{"title":"MENGUPAYAKAN PENJAGAAN TIDAK FORMAL MERENTAS GENDER: EMPOWERING INFORMAL CARE GIVERS ACROSS GENDER","authors":"M. S. Mohamad","doi":"10.30983/jh.v2i2.772","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"In many traditional societies, women play an important role as informal caregiver. They take care of small children, family members who are disabled, old and frail. They perform their role within the private family sphere without much complaints. However when many women enter labour force outside their family many of them can no longer become family care giver. The seperation between nuclear familes and extended families due to rural urban migration makes older women like mothers and mothers in-law can no longer available to provide help. As an alternative, many urban families opt for domestic help to look after their young children, disabled family members and the elderly. Domestic helpers continue their domestic chores as instructed by the lady of the house an at the same time perform caregiving role. The important issue related to having domestic maid to perform care giving role especially in Muslim family is regarding physical contact. Most of the activities in caregiving roles involves physical contact especially during cleaning patients body, changing their clothes, prepare their bed, feeding them, holding their hands and body for therapy. However Islamic paractice do not allow physical contact like touching between two people who are not close family relations or mahram. Since most of domestic maid who also perform the role as caregiver are women, therefore the issue of empowering men to become caregiver is very important because the needs of male caregivers to care for male patients is increasing. Based onwhat is stated in the Quran and hadith and related documents, this paper will outline the need for informal care in families and communities that need to be addressed, particularly those who are Syariah-compliant. Cases from research in the relevant field will be presented to highlight the issues why men should be encourage to consider role as informal caregivers.Dalam banyak masyarakat tradisional, perempuan memainkan peran penting sebagai pengasuh informal. Mereka merawat anak-anak kecil, anggota keluarga yang cacat, tua dan lemah. Mereka melakukan peran mereka dalam ruang keluarga pribadi tanpa banyak keluhan. Namun ketika banyak perempuan memasuki angkatan kerja di luar keluarga mereka, banyak dari mereka tidak bisa lagi menjadi pemberi perawatan keluarga. Pemisahan antara keluarga inti nuklir dan keluarga besar karena migrasi perkotaan pedesaan membuat perempuan yang lebih tua seperti ibu dan ibu mertua tidak lagi dapat menyediakan bantuan. Sebagai alternatif, banyak keluarga perkotaan memilih bantuan rumah tangga untuk menjaga anak-anak mereka, anggota keluarga yang cacat dan orang tua. Pembantu rumah tangga melanjutkan pekerjaan rumah tangga mereka seperti yang diperintahkan oleh nyonya rumah dan pada saat yang sama melakukan peran pengasuhan. Masalah penting terkait dengan memiliki pembantu rumah tangga untuk melakukan peran memberi perawatan terutama dalam keluarga Muslim adalah tentang kontak fisik. Sebagian besar kegiatan dalam peran pengasuhan melibatkan kontak fisik terutama selama membersihkan tubuh pasien, mengganti pakaian, menyiapkan tempat tidur, memberi makan, memegang tangan dan tubuh untuk terapi. Namun paraktek Islam tidak mengizinkan kontak fisik seperti menyentuh antara dua orang yang tidak memiliki hubungan keluarga atau mahram. Karena sebagian besar pembantu rumah tangga yang juga berperan sebagai pengasuh adalah perempuan, maka masalah pemberdayaan laki-laki untuk menjadi pengasuh sangat penting karena kebutuhan pengasuh laki-laki untuk merawat pasien laki-laki semakin meningkat. Berdasarkan apa yang dinyatakan dalam Al-Quran dan hadits dan dokumen terkait, makalah ini akan menguraikan kebutuhan untuk perawatan informal dalam keluarga dan masyarakat yang perlu ditangani, terutama mereka yang mematuhi Syariah. Kasus-kasus dari penelitian di bidang yang relevan akan disajikan untuk menyoroti masalah mengapa laki-laki harus didorong untuk mempertimbangkan peran sebagai pengasuh informal. Keywords: gender, informal care giver, care giving, family.","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"60 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Humanisma Journal of Gender Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30983/jh.v2i2.772","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
