{"title":"Imbuhan Airtanah Buatan untuk Konservasi Cekungan Airtanah Bandung-Soreang","authors":"Ananta Purwoarminta, R. Lubis, Rizka Maria","doi":"10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.1004","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Airtanah saat ini telah menjadi isu di dunia dan Indonesia akibat terjadinya degradasi airtanah. Tingginya pertumbuhan penduduk dan industri di wilayah kota telah meningkatkan eksploitasi airtanah, sementara laju pengisian airtanah (infiltrasi) terus menurun. Penurunan laju infiltrasi diakibatkan oleh adanya perubahan tutupan lahan. Berdasarkan permasalahan ini maka konservasi airtanah harus dilakukan untuk menjaga ketahanan air. Cekungan Bandung-Soreang sebagai wilayah perkotaan telah mengalami penurunan muka airtanah sebagai akibat adanya pengambilan airtanah yang berlebih. Tulisan ini adalah telaah dari berbagai metode teknis yang telah diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut di atas khususnya metode imbuhan buatan untuk konservasi airtanah di Cekungan Bandung. Berbagai teknik telah diterapkan baik oleh masyarakat, industri maupun pemerintah dengan sumber utama adalah air hujan. Namun penurunan muka airtanah masih terus terjadi meskipun upaya-upaya tersebut telah dilakukan. Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa metode imbuhan buatan hanya mampu mengurangi penurunan muka airtanah. Jika hasil yang diharapkan adalah kembalinya muka airtanah ke kondisi awal maka diperlukan pengembangan metode dan atau penambahan jumlah imbuhan buatan yang sangat banyak. Groundwater becomes an issue globally due to groundwater degradation. The high population and industry growth in the cities had increased the exploitation of groundwater. On the other hand, the rate of infiltration is lower due to city development. Therefore, groundwater conservation is required to maintain water resistance. The Bandung-Soreang Basin, as an urban area, has experienced a decline in groundwater as a result of excessive groundwater extraction. This paper presented a review of various technical methods that have been applied to overcome the problem. Artificial recharge method for groundwater conservation in the Bandung-Soreang Basin has been used by the community, industry, and government, with rainwater as the main source. The most recent condition indicated that the groundwater level has been still decreasing despite these efforts. The results of the latest research suggested that artificial recharge has only reduced the groundwater depletion. To restore the groundwater to its initial condition, we need to develop a new method or simply add a lot more artificial recharges.","PeriodicalId":41045,"journal":{"name":"Riset Geologi dan Pertambangan","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Riset Geologi dan Pertambangan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.1004","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"GEOSCIENCES, MULTIDISCIPLINARY","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
Airtanah saat ini telah menjadi isu di dunia dan Indonesia akibat terjadinya degradasi airtanah. Tingginya pertumbuhan penduduk dan industri di wilayah kota telah meningkatkan eksploitasi airtanah, sementara laju pengisian airtanah (infiltrasi) terus menurun. Penurunan laju infiltrasi diakibatkan oleh adanya perubahan tutupan lahan. Berdasarkan permasalahan ini maka konservasi airtanah harus dilakukan untuk menjaga ketahanan air. Cekungan Bandung-Soreang sebagai wilayah perkotaan telah mengalami penurunan muka airtanah sebagai akibat adanya pengambilan airtanah yang berlebih. Tulisan ini adalah telaah dari berbagai metode teknis yang telah diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut di atas khususnya metode imbuhan buatan untuk konservasi airtanah di Cekungan Bandung. Berbagai teknik telah diterapkan baik oleh masyarakat, industri maupun pemerintah dengan sumber utama adalah air hujan. Namun penurunan muka airtanah masih terus terjadi meskipun upaya-upaya tersebut telah dilakukan. Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa metode imbuhan buatan hanya mampu mengurangi penurunan muka airtanah. Jika hasil yang diharapkan adalah kembalinya muka airtanah ke kondisi awal maka diperlukan pengembangan metode dan atau penambahan jumlah imbuhan buatan yang sangat banyak. Groundwater becomes an issue globally due to groundwater degradation. The high population and industry growth in the cities had increased the exploitation of groundwater. On the other hand, the rate of infiltration is lower due to city development. Therefore, groundwater conservation is required to maintain water resistance. The Bandung-Soreang Basin, as an urban area, has experienced a decline in groundwater as a result of excessive groundwater extraction. This paper presented a review of various technical methods that have been applied to overcome the problem. Artificial recharge method for groundwater conservation in the Bandung-Soreang Basin has been used by the community, industry, and government, with rainwater as the main source. The most recent condition indicated that the groundwater level has been still decreasing despite these efforts. The results of the latest research suggested that artificial recharge has only reduced the groundwater depletion. To restore the groundwater to its initial condition, we need to develop a new method or simply add a lot more artificial recharges.