{"title":"Optimasi Formula Tablet Floating Nifedipin Menggunakan HPMC K15M, PVP K-30 dan Avicel PH 102 dengan Metode Simplex Lattice Design","authors":"Siti Aisiyah, Achmad Fudholi, Abdul Rohman","doi":"10.37013/jf.v2i1.17","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Nifedipin merupakan obat dengan kelarutan kecil dalam air sehingga kelarutan nifedipin perlu ditingkatkan dengan penambahan PVP K-30. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh HPMC K15M, PVP K-30 terhadap pelepasan nifedipin, dan Avicel PH 102 terhadap floating lag time tablet floating nifedipin, serta untuk mengetahui proporsi masing-masing bahan untuk membuat formula optimum tablet floating nifedipin. Penelitian dilakukan dengan metode simplex lattice design (SLD) dengan 3 komponen yaitu HPMC K15M, PVP K-30 dan Avicel PH 102 sehingga diperoleh 14 formula. Parameter optimasi terdiri dari daya serap tablet, floating lag time, C360 dan DE360. Keempat parameter dianalisis menggunakan software Desain Expert 7.1.3 untuk menentukan formula optimum. Formula optimum diperoleh dengan menentukan target yang diinginkan untuk masing-masing parameter. Daya serap dipilih target maksimum, floating lag time dipilih target minimum, C360 ditarget pada angka 54, dan DE360 ditarget pada angka 40. HPMC K15M pada konsentrasi paling tinggi berpengaruh pada pelepasan nifedipin paling kecil, PVP K-30 pada konsentrasi paling tinggi berpengaruh pada pelepasan nifedipin paling besar, sedangkan Avicel PH 102 pada konsentrasi paling tinggi berpengaruh kecil terhadap penurunan floating lag time tablet floating nifedipin. Proporsi formula optimum HPMC K15M 80 mg, PVP K-30 97 mg dan Avicel PH 102 45 mg. Daya serap tablet, C360 dan DE360 memberikan hasil tidak berbeda signifikan, floating lag time memberikan hasil berbeda signifikan terhadap hasil prediksi software. Kinetika pelepasan semua formula mengikuti orde 1, menunjukkan bahwa pelepasan obat terjadi melalui mekanisme difusi.","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37013/jf.v2i1.17","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Nifedipin merupakan obat dengan kelarutan kecil dalam air sehingga kelarutan nifedipin perlu ditingkatkan dengan penambahan PVP K-30. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh HPMC K15M, PVP K-30 terhadap pelepasan nifedipin, dan Avicel PH 102 terhadap floating lag time tablet floating nifedipin, serta untuk mengetahui proporsi masing-masing bahan untuk membuat formula optimum tablet floating nifedipin. Penelitian dilakukan dengan metode simplex lattice design (SLD) dengan 3 komponen yaitu HPMC K15M, PVP K-30 dan Avicel PH 102 sehingga diperoleh 14 formula. Parameter optimasi terdiri dari daya serap tablet, floating lag time, C360 dan DE360. Keempat parameter dianalisis menggunakan software Desain Expert 7.1.3 untuk menentukan formula optimum. Formula optimum diperoleh dengan menentukan target yang diinginkan untuk masing-masing parameter. Daya serap dipilih target maksimum, floating lag time dipilih target minimum, C360 ditarget pada angka 54, dan DE360 ditarget pada angka 40. HPMC K15M pada konsentrasi paling tinggi berpengaruh pada pelepasan nifedipin paling kecil, PVP K-30 pada konsentrasi paling tinggi berpengaruh pada pelepasan nifedipin paling besar, sedangkan Avicel PH 102 pada konsentrasi paling tinggi berpengaruh kecil terhadap penurunan floating lag time tablet floating nifedipin. Proporsi formula optimum HPMC K15M 80 mg, PVP K-30 97 mg dan Avicel PH 102 45 mg. Daya serap tablet, C360 dan DE360 memberikan hasil tidak berbeda signifikan, floating lag time memberikan hasil berbeda signifikan terhadap hasil prediksi software. Kinetika pelepasan semua formula mengikuti orde 1, menunjukkan bahwa pelepasan obat terjadi melalui mekanisme difusi.