{"title":"Optimasi Rasio Konsentrasi Dish Engine Menggunakan Metode Root Cause Analysis","authors":"A. Suwandi, T. Prastyo, Dwi Rahmalina","doi":"10.31544/jtera.v6.i1.2021.109-114","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pemanfaatan teknologi concentrated solar power di Indonesia memiliki peluang yang tinggi karena potensi panas matahari di Indonesia yang ideal. Model dish engine dari concentrated solar power memiliki banyak kelebihan, khususnya terkait dari efisiensi yang tinggi, rasio konsentrasi yang paling tinggi, serta dimungkinkannya untuk penggunaan mandiri. Terlepas dari berbagai kelebihan tersebut, teknologi dish engine masih sebatas tahap prototipe belum mencapai tahap implementasi skala besar. Tantangan utamanya adalah capaian rasio konsentrasi yang lebih rendah dari teori. Penelitian ini bertujuan menggunakan root cause analysis yang digabungkan dengan Design Failure Mode Effect Analysis (DFMEA) dan Expanded Failure Mode Effect Analysis (EFMEA) untuk menemukan penyebab utama dari masalah utama terkait dengan desain dish engine . Permasalahan tersebut disebabkan oleh posisi mesin stirling pada desain dish engine yang dikembangkan memiliki banyak kelemahan, khususnya terkait area bayangan yang membuat rasio konsentrasi di bawah 0,99. Hasil kajian menunjukkan bahwa shading area merupakan masalah inti dari rendahnya rasio konsentrasi pada dish engine yang dikembangkan. Sebagai solusi, model desain alternatif adalah dengan menggunakan model indirect receiver . Model indirect receiver mampu meminimalkan area bayangan pada concentrator dan membuat nilai rasio konsentrasi mencapai 0,992. Penerapan model indirect receiver mampu menurunkan kerugian energi akibat adanya bayangan dari 6811 kWh menjadi 4086,4 kWh.","PeriodicalId":17680,"journal":{"name":"JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31544/jtera.v6.i1.2021.109-114","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Pemanfaatan teknologi concentrated solar power di Indonesia memiliki peluang yang tinggi karena potensi panas matahari di Indonesia yang ideal. Model dish engine dari concentrated solar power memiliki banyak kelebihan, khususnya terkait dari efisiensi yang tinggi, rasio konsentrasi yang paling tinggi, serta dimungkinkannya untuk penggunaan mandiri. Terlepas dari berbagai kelebihan tersebut, teknologi dish engine masih sebatas tahap prototipe belum mencapai tahap implementasi skala besar. Tantangan utamanya adalah capaian rasio konsentrasi yang lebih rendah dari teori. Penelitian ini bertujuan menggunakan root cause analysis yang digabungkan dengan Design Failure Mode Effect Analysis (DFMEA) dan Expanded Failure Mode Effect Analysis (EFMEA) untuk menemukan penyebab utama dari masalah utama terkait dengan desain dish engine . Permasalahan tersebut disebabkan oleh posisi mesin stirling pada desain dish engine yang dikembangkan memiliki banyak kelemahan, khususnya terkait area bayangan yang membuat rasio konsentrasi di bawah 0,99. Hasil kajian menunjukkan bahwa shading area merupakan masalah inti dari rendahnya rasio konsentrasi pada dish engine yang dikembangkan. Sebagai solusi, model desain alternatif adalah dengan menggunakan model indirect receiver . Model indirect receiver mampu meminimalkan area bayangan pada concentrator dan membuat nilai rasio konsentrasi mencapai 0,992. Penerapan model indirect receiver mampu menurunkan kerugian energi akibat adanya bayangan dari 6811 kWh menjadi 4086,4 kWh.