{"title":"Beberapa Catatan Singkat Mengenai Entrepreneur di Indonesia","authors":"M. Swasono","doi":"10.7454/ai.v0i23.10685","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Di dalam karangan ini akan digambarkan secara singkat perkembangan kehidupan entrepreneur dan entrepreneurship di Indonesia, terutama ditinjau dari segi sosial-budaya. Beberapa konsepsi mengenai entrepreneur telah dikemukakan oleh banyak ahli. Joseph A. Schumpeter misalnya, mendefinisikan entrepreneur sebagai seorang inovator, sebagai individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat dari kemauan dan pikiran untuk menaklukkan cara berpikir yang tidak berubah, dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap oporiri sosial. Seorang entrepieneur mempunyai peranan untuk mencari kombinasi-kombinasi baru, yang merupakan gabungan daripada lima hal, yaitu pengenalan barang-barang-baru, metode produksi baru, pasar-pasar baru, sumber-sumber penyediaan bahan-bahan mentah baru, serta organisasi industri barul). Frederik Barth, seorang ahli Antropologi, menyebutkan entrepreneur sebagai seorang yang berkonsentrasi terhadap peningkatan suatu nilai, yaitu keuntungan, lebih berpen galaman darr berspekulatif, serta berkeinginan untuk menanssuns risikoz) Frank Ydunfl, yang meninjau dari sudut sosiologi, menyebutkan kelompok entrepreneur sebagai kelompok reaktif yang mengalami pengakuan status yang rendah serta tidak mendapatkan kesempatan untuk masuk ke dalam jaringan sosial yang penting, dan mempunyai suatu lapangan sumber-sumber institusionil yang lebih besar dibandingkan dengan kelompokkelompok lainnya dalam masyarakat yang mempunyai tingkatan sistim yang samaJ/. Dalam situasi di Indonesia, nampaknya teori Barth kira-kira sesuai dengan gambaran mengenai entrepreneur-entrepreneur pribumi tertentu,","PeriodicalId":8156,"journal":{"name":"Antropologi Indonesia","volume":"21 1","pages":"76 - 87"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"1974-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Antropologi Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.7454/ai.v0i23.10685","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Di dalam karangan ini akan digambarkan secara singkat perkembangan kehidupan entrepreneur dan entrepreneurship di Indonesia, terutama ditinjau dari segi sosial-budaya. Beberapa konsepsi mengenai entrepreneur telah dikemukakan oleh banyak ahli. Joseph A. Schumpeter misalnya, mendefinisikan entrepreneur sebagai seorang inovator, sebagai individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat dari kemauan dan pikiran untuk menaklukkan cara berpikir yang tidak berubah, dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap oporiri sosial. Seorang entrepieneur mempunyai peranan untuk mencari kombinasi-kombinasi baru, yang merupakan gabungan daripada lima hal, yaitu pengenalan barang-barang-baru, metode produksi baru, pasar-pasar baru, sumber-sumber penyediaan bahan-bahan mentah baru, serta organisasi industri barul). Frederik Barth, seorang ahli Antropologi, menyebutkan entrepreneur sebagai seorang yang berkonsentrasi terhadap peningkatan suatu nilai, yaitu keuntungan, lebih berpen galaman darr berspekulatif, serta berkeinginan untuk menanssuns risikoz) Frank Ydunfl, yang meninjau dari sudut sosiologi, menyebutkan kelompok entrepreneur sebagai kelompok reaktif yang mengalami pengakuan status yang rendah serta tidak mendapatkan kesempatan untuk masuk ke dalam jaringan sosial yang penting, dan mempunyai suatu lapangan sumber-sumber institusionil yang lebih besar dibandingkan dengan kelompokkelompok lainnya dalam masyarakat yang mempunyai tingkatan sistim yang samaJ/. Dalam situasi di Indonesia, nampaknya teori Barth kira-kira sesuai dengan gambaran mengenai entrepreneur-entrepreneur pribumi tertentu,