{"title":"Sistem Pengendalian Panas Rem Tromol dengan Water Cooller sebagai Solusi Losse Brake pada Truck","authors":"Jusnita Jusnita, Dwi Annisa Fithry, Veny Selviyanty","doi":"10.37859/jst.v9i2.4333","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Salah satu penyebab blongnya rem adalah suhu pada rem yang melebihi batas maksimalnya, sehingga terjadi penurunan daya pengereman pada kampas rem. Tujuannya untuk mendapatkan temperatur kerja rem tromol. Metode yang digunakan adalah metode Research and Development. Hasil penelitian didapat temperatur rem sangat cepat mengalami peningkatan ketika suhunya dibawah 100oC dan ketika berada diatas 100oC peningkatan suhunya menurun. Rata-rata peningkatan temperatur rem tromol mulai dari 0,16oC/detik hingga mencapai 0,58oC/detik tergantung temperatur kerjanya. Penurunan temperatur rem ketika rem tidak ditekan didapatkan hasil bahwa rem sangat lambat turun temperaturnya. Pengujian rem membutuhkan waktu 22 menit untuk menurunkan temperatur 129,3oCmenjadi 83,9oC, tetapi ketika temperatur kerja rem berada diatas 200oC maka penurunannya juga sangat cepat. Disimpulkan bahwa saat melakukan pengereman, temperatur pada tromol water cooler brake lebih rendah dibandingkan tromol standard hingga 30%. Perbedaan temperatur antara tromol standard dan tromol water cooler brake semakin jauh selisihnya ketika temperatur kerja rem diatas 100oC.","PeriodicalId":17743,"journal":{"name":"Jurnal Surya Teknika","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Surya Teknika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37859/jst.v9i2.4333","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Salah satu penyebab blongnya rem adalah suhu pada rem yang melebihi batas maksimalnya, sehingga terjadi penurunan daya pengereman pada kampas rem. Tujuannya untuk mendapatkan temperatur kerja rem tromol. Metode yang digunakan adalah metode Research and Development. Hasil penelitian didapat temperatur rem sangat cepat mengalami peningkatan ketika suhunya dibawah 100oC dan ketika berada diatas 100oC peningkatan suhunya menurun. Rata-rata peningkatan temperatur rem tromol mulai dari 0,16oC/detik hingga mencapai 0,58oC/detik tergantung temperatur kerjanya. Penurunan temperatur rem ketika rem tidak ditekan didapatkan hasil bahwa rem sangat lambat turun temperaturnya. Pengujian rem membutuhkan waktu 22 menit untuk menurunkan temperatur 129,3oCmenjadi 83,9oC, tetapi ketika temperatur kerja rem berada diatas 200oC maka penurunannya juga sangat cepat. Disimpulkan bahwa saat melakukan pengereman, temperatur pada tromol water cooler brake lebih rendah dibandingkan tromol standard hingga 30%. Perbedaan temperatur antara tromol standard dan tromol water cooler brake semakin jauh selisihnya ketika temperatur kerja rem diatas 100oC.