Sari Wulandari, G. Guntur, R. Goodfellow, M. D. Marianto
{"title":"Nurturing Sanity Through RajutKejut Craftivism","authors":"Sari Wulandari, G. Guntur, R. Goodfellow, M. D. Marianto","doi":"10.24821/ijcas.v9i1.6975","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"As people in almost all countries in the world, Indonesians are currently struggling to deal with the Covid-19 pandemic by making their activities more selective and prioritizing their needs based on needs. Mental health is also a priority, and more attention needs to be paid to personal and environmental hygiene issues. The RajutKejut Community is a group of female crocheters who ‘yarn bomb’ in public spaces using crochet works. Given pandemic conditions, where most activities are limited, and loneliness and social isolation have become major concerns, this group remains connected using advanced digital technology to share news, views, and stories. And in doing so, they have supported each other in the best possible way: through an activity characterized by meditative nuances practised in a quarantined atmosphere. Thus, a new space for both contemplation and reflection has been created. This has preserved the quality of the community’s work but it has also resulted in other benefits as well. For example, the body's immune system can be strengthened by maintaining good mental health and especially by generating feelings of happiness and joy. To this end, the community has held yarn bombing activities in their respective neighbourhoods and then shared their collective and individual experiences. The research question that arises then is, how can a communal craft-related activity like crochet raise awareness and understanding of the human condition amid a pandemic? This study uses the phenomenology of perception developed by Maurice Merleau-Ponty as an analytical method to better comprehend the world of the RajutKejut community, with special reference to the current pandemic. Amongst other observations, this research illustrates that the pandemic has encouraged many people to look to the past and, in doing so, realize that their existence in the present can be defined by structured craft projects, which caused them to make better-informed decisions about the future. In this process, human beings begin to chart their existence using their bodies and, in doing so, awaken mindfulness of self. Memelihara Kewarasan Melalui Kraftivisme RajutKejut Abstrak Seperti halnya di hampir seluruh negara di dunia, masyarakat Indonesia saat ini sedang berjuang menghadapi pandemi Covid-19, mengharuskan membatasi aktivitasnya lebih selektif, dan memprioritaskan keperluan berdasarkan kebutuhan. Kesehatan mental juga menjadi prioritas, selain masalah kebersihan pribadi dan lingkungan. Komunitas RajutKejut adalah sekelompok perajut perempuan yang melakukan ‘yarn bombing’ di ruang publik menggunakan karya rajut. Dengan kondisi pandemi, di mana sebagian besar aktivitas dibatasi, kesendirian dan isolasi sosial menjadi perhatian utama, komunitas ini tetap terhubung satu sama lain dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi digital, untuk berbagi berita, pandangan, dan cerita. Dan dalam melakukannya, mereka berusaha untuk saling mendukung dengan cara terbaik: melalui aktivitas bernuansa meditatif yang dipraktikkan dalam menjalani karantina. Dengan demikian, terbentuk ruang baru untuk kontemplasi dan refleksi. Hal ini telah menjaga kualitas kerja masyarakat di samping menghasilkan manfaat lain. Misalnya, sistem kekebalan tubuh dapat diperkuat dengan menjaga kesehatan mental yang baik dan terutama dengan membangkitkan perasaan bahagia dan gembira. Untuk itu, komunitas ini mengadakan kegiatan ‘yarn bombing’ di lingkungan masing-masing dan berbagi pengalaman kolektif dan individu. Pertanyaan penelitian yang kemudian muncul adalah, bagaimana kegiatan terkait kraf komunal seperti merajut ini dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kondisi manusia di tengah pandemi? Studi ini menggunakan pemikiran fenomenologi persepsi yang dikembangkan oleh Maurice Merleau-Ponty sebagai metode analisis untuk lebih memahami dunia komunitas RajutKejut, dengan referensi khusus pada pandemi saat ini. Melalui pengamatan, penelitian ini menggambarkan bahwa pandemi telah mendorong banyak orang untuk melihat ke masa lalu dan dengan melakukan itu, menyadari bahwa keberadaan mereka di masa sekarang dapat ditentukan oleh proyek kraf yang terstruktur, sehingga membawa mereka dapat membuat keputusan yang lebih tepat tentang dunia masa depan. Dalam proses ini manusia mulai memetakan keberadaan mereka dengan menggunakan tubuh, sehingga membangkitkan kesadaran diri.","PeriodicalId":53063,"journal":{"name":"International Journal of Creative and Arts Studies","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"International Journal of Creative and Arts Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24821/ijcas.v9i1.6975","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
