{"title":"Kewalian Dalam Tasawuf Nusantara","authors":"Yunasril Ali","doi":"10.20871/KPJIPM.V3I2.48","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract : This article discusses the doctrine of Sainthood (al-walāyah) which has a strong basis in the Qur’an and adīth and it has been elaborated systematically through Ibn ‘Arabi’s vast and complex teachings. While in the study of Sufism in the archipelago, the term saint (walī) has been known along with the spread of Islam began in the archipelago, and it refers to two meanings; as the person who has the occulties as the implications of the sanctity and walī as the ruler of a particular region. Regardless the definition and scope, the true doctrine of sainthood can not be separated from the teaching of the prophetic and apostolic message which implies the human world is not only the physical realm, but there is a metaphysical world that has not been known to human and from which the physical world is controlled. Keywords : saint (walī), miracles, Muhammadan light (Nūr Muhammadi), sainthood, prophethood, seal of the saint Abstrak : Artikel ini mendiskusikan dokrin Kewalian (al-walāyah) yang mempunyai basis yang kuat dalam al-Qur’an dan hadis dan isu ini secara sistematis dibahas melalui ajaran Ibn ‘Arabi yang kompleks. Sementara dalam kajian tasawuf di Nusantara, sebutan wali ini sudah mulai dikenal bersamaan dengan masuknya Islam ke negeri ini yang mengacu kepada dua pengertian, wali sebagai orang yang memiliki kesaktian-kesaktian (occulties) sebagai implikasi dari kekeramatan dan wali sebagai penguasa wilayah tertentu. Terlepas dari pengertian dan cakupannya, ajaran kewalian yang sesungguhnya tidak lepas dari ajaran tentang kenabian dan kerasulan yang menyiratkan pesan bahwa dunia manusia bukan hanya dunia material yang identik dengan kenikmatan hedonis, tetapi di balik dunia fisik terdapat dunia metafisik yang belum banyak diketahui manusia dan dari sanalah dunia fisik ini dikendalikan. Kata-kata Kunci : wali, karamah, Nur Muhammad, kewalian, kenabian, penutup para wali.","PeriodicalId":31008,"journal":{"name":"Kanz Philosophia A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism","volume":"34 1","pages":"201-217"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2013-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kanz Philosophia A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20871/KPJIPM.V3I2.48","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Abstract : This article discusses the doctrine of Sainthood (al-walāyah) which has a strong basis in the Qur’an and adīth and it has been elaborated systematically through Ibn ‘Arabi’s vast and complex teachings. While in the study of Sufism in the archipelago, the term saint (walī) has been known along with the spread of Islam began in the archipelago, and it refers to two meanings; as the person who has the occulties as the implications of the sanctity and walī as the ruler of a particular region. Regardless the definition and scope, the true doctrine of sainthood can not be separated from the teaching of the prophetic and apostolic message which implies the human world is not only the physical realm, but there is a metaphysical world that has not been known to human and from which the physical world is controlled. Keywords : saint (walī), miracles, Muhammadan light (Nūr Muhammadi), sainthood, prophethood, seal of the saint Abstrak : Artikel ini mendiskusikan dokrin Kewalian (al-walāyah) yang mempunyai basis yang kuat dalam al-Qur’an dan hadis dan isu ini secara sistematis dibahas melalui ajaran Ibn ‘Arabi yang kompleks. Sementara dalam kajian tasawuf di Nusantara, sebutan wali ini sudah mulai dikenal bersamaan dengan masuknya Islam ke negeri ini yang mengacu kepada dua pengertian, wali sebagai orang yang memiliki kesaktian-kesaktian (occulties) sebagai implikasi dari kekeramatan dan wali sebagai penguasa wilayah tertentu. Terlepas dari pengertian dan cakupannya, ajaran kewalian yang sesungguhnya tidak lepas dari ajaran tentang kenabian dan kerasulan yang menyiratkan pesan bahwa dunia manusia bukan hanya dunia material yang identik dengan kenikmatan hedonis, tetapi di balik dunia fisik terdapat dunia metafisik yang belum banyak diketahui manusia dan dari sanalah dunia fisik ini dikendalikan. Kata-kata Kunci : wali, karamah, Nur Muhammad, kewalian, kenabian, penutup para wali.
摘要:本文论述了在《古兰经》和《古兰经》中有着坚实基础的圣徒教义(al-walāyah),并通过伊本·阿拉比大量而复杂的教义对其进行了系统的阐述。而在群岛的苏菲主义研究中,随着伊斯兰教开始在群岛传播,圣人(wali)一词已经为人所知,它指的是两种含义;作为一个神秘的人,作为神圣的暗示,作为一个特定地区的统治者。无论定义和范围如何,真正的圣徒教义不能与先知和使徒信息的教导分开,这意味着人类世界不仅是物质领域,而且还有一个人类所不知道的形而上学世界,物质世界受其控制。摘要:Artikel ini mendiskusikan dokrin Kewalian (al-walāyah) yang mempunyai basis yang kuat dalam al- quuran dan hadis dan isu ini secara sistematis dibahas melalui ajaran Ibn’Arabi yang kompleks。这只企鹅叫Sementara dalam kajian tasawuf di Nusantara, sebutan wali ini sudah mulai dikenal bersamaan dengan masuknya Islam,它叫negeri ini yang mengacu kepaada dua pengertian, wali sebagai orang yang memiliki kesaktian- kesaktitian(神秘)sebagai implikasi dari kekeramatan danwali sebagai penguasa wilayah tertentu。Terlepas dari pengertian dancakupannya, ajaran kewalian yang sesungguhnya tidak lepas dari ajaran tentan kenasulan yang menyiratkan pesan bahwa dunia manusia bukan hanya dunia材料yang identik dengan kenikmatan hedonis, tetapi di balik dunia fisik terdapat dunia metafisik yang belum banyak diketahui manusia dandari sanalah dunifisik ini dikendalikan。Kata-kata Kunci: wali, karamah, Nur Muhammad, kewalian, kenabian, penutup para wali。