{"title":"MUSHAF BAHRIYAH","authors":"M. Mustopa, Zainal Arifin Madzkur","doi":"10.22548/shf.v13i2.578","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Mushaf Bahriyah ditetapkan menjadi salah satu jenis Mushaf Standar Indonesia guna memfasilitasi santri atau masyarakat yang menghafal Al-Qur'an. Sistem pojok mushaf ini memberikan kemudahan dalam menghafal Al-Qur'an. Melalui studi lapangan dan literatur diperoleh gambaran bahwa Mushaf Bahriyah sebagai mushaf standar kurang mendapat respons dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya penerbit yang mencetak mushaf ini. Penerbit Menara Kudus mencetak mushaf model Bahriyah, namun tidak bisa dimasukkan dalam kategori mushaf standar Bahriyah karena tidak mengikuti butir-butir yang distandarkan Kementerian Agama. Tetapi, mushaf Menara Kudus inilah yang banyak digunakan di pesantren untuk menghafal Al-Qur'an, karena memang jaringan pesantren dan distribusinya sudah terbangun. Seiring dengan maraknya penerbitan mushaf standar Usmani yang menggunakan sistem pojok yang menjadi ciri Bahriyah, mushaf standar ini semakin kehilangan peran dan fungsi, karena ciri utamanya telah diadopsi pada mushaf standar Usmani. Kaidah imla’i yang sebagian besar digunakan di dalamnya menambah problematika sendiri pada mushaf standar Bahriyah.","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Suhuf","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22548/shf.v13i2.578","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Mushaf Bahriyah ditetapkan menjadi salah satu jenis Mushaf Standar Indonesia guna memfasilitasi santri atau masyarakat yang menghafal Al-Qur'an. Sistem pojok mushaf ini memberikan kemudahan dalam menghafal Al-Qur'an. Melalui studi lapangan dan literatur diperoleh gambaran bahwa Mushaf Bahriyah sebagai mushaf standar kurang mendapat respons dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya penerbit yang mencetak mushaf ini. Penerbit Menara Kudus mencetak mushaf model Bahriyah, namun tidak bisa dimasukkan dalam kategori mushaf standar Bahriyah karena tidak mengikuti butir-butir yang distandarkan Kementerian Agama. Tetapi, mushaf Menara Kudus inilah yang banyak digunakan di pesantren untuk menghafal Al-Qur'an, karena memang jaringan pesantren dan distribusinya sudah terbangun. Seiring dengan maraknya penerbitan mushaf standar Usmani yang menggunakan sistem pojok yang menjadi ciri Bahriyah, mushaf standar ini semakin kehilangan peran dan fungsi, karena ciri utamanya telah diadopsi pada mushaf standar Usmani. Kaidah imla’i yang sebagian besar digunakan di dalamnya menambah problematika sendiri pada mushaf standar Bahriyah.