Pengaruh Mendengarkan Musik Terhadap Kondisi Rilaksasi

D. Djohan, Fortunata Tyasrinestu, Lady Angela Exlesia Sualang
{"title":"Pengaruh Mendengarkan Musik Terhadap Kondisi Rilaksasi","authors":"D. Djohan, Fortunata Tyasrinestu, Lady Angela Exlesia Sualang","doi":"10.24821/resital.v23i3.8337","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT The Impact of Listening to Music on Relaxation Condition. This study was conducted to identify the effectiveness of passively using instrumental music in stimulating subjects to reach relaxation. Music has been used for centuries in association with trance condition. Currently, the use has been developing, including in the realm of hypnosis or \"brainwashing\". The notion that music can affect listeners' self-control has become a well-known topic like the concepts of automatic responses and conditioned reflexes that form the basis of psychological models of musical stimulation. Relaxation as one of the achievements of hypnotherapy in which music has a role in the presence of 'physiological psychology' as a physical reflex phenomenon in response to sounds. The sound of gong – Indonesian traditional musical instrument – and tuning forks have been widely used to induce hypnotic trances to conditioned reflex – automatic responses to sounds that have physiological effects through the conscious mind. In the 1770s, Mesmer, a German doctor, combined the recovery process of his patients with the theory that the universe was deliberately manipulated used in health-related matters. The presence of hypnotism to gain relaxation was considered to be embodied from this treatment known as 'magnetic sleep'. The concept of magnetism was understood as a 'sympathetic vibration' which had something in common with music and it was believed that this condition can be communicated, transmitted and amplified through sounds. In subsequent developments, conventional musical instruments such as piano, violin, and harp were used which further strengthened the perspective of the previous theory. Nevertheless, hardly did the people use local traditional musical instruments or culture, such as gamelan. In this study the authors implemented experimental curation approach with one post-test design only for the same subject group. The authors picked sample consisting of adolescents with no hearing or health problems after being examined. The total sample of N = 10 were given passive musical intervention by listening through compositions of the sound sources and nuances Javanese gamelan nuances, then measurements were taken through self-report questionnaire and integrated group discussion. The results of the study indicate that attaining relaxed condition can reduce subjective stress through listening to music, thereby allowing a temporary reduction in somatic symptoms.ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi efektivitas penggunaan musik instrumental secara pasif dalam menstimuli subjek agar dapat mencapai kondisi rilaksasi. Musik telah berabad lamanya digunakan dalam asosiasinya dengan kondisi trans dan saat ini pemanfaatannya makin berkembang termasuk ke ranah hypnosis atau “cuci otak”. Gagasan bahwa musik dapat memengaruhi pengendalian diri pendengar telah menjadi tema yang makin dikenal seperti konsep respons otomatis dan refleks terkondisi yang menjadi dasar model psikologi ketika terjadi stimuli musik. Rilaksasi sebagai salah satu capaian hipnoterapi dan musik memiliki peran dengan hadirnya 'psikologi fisiologis' sebagai fenomena refleks fisik merespons suara. Mulai dari suara gong dan garpu tala banyak digunakan untuk menginduksi trans hipnosis hingga ke refleks terkondisi, respons otomatis terhadap suara yang berefek pada fisiologis melalui pikiran sadar. Pada 1770-an, Mesmer, seorang dokter kebangsaan Jerman telah menggabungkan penyembuhan pasiennya dengan teori alam semesta yang secara terencana dimanipulasi untuk digunakan dalam kaitannya dengan kesehatan. Kehadiran hipnotisme untuk mencapai rilaksasi juga dianggap lahir dari perlakuan tersebut yang dikenal dengan istilah ‘magnetic sleep’. Konsep magnetisme dipahami sebagai sebuah 'getaran simpatik' yang memiliki kesamaan dengan musik dan dipercaya kondisi tersebut dapat dikomunikasikan, disebarkan, serta diperkuat melalui suara. Pada perkembangan selanjutnya digunakan alat musik konvensional seperti piano, biola, dan harpa yang makin memperkuat pandangan teori sebelumnya. Namun demikian, hanya sebagian kecil yang menggunakan alat atau kultur musik tradisi setempat seperti, gamelan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kurasi eksperimen dengan rancangan one post-test design only pada kelompok subjek yang sama. Sampel dalam penelitian terdiri dari remaja yang telah dilakukan asesmen tanpa memiliki gangguan pendengaran atau kesehatan tertentu. Total sampel sebanyak N=10 diberi intervensi musik secara pasif dengan cara mendengarkan melalui komposisi berdasarkan sumber suara dan nuansa gamelan Jawa kemudian dilakukan pengukuran melalui kuesioner self-report serta diskusi kelompok terpadu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian kondisi rileks dapat mengurangi stres subjektif melalui mendengarkan musik sehingga memungkinkan berkurangnya gejala somatik hingga beberapa saat.","PeriodicalId":30706,"journal":{"name":"Resital Jurnal Seni Pertunjukan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Resital Jurnal Seni Pertunjukan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24821/resital.v23i3.8337","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

