{"title":"PENDEKATAN ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT UNTUK PERMASALAHAN SEKSUAL SUKU TENGGER DI DESA ARGOSARI, LUMAJANG, INDONESIA","authors":"Weka Sidha Bhagawan, Ubaidillah Abdel Barsyaif, Moch. Amrun Hidayat","doi":"10.22435/jtoi.v14i2.4169","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT \nThe people of Tengger in Argosari village receive their knowledge of traditional medicine from their ancestors. This traditional knowledge is inherited and subsequently preserved across generations. This ethnobotanical medicinal plant study began with the participation observatory method and interviewed 28 local Tenggerese people who were selected by purposive and snowball sampling. Ethnobotanical data were analyzed to understand the proportion of cited plants. The analysis was calculated to obtain species use-value (SUV), family use-value (FUV), and fidelity level (FL). We have inventoried 16 species of plants belonging to 9 families to treat five types of sexual problems. The result showed that Piper betle L. had the highest SUV (1.21). Zingiberaceae was recorded as the largest family (6 plant species) with high FUV (0.69). Rhizome (47,06%) and leaves (41.18%) are the most dominant parts used as ingredients in traditional medicine. The majority of Argosari villagers prepare medicinal plants by decoction techniques (94.12%), then use them orally (94.12%). Pimpinella pruatjan Molkenb. (purwoceng) that is used for aphrodisiac has the highest FL value (78.57%). So it has the potential to be developed related to its pharmacological effects and the content of its active secondary metabolites. Since P. pruatjan is categorized as rare and protected species, so it requires a policy on its use as raw material for traditional medicines. \n Keywords: Ethnobotany, Medicinal plants, Sexual problems, Tengger tribe, Argosari Village. \n \nABSTRAK \nMasyarakat suku Tengger di desa Argosari mendapatkan ilmu pengobatan tradisional dari nenek moyang mereka. Pengetahuan tumbuhan obat ini diwariskan dan selanjutnya dilestarikan dari generasi ke generasi. Pendekatan etnobotani tumbuhan obat ini dimulai dengan metode participation observatory dan mewawancarai 28 masyarakat lokal suku Tengger yang diseleksi secara purposive dan snowball sampling. Analisis data etnobotani digunakan untuk memahami proposi tumbuhan yang tersitasi, yaitu: species use-value (SUV), family use-value (FUV), dan fidelity level (FL). Studi ini telah berhasil menginventarisasi 16 spesies tumbuhan yang termasuk dalam 9 famili untuk pengobatan 5 jenis penyakit permasalahan seksual. Sirih (Piper betle L.) memiliki SUV tertinggi yaitu 1,21, sedangkan Zingiberaceae terdata sebagai famili terbanyak (6 spesies tumbuhan) dengan FUV tertinggi (0,69). Rimpang (47,06%) dan daun (41,18%) merupakan bagian yang dominan digunakan sebagai bahan obat tradisional. Mayoritas masyarakat desa Argosari mempreparasi tumbuhan obat tersebut dengan tehnik dekokta (94,12%), selanjutnya menggunakannya secara oral (94,12%). Pimpinella pruatjan Molkenb. (purwoceng) yang berfungsi sebagai tumbuhan afrodisiak memiliki nilai FL tertinggi (78,57%), sehingga sangat berpotensi dikembangkan terkait efek farmakologis dan kandungan metabolit sekunder aktifnya. P. pruatjan termasuk dalam spesies langka dan dilindungi sehingga memerlukan kebijakan dalam pemanfaatannya sebagai bahan baku ramuan obat tradisional. \nKata kunci: Etnobotani, Tumbuhan obat, Permasalahan seksual, Suku Tengger, Desa Argosari. \n ","PeriodicalId":17794,"journal":{"name":"Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/jtoi.v14i2.4169","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Abstract
ABSTRACT
The people of Tengger in Argosari village receive their knowledge of traditional medicine from their ancestors. This traditional knowledge is inherited and subsequently preserved across generations. This ethnobotanical medicinal plant study began with the participation observatory method and interviewed 28 local Tenggerese people who were selected by purposive and snowball sampling. Ethnobotanical data were analyzed to understand the proportion of cited plants. The analysis was calculated to obtain species use-value (SUV), family use-value (FUV), and fidelity level (FL). We have inventoried 16 species of plants belonging to 9 families to treat five types of sexual problems. The result showed that Piper betle L. had the highest SUV (1.21). Zingiberaceae was recorded as the largest family (6 plant species) with high FUV (0.69). Rhizome (47,06%) and leaves (41.18%) are the most dominant parts used as ingredients in traditional medicine. The majority of Argosari villagers prepare medicinal plants by decoction techniques (94.12%), then use them orally (94.12%). Pimpinella pruatjan Molkenb. (purwoceng) that is used for aphrodisiac has the highest FL value (78.57%). So it has the potential to be developed related to its pharmacological effects and the content of its active secondary metabolites. Since P. pruatjan is categorized as rare and protected species, so it requires a policy on its use as raw material for traditional medicines.
