{"title":"Uji Efektivitas Asap Cair Batang Bambu (Bambusa sp) sebagai Antiseptik","authors":"Chintia Agatha Oktavia Pah","doi":"10.30651/jmlt.v5i1.10393","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Batang bambu (Bambusa sp) biasa digunakan dibidang industri,tetapi batang bambu juga dapat diolah sebagai asap cair karena memiliki senyawa alami yaitu fenol, asam asetat dan karbonil yang dapat digunakan sebagai antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi bahan kimia dalam penggunaan antiseptik. Dilakukan uji efeltivitas asap cair batang bambu secara in vitro dan in vivo, secara in vitro dilakukan dengan metode kirby bauer, metode ini terdiri dari difusi cakram untuk bakteri dengan jamur, dan metode sumuran untuk jamur, dengan alkohol 70% sebagai kontrol positif dan akuades sebagai kontrol negatif, konsentrasi asap cair yang digunakan adalah 50%, 75%, dan 100% untuk mengetahui konsentrasi optimum dalam menghambat pertumbuhan S.aureus ATCC 25923, E.coli ATCC 25922, C.albicans ATCC 10231 dan A.flavus ATCC 9643. Sementara itu, uji efektivitas secara in vivo dilakukan dengan mengaplikasikan asap cair batang bambu konsentrasi 100% pada telapak tangan responden. Perhitungan jumlah koloni bakteri dan jamur dilakukan sebelum dan setelah diberi perlakuan. Metode yang digunakan adalah Total Plate Count (TPC). Hasil asap cair batang bambu secara in vitro menunjukkan adanya zona hambat pada konsentrasi optimum 100% dengan nilai rata-rata S.aureus ATCC 25923 (6,83 mm), E.coli ATCC 25922 (3,3 mm) sedangkan pada C.albicans ATCC10231 dan A.flavus ATCC 9643 tidak terdapat zona hambat pada konsentrasi optimum 100%. Hasil secara in vivo menunjukkan asap cair batang bambu konsentrasi 100% efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 82,3% dan jamur sebesar 73%. Hasil penelitian in vivo didukung dengan hasil kuesioner kesukaan responden terhadap asap cair batang bambu yaitu diantaranya suka terhadap warna 91,6%, terhadap aroma 75%, suka terhadap asap cair karena tidak menimbulkan efek kekeringan pada tangan sebesar 91,7% dan tidak menimbulkan efek lainnya (seperti sensasi terbakar) 100%.","PeriodicalId":22695,"journal":{"name":"THE JOURNAL OF MUHAMMADIYAH MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGIST","volume":"78 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"THE JOURNAL OF MUHAMMADIYAH MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGIST","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30651/jmlt.v5i1.10393","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Batang bambu (Bambusa sp) biasa digunakan dibidang industri,tetapi batang bambu juga dapat diolah sebagai asap cair karena memiliki senyawa alami yaitu fenol, asam asetat dan karbonil yang dapat digunakan sebagai antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi bahan kimia dalam penggunaan antiseptik. Dilakukan uji efeltivitas asap cair batang bambu secara in vitro dan in vivo, secara in vitro dilakukan dengan metode kirby bauer, metode ini terdiri dari difusi cakram untuk bakteri dengan jamur, dan metode sumuran untuk jamur, dengan alkohol 70% sebagai kontrol positif dan akuades sebagai kontrol negatif, konsentrasi asap cair yang digunakan adalah 50%, 75%, dan 100% untuk mengetahui konsentrasi optimum dalam menghambat pertumbuhan S.aureus ATCC 25923, E.coli ATCC 25922, C.albicans ATCC 10231 dan A.flavus ATCC 9643. Sementara itu, uji efektivitas secara in vivo dilakukan dengan mengaplikasikan asap cair batang bambu konsentrasi 100% pada telapak tangan responden. Perhitungan jumlah koloni bakteri dan jamur dilakukan sebelum dan setelah diberi perlakuan. Metode yang digunakan adalah Total Plate Count (TPC). Hasil asap cair batang bambu secara in vitro menunjukkan adanya zona hambat pada konsentrasi optimum 100% dengan nilai rata-rata S.aureus ATCC 25923 (6,83 mm), E.coli ATCC 25922 (3,3 mm) sedangkan pada C.albicans ATCC10231 dan A.flavus ATCC 9643 tidak terdapat zona hambat pada konsentrasi optimum 100%. Hasil secara in vivo menunjukkan asap cair batang bambu konsentrasi 100% efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 82,3% dan jamur sebesar 73%. Hasil penelitian in vivo didukung dengan hasil kuesioner kesukaan responden terhadap asap cair batang bambu yaitu diantaranya suka terhadap warna 91,6%, terhadap aroma 75%, suka terhadap asap cair karena tidak menimbulkan efek kekeringan pada tangan sebesar 91,7% dan tidak menimbulkan efek lainnya (seperti sensasi terbakar) 100%.