ABSTRACT The Impact of Listening to Music on Relaxation Condition. This study was conducted to identify the effectiveness of passively using instrumental music in stimulating subjects to reach relaxation. Music has been used for centuries in association with trance condition. Currently, the use has been developing, including in the realm of hypnosis or "brainwashing". The notion that music can affect listeners' self-control has become a well-known topic like the concepts of automatic responses and conditioned reflexes that form the basis of psychological models of musical stimulation. Relaxation as one of the achievements of hypnotherapy in which music has a role in the presence of 'physiological psychology' as a physical reflex phenomenon in response to sounds. The sound of gong – Indonesian traditional musical instrument – and tuning forks have been widely used to induce hypnotic trances to conditioned reflex – automatic responses to sounds that have physiological effects through the conscious mind. In the 1770s, Mesmer, a German doctor, combined the recovery process of his patients with the theory that the universe was deliberately manipulated used in health-related matters. The presence of hypnotism to gain relaxation was considered to be embodied from this treatment known as 'magnetic sleep'. The concept of magnetism was understood as a 'sympathetic vibration' which had something in common with music and it was believed that this condition can be communicated, transmitted and amplified through sounds. In subsequent developments, conventional musical instruments such as piano, violin, and harp were used which further strengthened the perspective of the previous theory. Nevertheless, hardly did the people use local traditional musical instruments or culture, such as gamelan. In this study the authors implemented experimental curation approach with one post-test design only for the same subject group. The authors picked sample consisting of adolescents with no hearing or health problems after being examined. The total sample of N = 10 were given passive musical intervention by listening through compositions of the sound sources and nuances Javanese gamelan nuances, then measurements were taken through self-report questionnaire and integrated group discussion. The results of the study indicate that attaining relaxed condition can reduce subjective stress through listening to music, thereby allowing a temporary reduction in somatic symptoms.ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi efektivitas penggunaan musik instrumental secara pasif dalam menstimuli subjek agar dapat mencapai kondisi rilaksasi. Musik telah berabad lamanya digunakan dalam asosiasinya dengan kondisi trans dan saat ini pemanfaatannya makin berkembang termasuk ke ranah hypnosis atau “cuci otak”. Gagasan bahwa musik dapat memengaruhi pengendalian diri pendengar telah menjadi tema yang makin dikenal seperti konsep respons otomatis dan refleks terkondisi yang menjadi dasar model psikologi ketika terjadi stimuli musik. Rilaksasi sebagai salah satu capaian hipnoterapi dan musik memiliki peran dengan hadirnya 'psikologi fisiologis' sebagai fenomena refleks fisik merespons suara. Mulai dari suara gong dan garpu tala banyak digunakan untuk menginduksi trans hipnosis hingga ke refleks terkondisi, respons otomatis terhadap suara yang berefek pada fisiologis melalui pikiran sadar. Pada 1770-an, Mesmer, seorang dokter kebangsaan Jerman telah menggabungkan penyembuhan pasiennya dengan teori alam semesta yang secara terencana dimanipulasi untuk digunakan dalam kaitannya dengan kesehatan. Kehadiran hipnotisme untuk mencapai rilaksasi juga dianggap lahir dari perlakuan tersebut yang dikenal dengan istilah ‘magnetic sleep’. Konsep magnetisme dipahami sebagai sebuah 'getaran simpatik' yang memiliki kesamaan dengan musik dan dipercaya kondisi tersebut dapat dikomunikasikan, disebarkan, serta diperkuat melalui suara. Pada perkembangan selanjutnya digunakan alat musik konvensional seperti piano, biola, dan harpa yang makin memperkuat pandangan teori sebelumnya. Namun demikian, hanya sebagian kecil yang menggunakan alat atau kultur musik tradisi setempat seperti, gamelan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kurasi eksperimen dengan rancangan one post-test design only pada kelompok subjek yang sama. Sampel dalam penelitian terdiri dari remaja yang telah dilakukan asesmen tanpa memiliki gangguan pendengaran atau kesehatan tertentu. Total sampel sebanyak N=10 diberi intervensi musik secara pasif dengan cara mendengarkan melalui komposisi berdasarkan sumber suara dan nuansa gamelan Jawa kemudian dilakukan pengukuran melalui kuesioner self-report serta diskusi kelompok terpadu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian kondisi rileks dapat mengurangi stres subjektif melalui mendengarkan musik sehingga memungkinkan berkurangnya gejala somatik hingga beberapa saat.