Keywords: Ethnobotany, Medicinal plants, Sexual problems, Tengger tribe, Argosari Village.
ABSTRAK
Masyarakat suku Tengger di desa Argosari mendapatkan ilmu pengobatan tradisional dari nenek moyang mereka. Pengetahuan tumbuhan obat ini diwariskan dan selanjutnya dilestarikan dari generasi ke generasi. Pendekatan etnobotani tumbuhan obat ini dimulai dengan metode participation observatory dan mewawancarai 28 masyarakat lokal suku Tengger yang diseleksi secara purposive dan snowball sampling. Analisis data etnobotani digunakan untuk memahami proposi tumbuhan yang tersitasi, yaitu: species use-value (SUV), family use-value (FUV), dan fidelity level (FL). Studi ini telah berhasil menginventarisasi 16 spesies tumbuhan yang termasuk dalam 9 famili untuk pengobatan 5 jenis penyakit permasalahan seksual. Sirih (Piper betle L.) memiliki SUV tertinggi yaitu 1,21, sedangkan Zingiberaceae terdata sebagai famili terbanyak (6 spesies tumbuhan) dengan FUV tertinggi (0,69). Rimpang (47,06%) dan daun (41,18%) merupakan bagian yang dominan digunakan sebagai bahan obat tradisional. Mayoritas masyarakat desa Argosari mempreparasi tumbuhan obat tersebut dengan tehnik dekokta (94,12%), selanjutnya menggunakannya secara oral (94,12%). Pimpinella pruatjan Molkenb. (purwoceng) yang berfungsi sebagai tumbuhan afrodisiak memiliki nilai FL tertinggi (78,57%), sehingga sangat berpotensi dikembangkan terkait efek farmakologis dan kandungan metabolit sekunder aktifnya. P. pruatjan termasuk dalam spesies langka dan dilindungi sehingga memerlukan kebijakan dalam pemanfaatannya sebagai bahan baku ramuan obat tradisional.
Kata kunci: Etnobotani, Tumbuhan obat, Permasalahan seksual, Suku Tengger, Desa Argosari.
Argosari村的腾格里人从祖先那里继承了传统医学知识。这种传统知识被继承下来,并随后代代相传。本民族植物药用植物研究从参与观察法开始,采用目的抽样和滚雪球抽样的方法对28名当地的腾格里人进行了访谈。分析民族植物学资料,了解被引植物的比例。分析计算得到物种使用价值(SUV)、科使用价值(FUV)和保真度水平(FL)。我们整理了9科16种植物,用于治疗5类性问题。结果表明:花椒的SUV最高,为1.21;姜科(Zingiberaceae)是最大的科(6种),具有较高的FUV(0.69)。根茎(47.06%)和叶(41.18%)是中药中最主要的成分。大部分阿戈沙村村民采用煎法制备药用植物(94.12%),然后口服(94.12%)。Pimpinella pruatjan Molkenb。作为春药的蒲参,其FL值最高(78.57%)。因此,从其药理作用和活性次生代谢物的含量来看,具有开发潜力。由于pruatjan被归类为稀有和受保护物种,因此它需要一个关于其作为传统药物原料使用的政策。关键词:民族植物学,药用植物,性问题,腾格里部落,Argosari村【摘要】Masyarakat suku Tengger di desa Argosari mendapatkan ilmu pengobatan traditional dari neneek moyang mereka。Pengetahuan tumbuhan obat ini diwariskan dan selanjutnya dilestarikan dari generasi ke generasi。Pendekatan etnobotani tumbuhan obat ini dimulai dengan方法参与观测站dan mewawancarai 28 masyarakat当地suku Tengger yang diseleksi secara有目的的dan雪球取样。分析数据etnobotani digunakan untuk memahami proposi tumbuhan yang tersitasi, yitu:种利用价值(SUV)、科利用价值(FUV)、种群保真度水平(FL)。研究了16个物种,分别为:tumbuhan yang termasuk dalam 9 family untuk pengobatan 5 jenis penyakit permasalahan sesual。Sirih (Piper betle L.) memiliki SUV tertinggi yaitu 1,21, sedangkan姜科terdata sebagai family terbanyak(6种tumbuhan)邓安FUV tertinggi(0,69)。Rimpang (47.06%) dandaun (41.18%) merupakan bagian yang dominan digunakan sebagai bahan obat traditional。Mayoritas masyarakat desa Argosari mempreparasi tumbuhan obat tersebut dengan tehnik dekokta (94.12%), selanjutnya menggunakannya secara oral(94.12%)。Pimpinella pruatjan Molkenb。(purwoceng) yang berfungsi sebagai tumbuhan afrodisiak memiliki nilai FL tertinggi (78,57%), sehinga sangat berpotensi dikembangkan terkait efek farmakologic dan kandungan在aktifnya下的代谢sekk。P. pruatjan termasuk dalam种langka dan dilindungi sehinga memerlukan kebijakan dalam pemanfaatannya sebagai bahan baku ramuobat传统。Kata kunci: Etnobotani, Tumbuhan obat, Permasalahan seksual, Suku Tengger, Desa Argosari。