Sahril Ramadhan, Yanri Wijayanti Subroto, A. Probandari
{"title":"Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengobatan Penderita Tuberkulosis di Kabupaten Bima 20142016","authors":"Sahril Ramadhan, Yanri Wijayanti Subroto, A. Probandari","doi":"10.22435/mpk.v29i2.542","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract \nTuberculosis is the world health problems. Indonesia is the second largest country with TB sufferers after India. The treatment success rate atBima District in 2016 was 89.10%. The aim of the study was to find out the determinants of the successful treatment of tuberculosis patients in Bima District. This study is an analytical using a retrospective cohort design. The population is all TB patient in Bima District. The independent variables are gender, age, distance of the house, anatomic location of the disease, history of previous treatment and the basis of diagnosis. The dependent variable is the success of treatment consisting of recovery and complete treatment. Data was obtained from the TB register secondary data TB.03 Bima District Health Office. Chi-square and Fisher exact test was employed for data analysis. Obtained 1,402 TB sufferers , 1,232 TB patients data included in the study analysis with an average ≥ 15 years as many as 1198 (97%), and 803 (65%) were men. A total 1,154 (94%) entered the definition of successful treatment. The success of treatment for TB patients is influenced by gender (RR:1.016; CI 95%:0.987 to 1.046; p=0.369) and age (RR:1.070; CI 95%:1.054 to 1.086; p=0.163) but statistically insignificant. Distance of houses with health facilities (RR:0.962; CI 95%:0.995 to 0.930; p=0.139), anatomic location of disease (RR :0.934; CI 95%:0.920 to 0.948; p=0.109), previous treatment history (RR:0.998; CI 95%:0.936 to 1.064; p=1.00), basic diagnosis (RR:0.935; CI 95%:0.922 to 0.949; p=0.399) did not affect the success of TB treatment and statistically insignificant. There are no factors that proved to significantly be the deciding factor for the success of the treatment of TB. \nAbstrak \nTuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan dunia. Indonesia merupakan negara dengan penderita TB terbanyak kedua setelah India. Angka keberhasilan pengobatan TB di Kabupaten Bima pada tahun 2016 adalah 89,10%. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor determinan keberhasilan pengobatan penderita TB di Kabupaten Bima. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain kohort retrospektif. Populasi adalah seluruh penderita TB di Kabupaten Bima. Variabel bebas yaitu jenis kelamin, usia, jarak rumah, lokasi anatomi penyakit, riwayat pengobatan sebelumnya, dan dasar diagnosis. Variabel terikat adalah keberhasilan pengobatan terdiri atas sembuh dan pengobatan lengkap. Data diperoleh dari data sekunder register TB.03 Dinas Kesehatan Kabupaten Bima. Analisis data dengan univariat, bivariat dengan uji Chi-square dan fisher exact test. Didapatkan 402 Penderita TB, 1.232 data pasien masuk dalam analisis penelitian dengan usia rata-rata ≥15 tahun 1.198 (97%), dan 803 (65%) adalah laki-laki. Sebanyak 1.154 orang (94%) masuk dalam definisi berhasil pengobatan. Keberhasilan pengobatan penderita TB dipengaruhi oleh jenis kelamin (RR=1,016; CI 95%:0,987-1,046; p=0,369) dan usia (RR=1,070; CI 95%:1,054-1,086; p=0,163) tetapi secara statistik tidak signifikan. Jarak rumah dengan fasilitas pelayanan kesehatan (RR=0,962; CI 95%:0,930-0,995; p=0,139), lokasi anatomi penyakit (RR=0,934; CI 95%:0,920-0,948; p=0,109), riwayat pengobatan sebelumnya (RR=0,998; CI 95%:0,9361,064; p=1,00), dasar diagnosis (RR=0,935; CI 95%:0,922-0,949; p=0,399) tidak mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB dan secara statistik tidak signifikan. Tidak ada faktor yang terbukti secara signifikan menjadi faktor penentu bagi keberhasilan pengobatan TB.","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2019-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/mpk.v29i2.542","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract
Tuberculosis is the world health problems. Indonesia is the second largest country with TB sufferers after India. The treatment success rate atBima District in 2016 was 89.10%. The aim of the study was to find out the determinants of the successful treatment of tuberculosis patients in Bima District. This study is an analytical using a retrospective cohort design. The population is all TB patient in Bima District. The independent variables are gender, age, distance of the house, anatomic location of the disease, history of previous treatment and the basis of diagnosis. The dependent variable is the success of treatment consisting of recovery and complete treatment. Data was obtained from the TB register secondary data TB.03 Bima District Health Office. Chi-square and Fisher exact test was employed for data analysis. Obtained 1,402 TB sufferers , 1,232 TB patients data included in the study analysis with an average ≥ 15 years as many as 1198 (97%), and 803 (65%) were men. A total 1,154 (94%) entered the definition of successful treatment. The success of treatment for TB patients is influenced by gender (RR:1.016; CI 95%:0.987 to 1.046; p=0.369) and age (RR:1.070; CI 95%:1.054 to 1.086; p=0.163) but statistically insignificant. Distance of houses with health facilities (RR:0.962; CI 95%:0.995 to 0.930; p=0.139), anatomic location of disease (RR :0.934; CI 95%:0.920 to 0.948; p=0.109), previous treatment history (RR:0.998; CI 95%:0.936 to 1.064; p=1.00), basic diagnosis (RR:0.935; CI 95%:0.922 to 0.949; p=0.399) did not affect the success of TB treatment and statistically insignificant. There are no factors that proved to significantly be the deciding factor for the success of the treatment of TB.