As people in almost all countries in the world, Indonesians are currently struggling to deal with the Covid-19 pandemic by making their activities more selective and prioritizing their needs based on needs. Mental health is also a priority, and more attention needs to be paid to personal and environmental hygiene issues. The RajutKejut Community is a group of female crocheters who ‘yarn bomb’ in public spaces using crochet works. Given pandemic conditions, where most activities are limited, and loneliness and social isolation have become major concerns, this group remains connected using advanced digital technology to share news, views, and stories. And in doing so, they have supported each other in the best possible way: through an activity characterized by meditative nuances practised in a quarantined atmosphere. Thus, a new space for both contemplation and reflection has been created. This has preserved the quality of the community’s work but it has also resulted in other benefits as well. For example, the body's immune system can be strengthened by maintaining good mental health and especially by generating feelings of happiness and joy. To this end, the community has held yarn bombing activities in their respective neighbourhoods and then shared their collective and individual experiences. The research question that arises then is, how can a communal craft-related activity like crochet raise awareness and understanding of the human condition amid a pandemic? This study uses the phenomenology of perception developed by Maurice Merleau-Ponty as an analytical method to better comprehend the world of the RajutKejut community, with special reference to the current pandemic. Amongst other observations, this research illustrates that the pandemic has encouraged many people to look to the past and, in doing so, realize that their existence in the present can be defined by structured craft projects, which caused them to make better-informed decisions about the future. In this process, human beings begin to chart their existence using their bodies and, in doing so, awaken mindfulness of self. Memelihara Kewarasan Melalui Kraftivisme RajutKejut Abstrak Seperti halnya di hampir seluruh negara di dunia, masyarakat Indonesia saat ini sedang berjuang menghadapi pandemi Covid-19, mengharuskan membatasi aktivitasnya lebih selektif, dan memprioritaskan keperluan berdasarkan kebutuhan. Kesehatan mental juga menjadi prioritas, selain masalah kebersihan pribadi dan lingkungan. Komunitas RajutKejut adalah sekelompok perajut perempuan yang melakukan ‘yarn bombing’ di ruang publik menggunakan karya rajut. Dengan kondisi pandemi, di mana sebagian besar aktivitas dibatasi, kesendirian dan isolasi sosial menjadi perhatian utama, komunitas ini tetap terhubung satu sama lain dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi digital, untuk berbagi berita, pandangan, dan cerita. Dan dalam melakukannya, mereka berusaha untuk saling mendukung dengan cara terbaik: melalui aktivitas bernuansa meditatif yang dipraktikkan dalam menjalani karantina. Dengan demikian, terbentuk ruang baru untuk kontemplasi dan refleksi. Hal ini telah menjaga kualitas kerja masyarakat di samping menghasilkan manfaat lain. Misalnya, sistem kekebalan tubuh dapat diperkuat dengan menjaga kesehatan mental yang baik dan terutama dengan membangkitkan perasaan bahagia dan gembira. Untuk itu, komunitas ini mengadakan kegiatan ‘yarn bombing’ di lingkungan masing-masing dan berbagi pengalaman kolektif dan individu. Pertanyaan penelitian yang kemudian muncul adalah, bagaimana kegiatan terkait kraf komunal seperti merajut ini dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kondisi manusia di tengah pandemi? Studi ini menggunakan pemikiran fenomenologi persepsi yang dikembangkan oleh Maurice Merleau-Ponty sebagai metode analisis untuk lebih memahami dunia komunitas RajutKejut, dengan referensi khusus pada pandemi saat ini. Melalui pengamatan, penelitian ini menggambarkan bahwa pandemi telah mendorong banyak orang untuk melihat ke masa lalu dan dengan melakukan itu, menyadari bahwa keberadaan mereka di masa sekarang dapat ditentukan oleh proyek kraf yang terstruktur, sehingga membawa mereka dapat membuat keputusan yang lebih tepat tentang dunia masa depan. Dalam proses ini manusia mulai memetakan keberadaan mereka dengan menggunakan tubuh, sehingga membangkitkan kesadaran diri.
