320 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Borneo Journal of Pharmacy","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.57174/jborn.v2i2.26","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Skizofrenia paranoid merupakan tipe skizofrenia yang paling banyak diderita di berbagai negara. Gejala psikosis yang dialami berupa delusi yang secara relatif stabil, seringkali bersifat paranoid, biasanya disertai dengan halusinasi, terutama halusinasi pendengaran, dan gangguan persepsi. Pasien “X” berumur 22 tahun dirawat dan didiagnosa skizofrenia paranoid dengan keluhan gelisa selama 4 hari terakhir, emosi labil, teriak-teriak, memukul, mengancam akan membunuh. Pasien mendapatkan terapi risperidon 2 mg, lorazepam 1 mg, trifluoferazin 5 m, dan olanzapin 5 mg. Masalah terkait obat yang ditemukan adalah adanya interaksi obat risperidon dengan lorazepam, yaitu dapat meningkatkan sedasi dan trifluoferazin dengan risperidon dapat memperpanjang interval QT. Pemantauan perbaikan gejala psikosis, efek sedasi dan gangguan ritme jantung perlu dilakukan utuk memastikan keberhasilan dan keamanan dari terapi yang diberikan.