Maya Pattiwael, Yetty Siska Serkadifat, Ema Hindom
{"title":"Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Oleh Masyarakat di Kampung Malagufuk Distrik Makbon Kabupaten Sorong","authors":"Maya Pattiwael, Yetty Siska Serkadifat, Ema Hindom","doi":"10.33506/MD.V13I2.1321","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstrakTingkat pemanfaatan Hasil Hutan bukan Kayu (HHBK) oleh masyarakat yang cukup tinggi, perlu diimbangi dengan pengelolaan hutan yang lestari untuk pemanfaatan yang berkelanjutan. Hal tersebut tentu akan terwujud dengan adanya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya hutan yang ada. Mayarakat kampung Malagufuk memanfaatkan HHBK untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Data mengenai pemanfaatan HHBK yang dilakukan perlu diketahui secara pasti agar upaya pembudidayaan dan pemanfaatannya dapat dilakukan lebih terencana dan terfokus sehingga pengembangan HHBK di kampung tersebut dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis hasil hutan bukan kayu yang dimanfaatkan dan cara pemanfaatannya oleh masyarakat Kampung Malagufuk Distrik Makbon Kabupaten Sorong. Responden dalam penelitian ini sebanyak 15 Kepala Keluarga dengan pengumpulan data menggunakan metode wawancara, studi pustaka dan pengamatan langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis HHBK yang dimanfaatkan masyarakat Kampung Malagufuk berupa sagu (Metroxylon sagu), rotan (Calamus sp.), bambu (Bambusa sp.), daun tikar (Pandanus sp.), daun gatal (Laportea decumana), Aren (Arenga pinnata), kulit lawang (Cinnamomum culilaban) ; sayur-sayuran seperti melinjo (Gnetum gnemon) dan buah-buahan seperti cempedak (Artocarpus integer), jambu (Syzygium malacensis), langsat (Lansium domesticum), matoa (Pometia pinnata), kemiri (Aleurites moluccana), buah merah (Pandanus conoideus), sirih (Piper betie), dan pinang (Arreca catechu). Masyarakat memanfaatkan HHBK untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena selain dikonsumsi, mereka juga terkadang menjual hasil olahan dari HHBK tersebut. Selain itu, pengambilan HHBK oleh masyarakat dilakukan dengan tetap memperhatikan kelestarian hutan. Jenis-jenis HHBK yang diambil sering diimbangi dengan penanaman kembali agar keberadaannya tidak habis.","PeriodicalId":32099,"journal":{"name":"Eksakta Jurnal IlmuIlmu MIPA","volume":"118 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Eksakta Jurnal IlmuIlmu MIPA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33506/MD.V13I2.1321","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
AbstrakTingkat pemanfaatan Hasil Hutan bukan Kayu (HHBK) oleh masyarakat yang cukup tinggi, perlu diimbangi dengan pengelolaan hutan yang lestari untuk pemanfaatan yang berkelanjutan. Hal tersebut tentu akan terwujud dengan adanya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya hutan yang ada. Mayarakat kampung Malagufuk memanfaatkan HHBK untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Data mengenai pemanfaatan HHBK yang dilakukan perlu diketahui secara pasti agar upaya pembudidayaan dan pemanfaatannya dapat dilakukan lebih terencana dan terfokus sehingga pengembangan HHBK di kampung tersebut dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis hasil hutan bukan kayu yang dimanfaatkan dan cara pemanfaatannya oleh masyarakat Kampung Malagufuk Distrik Makbon Kabupaten Sorong. Responden dalam penelitian ini sebanyak 15 Kepala Keluarga dengan pengumpulan data menggunakan metode wawancara, studi pustaka dan pengamatan langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis HHBK yang dimanfaatkan masyarakat Kampung Malagufuk berupa sagu (Metroxylon sagu), rotan (Calamus sp.), bambu (Bambusa sp.), daun tikar (Pandanus sp.), daun gatal (Laportea decumana), Aren (Arenga pinnata), kulit lawang (Cinnamomum culilaban) ; sayur-sayuran seperti melinjo (Gnetum gnemon) dan buah-buahan seperti cempedak (Artocarpus integer), jambu (Syzygium malacensis), langsat (Lansium domesticum), matoa (Pometia pinnata), kemiri (Aleurites moluccana), buah merah (Pandanus conoideus), sirih (Piper betie), dan pinang (Arreca catechu). Masyarakat memanfaatkan HHBK untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena selain dikonsumsi, mereka juga terkadang menjual hasil olahan dari HHBK tersebut. Selain itu, pengambilan HHBK oleh masyarakat dilakukan dengan tetap memperhatikan kelestarian hutan. Jenis-jenis HHBK yang diambil sering diimbangi dengan penanaman kembali agar keberadaannya tidak habis.