Pengaruh Suhu Wet Rendering yang Berbeda terhadap Karakteristik Ekstrak Kasar Minyak Ikan Lele (Clarias sp.)

IF 0.2 Q4 AGRONOMY
agriTECH Pub Date : 2021-11-30 DOI:10.22146/agritech.49875
Magdalena Januasni Jati Martins, Lukita Purnamayati, Romadhon Romadhon
{"title":"Pengaruh Suhu Wet Rendering yang Berbeda terhadap Karakteristik Ekstrak Kasar Minyak Ikan Lele (Clarias sp.)","authors":"Magdalena Januasni Jati Martins, Lukita Purnamayati, Romadhon Romadhon","doi":"10.22146/agritech.49875","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pengolahan minyak isi perut ikan lele dapat meningkatkan nilai ekonomi limbah ikan lele. Wet rendering merupakan metode yang sering digunakan untuk mengekstrak minyak ikan. Metode ini menggunakan panas dan air untuk membantu proses ekstraksi. Perlakuan suhu bertujuan untuk menggumpalkan protein dan merusak membran sel sehingga minyak dapat terekstrak keluar. Adanya air memudahkan pemisahan karena minyak yang terekstrak akan mengapung pada permukaan. Penggunaan suhu ekstraksi berpengaruh terhadap kualitas minyak ikan yang dihasilkan. Suhu ekstraksi yang tinggi menyebabkan penurunan kualitas minyak akibat terjadinya reaksi oksidasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu ekstraksi wet rendering terhadap karakteristik ekstrak kasar minyak isi perut ikan lele dan mengetahui suhu ekstraksi optimum berdasarkan karakteristik ekstrak minyak isi perut ikan lele yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan satu faktor yaitu perbedaan suhu ekstraksi wet rendering (80 °C, 90 °C, dan 100 °C) dengan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu ekstraksi menghasilkan minyak isi perut ikan lele dengan rendemen yang semakin meningkat. Namun, kualitas minyak ikan semakin menurun yang ditunjukkan dengan meningkatnya asam lemak bebas dan angka peroksida, yang berakibat pada penurunan nilai organoleptik, perubahan profil asam lemak dan slip melting point. Suhu 100 °C merupakan suhu ekstraksi terbaik dengan nilai organoleptik 7,87; rendemen 8,57%; slip melting point 37,53 °C; bilangan iod 16,01%; total SFA 42,9%; MUFA 31,8%; PUFA 11,51%; angka asam lemak bebas 2,00%; kadar air 0,56%; dan bilangan peroksida 7,26 meq/kg.","PeriodicalId":7563,"journal":{"name":"agriTECH","volume":"56 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.2000,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"agriTECH","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/agritech.49875","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"AGRONOMY","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

Abstract

Pengolahan minyak isi perut ikan lele dapat meningkatkan nilai ekonomi limbah ikan lele. Wet rendering merupakan metode yang sering digunakan untuk mengekstrak minyak ikan. Metode ini menggunakan panas dan air untuk membantu proses ekstraksi. Perlakuan suhu bertujuan untuk menggumpalkan protein dan merusak membran sel sehingga minyak dapat terekstrak keluar. Adanya air memudahkan pemisahan karena minyak yang terekstrak akan mengapung pada permukaan. Penggunaan suhu ekstraksi berpengaruh terhadap kualitas minyak ikan yang dihasilkan. Suhu ekstraksi yang tinggi menyebabkan penurunan kualitas minyak akibat terjadinya reaksi oksidasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu ekstraksi wet rendering terhadap karakteristik ekstrak kasar minyak isi perut ikan lele dan mengetahui suhu ekstraksi optimum berdasarkan karakteristik ekstrak minyak isi perut ikan lele yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan satu faktor yaitu perbedaan suhu ekstraksi wet rendering (80 °C, 90 °C, dan 100 °C) dengan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu ekstraksi menghasilkan minyak isi perut ikan lele dengan rendemen yang semakin meningkat. Namun, kualitas minyak ikan semakin menurun yang ditunjukkan dengan meningkatnya asam lemak bebas dan angka peroksida, yang berakibat pada penurunan nilai organoleptik, perubahan profil asam lemak dan slip melting point. Suhu 100 °C merupakan suhu ekstraksi terbaik dengan nilai organoleptik 7,87; rendemen 8,57%; slip melting point 37,53 °C; bilangan iod 16,01%; total SFA 42,9%; MUFA 31,8%; PUFA 11,51%; angka asam lemak bebas 2,00%; kadar air 0,56%; dan bilangan peroksida 7,26 meq/kg.
湿湿对鲶鱼油的粗提取物特性的不同影响。
鲶鱼的食用油处理可以提高鲶鱼废物的经济价值。湿浸是一种常见的提取鱼油的方法。这种方法利用热量和水来帮助提取过程。热处理的目的是吸收蛋白质并损害细胞膜,这样就可以提取石油。水有助于分离,因为提取的石油会浮在水面上。提取温度的使用影响了鱼油的质量。提取的高温度导致氧化反应导致石油质量下降。本研究的目的是确定湿萃取的温度对鲶鱼的粗提取油的特性的影响,并根据鲶鱼提取油的特性来确定最佳提取温度。这项研究用随机设计完整的一个因素就是提取的温差湿(80°C的渲染图,90°C和100°C),重复三次。研究表明,提取的温度越高,鲶鱼的胃里就会产生大量的鲶鱼花蜜。然而,鱼油的质量随着自由脂肪酸和过氧化氢数字的增加而下降,导致有机物价值的下降、脂肪酸剖面和熔点的变化。100°C的温度是最好的温度提取价值organoleptik 7.87;rendemen 8,57%;滑动角大熔炉37.53°C;iod数字16.01%;总SFA 42.9%;MUFA医生看病;普法11,51%;二00%的自由脂肪酸;0.56%的含水率;和过氧化氢7.26 meq/kg。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
agriTECH
agriTECH AGRONOMY-
自引率
0.00%
发文量
30
审稿时长
24 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信