{"title":"THERAPI BERMAIN PUZZEL UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI DI TK AL BARA KEDAMAIAN TANJUNG RAYA BANDAR LAMPUNG","authors":"Juniah, Mery Arianti","doi":"10.59030/jpmbd.v2i2.34","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Anak usia dini adalah manusia yang polos serta memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa serta akan berkembang menjadi manusia seutuhnya. Anak memiliki berbagai macam potensi yang harus dikembangkan, meskipun pada umumnya anak memiliki pola perkembangan yang sama tetapi ritme perkembangan akan berbeda satu sama lainnya karena pada dasarnya anak bersifat individual. Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia dini yaitu kemampuan motorik. Motorik halus merupakan gerakan yang melibatkan otot-otot halus atau bagian tubuh yang tertentu. Salah satu alat permainan edukatif yang dapat digunakan untuk menunjang perkembangan motorik halus anak yaitu puzzle. Alat permainan edukatif puzzle adalah alat permainan yang dapat melatih anak mengenal bentuk, dan mengenal ruang kosong di aman potongan tersebut dibutuhkan. Tujuan meningkatkan kemmapuan motoric halus. Metode kegiatan ini dilakukan dengan melakukan deteksi dini terlebih dahulu dengan menggunakan format DDST II yang terdiri dari 4 sektor yaitu motorik halus, motorik kasar, bahasa, personal sosial. Focus kegiatan ini adalah pada bagian motorik halus. setelah itu baru diberikan bermain puzzle selama 20 menit yang diikuti oleh 15 anak – anak. Hasil kegiatan ini adalah bermain dengan permainan puzzle dapat meningkatkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, mampu mengkoordinasikan indra mata dan tangan, melatih kelenturan dan koordinasi otor jari dan tangan, melatih ketrampilan gerak dan berfikir anak, membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak dan meningkatkan perkembangan emosi anak dalam beraktivitas motoric halus.","PeriodicalId":55761,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat MIPA dan Pendidikan MIPA","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pengabdian Masyarakat MIPA dan Pendidikan MIPA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59030/jpmbd.v2i2.34","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Anak usia dini adalah manusia yang polos serta memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa serta akan berkembang menjadi manusia seutuhnya. Anak memiliki berbagai macam potensi yang harus dikembangkan, meskipun pada umumnya anak memiliki pola perkembangan yang sama tetapi ritme perkembangan akan berbeda satu sama lainnya karena pada dasarnya anak bersifat individual. Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia dini yaitu kemampuan motorik. Motorik halus merupakan gerakan yang melibatkan otot-otot halus atau bagian tubuh yang tertentu. Salah satu alat permainan edukatif yang dapat digunakan untuk menunjang perkembangan motorik halus anak yaitu puzzle. Alat permainan edukatif puzzle adalah alat permainan yang dapat melatih anak mengenal bentuk, dan mengenal ruang kosong di aman potongan tersebut dibutuhkan. Tujuan meningkatkan kemmapuan motoric halus. Metode kegiatan ini dilakukan dengan melakukan deteksi dini terlebih dahulu dengan menggunakan format DDST II yang terdiri dari 4 sektor yaitu motorik halus, motorik kasar, bahasa, personal sosial. Focus kegiatan ini adalah pada bagian motorik halus. setelah itu baru diberikan bermain puzzle selama 20 menit yang diikuti oleh 15 anak – anak. Hasil kegiatan ini adalah bermain dengan permainan puzzle dapat meningkatkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, mampu mengkoordinasikan indra mata dan tangan, melatih kelenturan dan koordinasi otor jari dan tangan, melatih ketrampilan gerak dan berfikir anak, membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak dan meningkatkan perkembangan emosi anak dalam beraktivitas motoric halus.