{"title":"Islamic Moral Life and Threats To It","authors":"M. Javadi","doi":"10.20871/KPJIPM.V4I1.60","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak : Islam memahami konsep kehidupan bermoral dalam rangka olah jiwa demi memenuhi syarat menjadi dekat dengan Tuhan, yang transenden. Untuk itu, alih-alih memahami realisasi-diri seseorang sebagai alasan untuk mewujudkan atau selaras dengan hasrat dirinya, sebagaimana telah umum diterima di dunia modern, Islam memandang realisasi diri sebagai hasil dari upaya kontrol diri, dengan mengatasi hasrat aktual dan meningkatkan kehendaknya dalam mewujudkan keselarasan antara aspek psikis (jiwa) --mencakup aktivitas emosional (hati) dan teoritis (nalar) dan aspek fisik (raga)-- berupa tindakan praktis (aksi). Kondisi yang diperlukan bagi kedua aspek tersebut terumuskan dalam istilah “iman” dan “amal saleh.” Kata kunci: ibadah, moralitas (akhlaq) Islam, iman, amal salih, olah jiwa, subjektifisme, relativisme cultural, keraguan, sektarianisme, ketidakadilan. Abstract : Islam comprehends the concept of moral life in the term of cultivate of soul to be eligible for drawing near to the transcendent reality, Allah. For that aim, instead of understanding self-realization as permission to submit to one’s appetites, as commonly accepted in modern world, Islam considers self-realization as fruit of self-control by transcending his actual desires and improving his will to make a harmony between psychial aspect (soul) --that covers emotional (heart) and theoretical (reason) activity - and physical aspect (body) – i.e. practical activity (action). The required state of both aspect are formulated in the term “faith” (iman) and “righteous deeds” (amal Salih). Keywords : worship of God (ibadah), Islamic morality (akhlaq), faith (iman), righteous deeds (amal salih), cultivation of soul, subjectivism, cultural relativism, doubt, sectarianism, injustice.","PeriodicalId":31008,"journal":{"name":"Kanz Philosophia A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism","volume":"26 1","pages":"125-133"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2014-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kanz Philosophia A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20871/KPJIPM.V4I1.60","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstrak : Islam memahami konsep kehidupan bermoral dalam rangka olah jiwa demi memenuhi syarat menjadi dekat dengan Tuhan, yang transenden. Untuk itu, alih-alih memahami realisasi-diri seseorang sebagai alasan untuk mewujudkan atau selaras dengan hasrat dirinya, sebagaimana telah umum diterima di dunia modern, Islam memandang realisasi diri sebagai hasil dari upaya kontrol diri, dengan mengatasi hasrat aktual dan meningkatkan kehendaknya dalam mewujudkan keselarasan antara aspek psikis (jiwa) --mencakup aktivitas emosional (hati) dan teoritis (nalar) dan aspek fisik (raga)-- berupa tindakan praktis (aksi). Kondisi yang diperlukan bagi kedua aspek tersebut terumuskan dalam istilah “iman” dan “amal saleh.” Kata kunci: ibadah, moralitas (akhlaq) Islam, iman, amal salih, olah jiwa, subjektifisme, relativisme cultural, keraguan, sektarianisme, ketidakadilan. Abstract : Islam comprehends the concept of moral life in the term of cultivate of soul to be eligible for drawing near to the transcendent reality, Allah. For that aim, instead of understanding self-realization as permission to submit to one’s appetites, as commonly accepted in modern world, Islam considers self-realization as fruit of self-control by transcending his actual desires and improving his will to make a harmony between psychial aspect (soul) --that covers emotional (heart) and theoretical (reason) activity - and physical aspect (body) – i.e. practical activity (action). The required state of both aspect are formulated in the term “faith” (iman) and “righteous deeds” (amal Salih). Keywords : worship of God (ibadah), Islamic morality (akhlaq), faith (iman), righteous deeds (amal salih), cultivation of soul, subjectivism, cultural relativism, doubt, sectarianism, injustice.