{"title":"PEMBERDAYAAN PETANI SACHA INCHI SECARA SWADAYA DI DESA PENGGUNG KECAMATAN NAWANGAN KABUPATEN PACITAN JAWA TIMUR","authors":"N. Soetjipto","doi":"10.58826/uj.v4i01.41","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Stunting atau kekurangan gizi kronis pada anak merupakan masalah serius kesehatan di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun 2020, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%. Angka ini menunjukkan bahwa sekitar 9,8 juta anak di Indonesia mengalami stunting.Kelompok pangan fungsional yang memiliki dampak terhadap sistem daya tahan tubuh, yaitu asam lemak omega-3. Sumber bahan makanan yang mengandung asam lemak omega-3 paling tinggi biasanya diperoleh dari sumber hewani laut seperti salmon. Namun, tidak hanya sumber hewani laut, sumber nabati juga banyak mengandung asam lemak omega-3 yang tinggi seperti sumber nabati yang berasal dari tanaman sacha inchi (Plukenetia volubilis L.). Permasalahan muncul karena Sacha Inchi bukan merupakan komoditas tanam yang familier bagi petani. Kebanyakan menanam komoditas yang lebih umum seperti padi, jagung, kacang tanah, dan beberapa jenis sayuran. Diperlukan metode atau cara pemberdayaan yang optimal dan dapat dipercaya untuk mendukung petani agar mau berkontribusi dalam penurunan angka stunting diindonesia. Untuk itu perlu dilakukannya pemberdayaan petani dalam menanam Sacha Inchi guna berkontribusi dalam usaha menurunkan angka stunting di indonesia, tak terkecuali Desa Desa Penggung Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Penelitian ini menghasilkan bahwa pemberdayaan petani mengguakan Aras Mikro, Mezzo, dan Makro yang dilakukan di desa Desa Penggung Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan Jawa Timur dapat dikatakan berjalan dengan baik. Faktor pendorong utama keberhasilan adalah dukungan dari aparat desa untuk mendukung program tersebut. Sedangkan hambatannya datang dari masalah rendahnya kualitas sumber daya manusia, dan cuaca yang tidak menentu","PeriodicalId":23456,"journal":{"name":"Universal Journal of Psychology","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Universal Journal of Psychology","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.58826/uj.v4i01.41","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Stunting atau kekurangan gizi kronis pada anak merupakan masalah serius kesehatan di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun 2020, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%. Angka ini menunjukkan bahwa sekitar 9,8 juta anak di Indonesia mengalami stunting.Kelompok pangan fungsional yang memiliki dampak terhadap sistem daya tahan tubuh, yaitu asam lemak omega-3. Sumber bahan makanan yang mengandung asam lemak omega-3 paling tinggi biasanya diperoleh dari sumber hewani laut seperti salmon. Namun, tidak hanya sumber hewani laut, sumber nabati juga banyak mengandung asam lemak omega-3 yang tinggi seperti sumber nabati yang berasal dari tanaman sacha inchi (Plukenetia volubilis L.). Permasalahan muncul karena Sacha Inchi bukan merupakan komoditas tanam yang familier bagi petani. Kebanyakan menanam komoditas yang lebih umum seperti padi, jagung, kacang tanah, dan beberapa jenis sayuran. Diperlukan metode atau cara pemberdayaan yang optimal dan dapat dipercaya untuk mendukung petani agar mau berkontribusi dalam penurunan angka stunting diindonesia. Untuk itu perlu dilakukannya pemberdayaan petani dalam menanam Sacha Inchi guna berkontribusi dalam usaha menurunkan angka stunting di indonesia, tak terkecuali Desa Desa Penggung Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Penelitian ini menghasilkan bahwa pemberdayaan petani mengguakan Aras Mikro, Mezzo, dan Makro yang dilakukan di desa Desa Penggung Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan Jawa Timur dapat dikatakan berjalan dengan baik. Faktor pendorong utama keberhasilan adalah dukungan dari aparat desa untuk mendukung program tersebut. Sedangkan hambatannya datang dari masalah rendahnya kualitas sumber daya manusia, dan cuaca yang tidak menentu