听音乐对Rilaksasi状况的影响
听音乐对放松状态的影响。本研究旨在确定被动使用器乐刺激受试者达到放松状态的有效性。几个世纪以来,音乐一直被用于催眠状态。目前,它的应用还在不断发展,包括在催眠或“洗脑”领域。音乐可以影响听众的自我控制,这一概念已经成为一个众所周知的话题,就像自动反应和条件反射的概念一样,它们构成了音乐刺激心理模型的基础。放松是催眠疗法的成就之一,其中音乐在“生理心理学”中发挥作用,作为对声音的反应的身体反射现象。锣声(印尼传统乐器)和音叉的声音已被广泛用于诱导催眠状态进入条件反射——对声音的自动反应,通过有意识的头脑产生生理影响。在18世纪70年代,德国医生Mesmer将病人的康复过程与宇宙被故意操纵的理论结合起来,用于与健康有关的问题。催眠的存在,以获得放松被认为是体现在这种治疗被称为“磁睡眠”。磁性的概念被理解为一种“交感振动”,这与音乐有一些共同之处,人们相信这种情况可以通过声音进行交流、传播和放大。在随后的发展中,传统乐器如钢琴、小提琴和竖琴被使用,这进一步加强了先前理论的观点。然而,人们几乎没有使用当地的传统乐器或文化,比如佳美兰。在本研究中,作者仅对同一受试者组实施了一种后测设计的实验策划方法。作者挑选了一些经过检查后没有听力或健康问题的青少年作为样本。对10名被试进行被动音乐干预,通过聆听爪哇甘美兰音乐的音源和音韵,然后通过自述问卷和综合小组讨论进行测量。研究结果表明,通过听音乐达到放松状态可以减轻主观压力,从而使身体症状暂时减轻。摘要/ abstract摘要:Penelitian ini dilakukan untuk mengidentififika fektivi penggunaan music - instrumental secara pasif dalam men刺激物(agar dapat menkapi kondisi rilaksasi)。Musik telah berabad lamanya digunakan dalam asosiasinya dengan kondisi trans dan saat ini pmanfaatannya makin berkembang termasuk ke ranah hypnosis atau " cuci otak "。Gagasan bahwa musik dapat memengaruhi pengendalian diri pendengar telah menjadi tema yang使双性分离的konsep反应与反映了terkondisi yang menjadi dasar模型心理学ketika terjadi刺激音乐。Rilaksasi sebagai salah satu capaian hipnoterapi和musik memoriliki peran dengan hadirnya 'psikologi fisiologis' sebagai现象反映了fiskologi的精神状态。Mulai dari suara gong dan garpu tala banyak digunakan untuk menginduksi trans hipnosis hingke反映了terkondisi,对terhadap suara yang berefek的反应是milalui pikiran sadar。帕达1770-an, Mesmer, seorang dokter kebangsaan,德语telah menggabungkan penyembuhan pasiennya dengan teori alam semesta yang secara terencana dimanipulasi untuk digunakan dalam kaitannya dengan kesehatan。Kehadiran hipnotisme untuk mencapai rilaksasi juga dianggap lahir dari perlakuan tersebut yang dikenal dengan istilah '磁睡眠'。Konsep magnetisme dipahami sebagai sebuah 'getaran simpatik' yang memiliki kesamaan dengan musik dan dipercaya kondisi tersebut dapat dikomunikasikan, disebarkan, serta diperkuat melalui suara。Pada perkembangan selanjutnya digunakan alat music konvensionseperti piano, biola, dan harpa yang makin成员perkuat pandangan teori sebelumnya。Namun demikian, hanya sebagian kecil yang menggunakan alat atau文化音乐贸易,setempat seperti,佳美兰。方法penpenelitian menggunakan pendekatan kurasi,实验dengan rancancan,一个后验设计只有patadkelpok受试者yang sama。3 .我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。总样本数为10个,diberi interveni musik secara pasif dengan cara mendengarkan melali komposisi berdasarkan sumber suara dan nuansa gamelan爪哇kemudian dilakukan melalui kusier自我报告serta diskusi kelompok terpadu。Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian kondisi rileks dapat mengurangi应力主题melalui mendengarkan musik seingga memungkinkan berkurangnya gejala somatik hinga beberapa saat。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
27
审稿时长
4 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信