In many traditional societies, women play an important role as informal caregiver. They take care of small children, family members who are disabled, old and frail. They perform their role within the private family sphere without much complaints. However when many women enter labour force outside their family many of them can no longer become family care giver. The seperation between nuclear familes and extended families due to rural urban migration makes older women like mothers and mothers in-law can no longer available to provide help. As an alternative, many urban families opt for domestic help to look after their young children, disabled family members and the elderly. Domestic helpers continue their domestic chores as instructed by the lady of the house an at the same time perform caregiving role. The important issue related to having domestic maid to perform care giving role especially in Muslim family is regarding physical contact. Most of the activities in caregiving roles involves physical contact especially during cleaning patients body, changing their clothes, prepare their bed, feeding them, holding their hands and body for therapy. However Islamic paractice do not allow physical contact like touching between two people who are not close family relations or mahram. Since most of domestic maid who also perform the role as caregiver are women, therefore the issue of empowering men to become caregiver is very important because the needs of male caregivers to care for male patients is increasing. Based onwhat is stated in the Quran and hadith and related documents, this paper will outline the need for informal care in families and communities that need to be addressed, particularly those who are Syariah-compliant. Cases from research in the relevant field will be presented to highlight the issues why men should be encourage to consider role as informal caregivers.Dalam banyak masyarakat tradisional, perempuan memainkan peran penting sebagai pengasuh informal. Mereka merawat anak-anak kecil, anggota keluarga yang cacat, tua dan lemah. Mereka melakukan peran mereka dalam ruang keluarga pribadi tanpa banyak keluhan. Namun ketika banyak perempuan memasuki angkatan kerja di luar keluarga mereka, banyak dari mereka tidak bisa lagi menjadi pemberi perawatan keluarga. Pemisahan antara keluarga inti nuklir dan keluarga besar karena migrasi perkotaan pedesaan membuat perempuan yang lebih tua seperti ibu dan ibu mertua tidak lagi dapat menyediakan bantuan. Sebagai alternatif, banyak keluarga perkotaan memilih bantuan rumah tangga untuk menjaga anak-anak mereka, anggota keluarga yang cacat dan orang tua. Pembantu rumah tangga melanjutkan pekerjaan rumah tangga mereka seperti yang diperintahkan oleh nyonya rumah dan pada saat yang sama melakukan peran pengasuhan. Masalah penting terkait dengan memiliki pembantu rumah tangga untuk melakukan peran memberi perawatan terutama dalam keluarga Muslim adalah tentang kontak fisik. Sebagian besar kegiatan dalam peran pengasuhan melibatkan kontak fisik terutama selama membersihkan tubuh pasien, mengganti pakaian, menyiapkan tempat tidur, memberi makan, memegang tangan dan tubuh untuk terapi. Namun paraktek Islam tidak mengizinkan kontak fisik seperti menyentuh antara dua orang yang tidak memiliki hubungan keluarga atau mahram. Karena sebagian besar pembantu rumah tangga yang juga berperan sebagai pengasuh adalah perempuan, maka masalah pemberdayaan laki-laki untuk menjadi pengasuh sangat penting karena kebutuhan pengasuh laki-laki untuk merawat pasien laki-laki semakin meningkat. Berdasarkan apa yang dinyatakan dalam Al-Quran dan hadits dan dokumen terkait, makalah ini akan menguraikan kebutuhan untuk perawatan informal dalam keluarga dan masyarakat yang perlu ditangani, terutama mereka yang mematuhi Syariah. Kasus-kasus dari penelitian di bidang yang relevan akan disajikan untuk menyoroti masalah mengapa laki-laki harus didorong untuk mempertimbangkan peran sebagai pengasuh informal. Keywords: gender, informal care giver, care giving, family.
Mengupayakan penjagaan tidak formal merentas gender:跨性别赋予非正式照护者权力
在许多传统社会中,妇女扮演着非正式照顾者的重要角色。他们照顾小孩、残疾家庭成员、老人和虚弱的人。他们在私人家庭领域发挥着自己的作用,没有太多抱怨。然而,当许多妇女在家庭之外进入劳动力市场时,她们中的许多人不再能够成为家庭照顾者。由于农村和城市人口迁移,核心家庭和大家庭之间的分离使得像母亲和婆婆这样的老年妇女不再能够提供帮助。作为替代方案,许多城市家庭选择家政服务来照顾他们的小孩、残疾家庭成员和老人。家庭佣工在女主人的指示下继续做家务,同时扮演照顾的角色。尤其是在穆斯林家庭中,与家庭女佣履行照顾角色有关的重要问题是身体接触。护理角色中的大多数活动涉及身体接触,特别是在清洁患者身体,更换衣服,准备床,喂养他们,握住他们的手和身体进行治疗时。然而,伊斯兰惯例不允许身体接触,比如两个人之间的身体接触,而不是亲密的家庭关系或马哈拉姆。由于大多数同时扮演照顾者角色的家庭女佣都是女性,因此赋予男性成为照顾者的权力是非常重要的,因为男性照顾者照顾男性患者的需求正在增加。本文将根据《古兰经》、圣训和相关文件的内容,概述需要解决的家庭和社区非正式护理的需求,特别是那些遵守伊斯兰教的家庭和社区。将介绍相关领域的研究案例,以突出为什么应该鼓励男性考虑扮演非正式照顾者的角色。Dalam banyak masyarakat传统,perempuan memainkan peran penting sebagai pengasuh非正式。Mereka merawat anak-anak kecil, anggota keluarga yang cat, tua dan lemah。Mereka melakukan peran Mereka dalam ruang keluarga pribadi tanpa banyak keluhan。这句话的意思是:“我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。这句话的意思是:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。”Sebagai alternatif, banyak keluarga perkotaan memilih bantuan rumah untuk menjaga anak-anak mereka, anggota keluarga yang catat danorang tua。Pembantu rumah tangga melanjutkan pekerjaan rumah tangga mereka seperti yang diperintahkan oleh nyonya rumah dan pada saat yang sama melakukan peran pengasuhan。马来亚人是马来亚人,马来亚人是马来亚人,马来亚人是马来亚人,马来亚人是马来亚人,马来亚人是马来亚人,马来亚人是穆斯林。西巴吉安besar kegiatan dalam peran pengasuhan melibatkan kontak fisik terutama selama membersihkan tubuh pasien, mengganti pakaian, meniapkan tempat tidur, memberi makan, memegang tangan dan tubuh untuk terapi。Namun paraktek Islam(伊斯兰教)、mengizinkan(伊斯兰教)、kontak(伊斯兰教)、finisik(伊斯兰教)、finisk(伊斯兰教)、finisk(伊斯兰教)、finisk(伊斯兰教)、finisk(伊斯兰教)、finisk(伊斯兰教)、finisk(伊斯兰教)。我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿。《古兰经》是一种古兰经,是一种古兰经,是一种古兰经,是一种古兰经。Kasus-kasus dari penelitian di bidang yang关联an akan disajikan untuk menyoroti masalah mengapa laki-laki harus didorong untuk成员perpertimbangkan peran sebagai pengasuh非正式的。关键词:性别,非正式照顾者,照顾,家庭。