Abstrak
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan dunia. Indonesia merupakan negara dengan penderita TB terbanyak kedua setelah India. Angka keberhasilan pengobatan TB di Kabupaten Bima pada tahun 2016 adalah 89,10%. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor determinan keberhasilan pengobatan penderita TB di Kabupaten Bima. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain kohort retrospektif. Populasi adalah seluruh penderita TB di Kabupaten Bima. Variabel bebas yaitu jenis kelamin, usia, jarak rumah, lokasi anatomi penyakit, riwayat pengobatan sebelumnya, dan dasar diagnosis. Variabel terikat adalah keberhasilan pengobatan terdiri atas sembuh dan pengobatan lengkap. Data diperoleh dari data sekunder register TB.03 Dinas Kesehatan Kabupaten Bima. Analisis data dengan univariat, bivariat dengan uji Chi-square dan fisher exact test. Didapatkan 402 Penderita TB, 1.232 data pasien masuk dalam analisis penelitian dengan usia rata-rata ≥15 tahun 1.198 (97%), dan 803 (65%) adalah laki-laki. Sebanyak 1.154 orang (94%) masuk dalam definisi berhasil pengobatan. Keberhasilan pengobatan penderita TB dipengaruhi oleh jenis kelamin (RR=1,016; CI 95%:0,987-1,046; p=0,369) dan usia (RR=1,070; CI 95%:1,054-1,086; p=0,163) tetapi secara statistik tidak signifikan. Jarak rumah dengan fasilitas pelayanan kesehatan (RR=0,962; CI 95%:0,930-0,995; p=0,139), lokasi anatomi penyakit (RR=0,934; CI 95%:0,920-0,948; p=0,109), riwayat pengobatan sebelumnya (RR=0,998; CI 95%:0,9361,064; p=1,00), dasar diagnosis (RR=0,935; CI 95%:0,922-0,949; p=0,399) tidak mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB dan secara statistik tidak signifikan. Tidak ada faktor yang terbukti secara signifikan menjadi faktor penentu bagi keberhasilan pengobatan TB.
摘要结核病是世界性的健康问题。印度尼西亚是仅次于印度的第二大结核病患者国家。2016年比马区治疗成功率为89.10%。这项研究的目的是找出比马区结核病患者成功治疗的决定因素。本研究采用回顾性队列设计进行分析。比马区人口均为结核病患者。自变量包括性别、年龄、住所距离、疾病的解剖位置、既往治疗史和诊断依据。因变量是治疗的成功,包括恢复和完全治疗。数据来自结核病登记二级数据TB.03 Bima区卫生办事处。数据分析采用卡方检验和Fisher精确检验。获得1402例结核病患者,1232例结核病患者资料纳入研究分析,平均≥15年的患者多达1198例(97%),其中803例(65%)为男性。共有1154例(94%)进入治疗成功的定义。结核病患者治疗成功率受性别影响(RR:1.016;CI 95%:0.987 ~ 1.046;p=0.369)和年龄(RR:1.070;CI 95%:1.054 ~ 1.086;P =0.163),但统计学上不显著。住房与卫生设施的距离(RR:0.962;CI 95%:0.995 ~ 0.930;p=0.139)、疾病解剖位置(RR:0.934;CI 95%:0.920 ~ 0.948;p=0.109)、既往治疗史(RR:0.998;CI 95%:0.936 ~ 1.064;p=1.00)、基础诊断(RR:0.935;CI 95%:0.922 ~ 0.949;p=0.399)不影响结核病治疗的成功,统计学上不显著。没有任何因素被证明是结核病治疗成功的决定性因素。【摘要】结核病(TB)。印度尼西亚merupakan negara dengan penderita TB terbanyak kedua setelah印度。Angka keberhasilan pengobatan TB di Kabupaten Bima padtahun 2016 adalah 89,10%。Tujuan penpenelitian untuk mengetahui因子测定keberhasilan pengobatan penpentahui因子测定TB di Kabupaten Bima。Penelitian ini merupakan Penelitian analytitian dengan menggunakan desain简短回顾。民众adalah seluruh penderita TB di Kabupaten Bima。不同类型的疾病有:yaitu jenis kelamin, usia, jarak rumah, lokasi anatomi penyakit, riwayat pengobatan sebelumnya, dan dasar诊断。变量terikat adalah keberhasilan pengobatan terdiri atas sembuh dan pengobatan lengkap。数据管理员在注册表TB.03下进行数据检索。数据单变量登根分析,双变量登根乌吉卡方丹费雪精确检验。Didapatkan 402 Penderita TB, 1.232数据pasien masuk dalam分析penelitian dengan usia rata-rata≥15 tahun 1.198 (97%), dan 803 (65%) adalah laki-laki。Sebanyak 1.154 orangang (94%) masuk dalam definisi berhasil pengobatan。结核分枝杆菌分枝杆菌分枝杆菌分枝杆菌分枝杆菌分枝杆菌分枝杆菌分枝杆菌分枝杆菌(RR= 1016;CI 95%: 0987 - 1046;p= 0.369)和usia (RR= 1070;CI 95%: 1054 - 1086;P = 0.163),差异有统计学意义。Jarak rumah dengan fasilitas pelayanan kesehatan (RR= 0.962;CI 95%: 0930 - 0995;p=0,139), lokasi anatomi penyakit (RR=0,934;CI 95%: 0920 - 0948;p=0,109), riwayat pengobatan sebelumnya (RR=0,998;95% CI: 0、9361、064;p= 1000), dasar诊断(RR= 0.935;CI 95%: 0922 - 0949;(p=0,399) tidak mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB dan secara统计数据具有显著性。Tidak ada factor for yang terbukti secara显著,menjadi factor for penentu bagi keberhasilan pengobatan TB。