IMPLEMENTASI APLIKASI MANAJEMEN DALAM MENDUKUNG PATROLI LAUT

Adhang Noegroho Adhi, Tulus Santoso
{"title":"IMPLEMENTASI APLIKASI MANAJEMEN DALAM MENDUKUNG PATROLI LAUT","authors":"Adhang Noegroho Adhi, Tulus Santoso","doi":"10.33509/jan.v28i3.1710","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) memiliki fungsi pengawasan, termasuk pengawasan di wilayah perairan dan/sungai, atau disebut dengan pengawasan laut. Dalam rangka melaksanakan kegiatan pengawasan laut tersebut, DJBC melakukan patroli laut. Seluruh rangkaian kegiatan patroli laut yang terdiri dari tahapan persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran patroli laut diadministrasikan dan didokumentasikan. Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, pengadministrasian kegiatan patroli laut yang semula dilakukan secara manual, saat ini telah dimodernisasi dengan menggunakan Aplikasi Manajemen Patroli Laut. Penggunaan Aplikasi Manajemen Patroli Laut, atau yang disebut dengan Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) ini telah diterapkan secara penuh kepada seluruh satuan kerja yang memiliki proses bisnis pengawasan laut mulai tanggal 30 Juni 2019 melalui KEP-107/BC/2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi Aplikasi Manajemen Patroli Laut dalam mendukung kegiatan patroli laut DJBC, serta menganalisis hambatan-hambatan yang terjadi sekaligus upaya mengatasi hambatan tersebut. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti menguraikan kinerja implementasi kebijakan berdasarkan 4 (empat) faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan menurut Edwards III. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa faktor komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi saling berkaitan dan memberikan pengaruh pada implementasi Aplikasi Manajemen Patroli Laut. Berdasarkan hambatan yang dianalisis dengan fishbone, diketahui bahwa hambatan pada implementasi kebijakan ini paling banyak terkait dengan kekurangan pada indikator sumber daya berupa Aplikasi Manajemen Patroli Laut tersebut sendiri serta telah dilakukan upaya dalam rangka mengatasi hambatan tersebut.\nDirectorate General of Customs (DJBC) has a supervisory function including supervision in water and/or river areas, also referred to as maritime surveillance. To carry out these maritime surveillance activities, DJBC conducts maritime patrols. The whole series of maritime patrol activities consists of the preparation, implementation, and termination stages of marine patrols. All stages are administered and documented. Along with current technological developments, the administration of maritime patrol activities, which was originally done manually, has now been modernized using the maritime patrols Management Application. With this application, all maritime patrol administration activities are ensured to be more effective and efficient. The use of the maritime patrols Management Application has been mandated for all work units that have maritime surveillance business processes starting on June 30th, 2019 through KEP-107/BC/2019. The purpose of the study was to analyze the implementation policy of using the maritime patrols Management Application in supporting DJBC maritime patrols activities, analyze the obstacles that occur, as well as efforts to overcome these obstacles. The research method used descriptive qualitative research. The researchers described the policy implementation performances based on 4 (four) variables that influence policy implementation according to Edwards III, communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. Based on the obstacles analyzed by the fishbone diagram, it is known that the obstacles in implementing this policy are mostly related to the lack of facility resource variables, such as the maritime patrols Management Application itself. Efforts have been made to overcome these obstacles.","PeriodicalId":52795,"journal":{"name":"Jurnal Natapraja Kajian Ilmu Administrasi Negara","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Natapraja Kajian Ilmu Administrasi Negara","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33509/jan.v28i3.1710","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) memiliki fungsi pengawasan, termasuk pengawasan di wilayah perairan dan/sungai, atau disebut dengan pengawasan laut. Dalam rangka melaksanakan kegiatan pengawasan laut tersebut, DJBC melakukan patroli laut. Seluruh rangkaian kegiatan patroli laut yang terdiri dari tahapan persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran patroli laut diadministrasikan dan didokumentasikan. Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, pengadministrasian kegiatan patroli laut yang semula dilakukan secara manual, saat ini telah dimodernisasi dengan menggunakan Aplikasi Manajemen Patroli Laut. Penggunaan Aplikasi Manajemen Patroli Laut, atau yang disebut dengan Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) ini telah diterapkan secara penuh kepada seluruh satuan kerja yang memiliki proses bisnis pengawasan laut mulai tanggal 30 Juni 2019 melalui KEP-107/BC/2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi Aplikasi Manajemen Patroli Laut dalam mendukung kegiatan patroli laut DJBC, serta menganalisis hambatan-hambatan yang terjadi sekaligus upaya mengatasi hambatan tersebut. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti menguraikan kinerja implementasi kebijakan berdasarkan 4 (empat) faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan menurut Edwards III. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa faktor komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi saling berkaitan dan memberikan pengaruh pada implementasi Aplikasi Manajemen Patroli Laut. Berdasarkan hambatan yang dianalisis dengan fishbone, diketahui bahwa hambatan pada implementasi kebijakan ini paling banyak terkait dengan kekurangan pada indikator sumber daya berupa Aplikasi Manajemen Patroli Laut tersebut sendiri serta telah dilakukan upaya dalam rangka mengatasi hambatan tersebut. Directorate General of Customs (DJBC) has a supervisory function including supervision in water and/or river areas, also referred to as maritime surveillance. To carry out these maritime surveillance activities, DJBC conducts maritime patrols. The whole series of maritime patrol activities consists of the preparation, implementation, and termination stages of marine patrols. All stages are administered and documented. Along with current technological developments, the administration of maritime patrol activities, which was originally done manually, has now been modernized using the maritime patrols Management Application. With this application, all maritime patrol administration activities are ensured to be more effective and efficient. The use of the maritime patrols Management Application has been mandated for all work units that have maritime surveillance business processes starting on June 30th, 2019 through KEP-107/BC/2019. The purpose of the study was to analyze the implementation policy of using the maritime patrols Management Application in supporting DJBC maritime patrols activities, analyze the obstacles that occur, as well as efforts to overcome these obstacles. The research method used descriptive qualitative research. The researchers described the policy implementation performances based on 4 (four) variables that influence policy implementation according to Edwards III, communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. Based on the obstacles analyzed by the fishbone diagram, it is known that the obstacles in implementing this policy are mostly related to the lack of facility resource variables, such as the maritime patrols Management Application itself. Efforts have been made to overcome these obstacles.
实现管理申请以支持海上巡逻
海关总署(DJBC)具有监管功能,包括对水域和/河流地区的监测,或称为海洋监测。为了进行海上监测活动,DJBC进行海上巡逻。所有的海上巡逻活动包括一个准备、执行和结束海上巡逻的阶段。随着目前技术的发展,最初手工巡逻的海洋巡逻活动管理部门已经通过使用海洋巡逻管理应用程序使其现代化。自2019年6月30日起,通过KEP-107/BC/2019起,使用所谓的海关信息系统和自动自动化(CEISA),已完全适用于所有从事海洋监测业务的工作单位。本研究的目的是分析海洋巡逻队管理应用程序的实施,以支持DJBC的海上巡逻活动,并分析存在的障碍以及克服这些障碍的努力。本研究方法是描述性质的研究。研究人员根据爱德华兹三世对政策实施的影响因素4(4)概述了政策实施的执行表现。研究表明,沟通、资源、性格和官僚主义结构相关联,并对海洋巡逻管理应用程序的实现产生影响。根据分析过鱼骨的障碍,我们发现,实施这一政策的障碍主要与海洋巡逻管理应用程序的资源指标上的缺陷有关,并已作出努力克服这些障碍。首席客户(DJBC)有一个超常的功能,包括水和/或河地区的超模,也被推荐为海上监控。保持这些传统的监视活动,DJBC控制海上巡逻。海军巡逻队的整个系列都是准备、实施和对海洋巡逻队的镇压。所有的车站都已登记并归档。随着当前的技术开发,原本是手动巡逻的政府,现在已经利用海上巡逻应用程序现代化了。有了这些应用,所有海上巡逻的行政人员都被迫更有效、更方便。非法勘探应用的使用一直是强制性的所有工作单位,这些单位在2019年6月30日至2019日通过-107/BC/2019启动。研究的目的是分析利用海洋资源管理应用程序的应用程序的实施,分析使用该设备的obstacles,分析使用该设备的obstacles,以及有效的方法来处理这些obstacles。研究方法已用研究人员根据4种不同的方法描述了影响测量法对爱德华三世、通信、资源、配置和市场结构的影响。根据鱼骨图对obstacles的分析,我们知道实现这一政策的obstacles主要与自由变量的潜在缺陷有关,这就像海上勘探应用程序的应用。为了克服这些障碍,我们付出了努力。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
8 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信