Tinjauan Pola Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap RSUP dr. Kariadi Semarang Tahun 2009

T. D. Anggraini
{"title":"Tinjauan Pola Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap RSUP dr. Kariadi Semarang Tahun 2009","authors":"T. D. Anggraini","doi":"10.37013/jf.v2i1.19","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Demam tifoid termasuk salah satu penyakit infeksi yang banyak ditemukan di negara berkembang dengan kepadatan penduduk tinggi serta kesehatan lingkungan yang rendah. Berdasarkan laporan WHO disebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara dengan angka kejadian demam tifoid yang tinggi, yaitu >100 per 100.000 penduduk per tahun. Studi epidemiologi baru-baru ini menunjukkan mulai adanya resiko multi drug resisten (MDR) pada penggunaan antibiotik untuk pengobatan demam tifoid sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik pada pasien anak demam tifoid di instalasi rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2009. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dari data rekam medik pasien. Sebanyak 100 sampel diperoleh, dan hasil penelitian dianalisis menggunakan metode deskriptif non analitik. Pola penggunaan antibiotik untuk demam tifoid dilihat melalui golongan antibiotik yang digunakan, ada tidaknya penggantian antibiotik selama terapi, kombinasi antibiotik yang diberikan, cara pemberian, lama pemberian antibiotik, efek samping antibiotik, dan interaksi obat yang terjadi akibat penggunaan antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode tahun 2009 di instalasi rawat inap RSUP Dr. Kariadi demam tifoid didominasi oleh pasien laki-laki pada rentang usia 6-10 tahun. Golongan antibiotik yang paling banyak digunakan adalah dari golongan sefalosporin sebesar 55,22%, dari 100 kasus 35 diantaranya mengalami penggantian antibiotik, penggunaan kombinasi antibiotik sebesar 50%, sediaan antibiotik lebih banyak diberikan dalam bentuk injeksi dan untuk lama pemberian antibiotik terdapat ketidaksesuaian lama pemberian antibiotik pada pasien dengan yang tercantum pada Standar Prosedur Operasional yaitu jauh lebih singkat.","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"72 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37013/jf.v2i1.19","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Demam tifoid termasuk salah satu penyakit infeksi yang banyak ditemukan di negara berkembang dengan kepadatan penduduk tinggi serta kesehatan lingkungan yang rendah. Berdasarkan laporan WHO disebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara dengan angka kejadian demam tifoid yang tinggi, yaitu >100 per 100.000 penduduk per tahun. Studi epidemiologi baru-baru ini menunjukkan mulai adanya resiko multi drug resisten (MDR) pada penggunaan antibiotik untuk pengobatan demam tifoid sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik pada pasien anak demam tifoid di instalasi rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2009. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dari data rekam medik pasien. Sebanyak 100 sampel diperoleh, dan hasil penelitian dianalisis menggunakan metode deskriptif non analitik. Pola penggunaan antibiotik untuk demam tifoid dilihat melalui golongan antibiotik yang digunakan, ada tidaknya penggantian antibiotik selama terapi, kombinasi antibiotik yang diberikan, cara pemberian, lama pemberian antibiotik, efek samping antibiotik, dan interaksi obat yang terjadi akibat penggunaan antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode tahun 2009 di instalasi rawat inap RSUP Dr. Kariadi demam tifoid didominasi oleh pasien laki-laki pada rentang usia 6-10 tahun. Golongan antibiotik yang paling banyak digunakan adalah dari golongan sefalosporin sebesar 55,22%, dari 100 kasus 35 diantaranya mengalami penggantian antibiotik, penggunaan kombinasi antibiotik sebesar 50%, sediaan antibiotik lebih banyak diberikan dalam bentuk injeksi dan untuk lama pemberian antibiotik terdapat ketidaksesuaian lama pemberian antibiotik pada pasien dengan yang tercantum pada Standar Prosedur Operasional yaitu jauh lebih singkat.
2009年,卡拉迪·三宝垄住院治疗伤寒儿童使用抗生素的模式概述了
伤寒是发展中国家高密度和环境健康较低的传染病之一。根据世卫组织的一份报告,印度尼西亚是世界上每10万人中就有100人死于伤寒的国家之一。最近的流行病学研究表明,使用抗生素治疗伤寒的风险已经上升,因此这项研究将确定2009年Kariadi博士住院治疗中伤寒患儿患者使用抗生素的模式。这项研究是非实验的。数据收集是根据病人的病史进行的。总共获得了100个样本,研究结果采用了非分析性描述性方法进行分析。抗生素治疗伤寒的使用模式可以通过不同种类的抗生素来观察,治疗过程中抗生素的替代能力、抗生素的组合、给予的方式、抗生素的长期使用、抗生素的副作用以及抗生素使用所导致的药物的相互作用。研究结果显示,2009年,卡拉迪医生患伤寒的住院期间,主要是10到10岁的男性患者。最常用的抗生素是阶级的阶级sefalosporin 55,22%万,其中100箱35的经历可以替代抗生素,抗生素使用组合50%,sediaan中给出更多形式的狂犬病疫苗和抗生素喂养抗生素有分歧久给予抗生素的病人所列的标准操作程序,即更短。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信