Anomali pendidikan karakter

Eko Sumadi
{"title":"Anomali pendidikan karakter","authors":"Eko Sumadi","doi":"10.34001/TARBAWI.V15I2.846","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Paper ini menjawab pertanyaan mengapa pendidikan karakter belum nampak memberikan perubahan yang signifikan dalam membentuk generasi milenial yangberkarakter dan bermoral.Padahal telah terhitung 5 tahun sejak pendidikan karakter dimasukkan dalam kurikulum 2013 sampai saat ini. Faktanyajustru memperlihatkan bahwa karakter generasi milenial masih relatif jauh dari tujuan ideal pendidikan karakter itu sendiri. Berbagai penyimpangan dan persoalan-persoalan amoral tak kunjung reda, bahkan mengindikasikan semakin meningkat. Sampai pemerintah pada tahun 2017 lalu merasa perlu memperkuat karakter bangsa melalui dikeluarkannya Perpres No. 87 Tahun 2017. Lantas, dimana letak signifikansi dan efektifitas pendidikan karakter dalam memperbaiki dan menguatkan moralitas anak bangsa? Bisa jadi pendidikan karakter memang salah secara konseptualatau mungkin juga salah dalam proses penerapannya. Paper ini menganalisa persoalan tersebut dengan perspektif psikoanalisanya Sigmund Freud.Bagi Freud, manusia terlahir dengan hasrat liar. Maka pendidikan sejatinya adalah upaya mendamaikan hasrat liar tersebut (Id) dengan Superego yang menjadi representasi dari berbagai tuntutan dari struktur sosial. Nampaknya secara konseptual terjadi ketimpangan dalam pendidikan karakter. Nilai-nilai karakter yang menjadi representasi dari tuntutan struktur sosial (Super Ego)  terlalu banyak dan dominan sehingga secara otomatis akan menekan Id. Di situlah justru akan melahirkan perlawanan dan pergolakan dari dalam diri manusia sendiri. Selanjutnya, bagaimana konsep pendidikan karakter yang seharusnya.","PeriodicalId":33132,"journal":{"name":"Tarbawi Jurnal Pendidikan Islam","volume":"67 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Tarbawi Jurnal Pendidikan Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.34001/TARBAWI.V15I2.846","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5

Abstract

Paper ini menjawab pertanyaan mengapa pendidikan karakter belum nampak memberikan perubahan yang signifikan dalam membentuk generasi milenial yangberkarakter dan bermoral.Padahal telah terhitung 5 tahun sejak pendidikan karakter dimasukkan dalam kurikulum 2013 sampai saat ini. Faktanyajustru memperlihatkan bahwa karakter generasi milenial masih relatif jauh dari tujuan ideal pendidikan karakter itu sendiri. Berbagai penyimpangan dan persoalan-persoalan amoral tak kunjung reda, bahkan mengindikasikan semakin meningkat. Sampai pemerintah pada tahun 2017 lalu merasa perlu memperkuat karakter bangsa melalui dikeluarkannya Perpres No. 87 Tahun 2017. Lantas, dimana letak signifikansi dan efektifitas pendidikan karakter dalam memperbaiki dan menguatkan moralitas anak bangsa? Bisa jadi pendidikan karakter memang salah secara konseptualatau mungkin juga salah dalam proses penerapannya. Paper ini menganalisa persoalan tersebut dengan perspektif psikoanalisanya Sigmund Freud.Bagi Freud, manusia terlahir dengan hasrat liar. Maka pendidikan sejatinya adalah upaya mendamaikan hasrat liar tersebut (Id) dengan Superego yang menjadi representasi dari berbagai tuntutan dari struktur sosial. Nampaknya secara konseptual terjadi ketimpangan dalam pendidikan karakter. Nilai-nilai karakter yang menjadi representasi dari tuntutan struktur sosial (Super Ego)  terlalu banyak dan dominan sehingga secara otomatis akan menekan Id. Di situlah justru akan melahirkan perlawanan dan pergolakan dari dalam diri manusia sendiri. Selanjutnya, bagaimana konsep pendidikan karakter yang seharusnya.
性格教育异常
这篇论文回答了为什么性格教育似乎没有对塑造千禧一代的品格和道德产生重大影响的问题。从2013年的课程加入角色教育到现在已经五年了。相反,这一事实表明,千禧年的性格与角色教育本身的理想目标相对相距甚远。不道德的行为和不道德行为持续不断,这甚至表明越来越多。直到2017年政府觉得有必要通过2017年第87期的发布来加强其品格。那么,教育人格在改善和加强儿童道德方面的重要性和有效性在哪里呢?或许角色教育在概念上是错误的或许在应用过程中也是错误的这篇论文用西格蒙德·弗洛伊德的精神分析来分析这些问题。在弗洛伊德看来,人类生来就有疯狂的欲望。因此,真正的教育是将这种疯狂的欲望(Id)与反映社会结构要求的超自我调和。在性格教育中似乎在概念上是不平等的。字符价值表现为社会结构要求的过度和主导性,因此自动抑制Id。在那里,它滋生了人类自身的抵抗和动荡。此外,人格教育的概念应该是怎样的。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
20 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信