与世界上几乎所有国家的人民一样,印度尼西亚人目前正在努力应对Covid-19大流行,他们的活动更具选择性,并根据需要优先考虑自己的需求。心理健康也是一个优先事项,需要更多地关注个人和环境卫生问题。RajutKejut社区是一群女性钩针编织者,她们用钩针作品在公共场所“制造纱线炸弹”。鉴于大流行的情况,大多数活动受到限制,孤独和社会隔离已成为主要问题,这一群体仍通过先进的数字技术保持联系,分享新闻、观点和故事。在这样做的过程中,他们以最好的方式相互支持:通过一种在隔离气氛中进行的以冥想细微差别为特征的活动。因此,创造了一个既可以沉思又可以反思的新空间。这不仅保证了社区工作的质量,而且还带来了其他好处。例如,身体的免疫系统可以通过保持良好的心理健康,特别是通过产生幸福和快乐的感觉来增强。为此,社区在各自的社区举行了纱线轰炸活动,然后分享他们的集体和个人经验。由此产生的研究问题是,在大流行期间,钩针编织等与手工艺相关的公共活动如何提高人们对人类状况的认识和理解?本研究使用莫里斯·梅洛-庞蒂(Maurice merlo - ponty)发展的感知现象学作为分析方法,以更好地理解RajutKejut社区的世界,特别参考当前的大流行。除其他观察外,这项研究表明,大流行鼓励许多人回顾过去,并在这样做的过程中认识到,他们现在的存在可以通过结构化的工艺项目来定义,这使他们能够对未来做出更明智的决定。在这个过程中,人类开始用他们的身体来描绘他们的存在,在这样做的过程中,唤醒自我的正念。[摘要]印度尼西亚预防新冠肺炎疫情,预防新冠肺炎疫情,预防新冠肺炎疫情,预防新冠肺炎疫情,预防新冠肺炎疫情。Kesehatan mental juga menjadi priorities, selain masalah kebersihan pribadi dan lingkungan。Komunitas RajutKejut adalah sekelompok perajut perempuan yang melakukan“纱线爆炸”,我的意思是“纱线爆炸”。Dengan kondisi pandemi, di mana sebagian besar aktivitas dibatasi, kesendirian dan isolasi social menjadi perhatian utama, komunitas ini tetap terhubung satu sama lain Dengan memanfaatkan kecanggihan tecknologi digital, untuk berbagi berita, pandangan, dan cerita。禅修,禅修,禅修,禅修,禅修,禅修,禅修,禅修。邓干德米克,特本图克,黄巴鲁,乌图克,康帕拉斯和反射。哈尔尼尼telah menjaga kualitas kerja masyarakat di samping menghasilkan manfaat lain。Misalnya,系统kekebalan tubuh dapat diperkuat dengan menjaga kesehatan mental yang baik dan terutama dengan membangkitkan perasaan bahagia dan gembira。Untuk itu, komunitas ini mengadakan kegiatan '纱线爆炸' di lingkungan masing-masing dan berbagi pengalaman kolektif dan个人。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。[8][研究]中国传染病现象与流行病学[m] .梅洛-庞蒂方法分析[j] .中国传染病与流行病学[j]。Melalui pengamatan, penelitian ini menggambarkan bahwa pandemi telah mendorong banyak orang untuk melitak, menyadari bahwa keberadan和mereka di masa sekarang dapat ditentukan oleh proyek kraf yang terstructur, sehinga membawa mereka dapat memputusan yang lebih tepat tentang dunia masa depan。Dalam提议ini manusia mulai memetakan keberadaan mereka dengan menggunakan tubuh, sehinga membangkitkan kesadaran diri。