{"title":"Stereotypes Against Female Online Ojek Drivers in Surakarta","authors":"Shinta Rosalina, N. Nurhadi, Yuhastina Yuhastina","doi":"10.30983/humanisme.v5i1.4190","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study investigated the stereotypes of female online motorcycle taxi drivers, who pinned the stereotype of female online motorcycle taxi drivers, and why the stereotype of female online motorcycle taxi drivers in Surakarta emerged. This study used a qualitative method with a phenomenological approach. Sources of data used were primary data sources and secondary data sources—the data collected by interviews and observations. The informant retrieval technique used was snowball sampling and purposive sampling. This study indicated that (1) The stereotype of online motorcycle taxi drivers arises from a sub-culture in a society where men are closely related to masculine characteristics while women are feminine. So, working as a driver in a society closely related to masculine people creates stereotypes for women. (2) In the process, the stereotype of female online motorcycle taxi drivers appeared in most of the people who interacted with them, such as customers, fellow online motorcycle taxi drivers, and their families. (3) The reason for the emergence of a stereotype among female motorcycle taxi drivers is that women's driving proficiency is not the same as men's. In general, women who drive on a man are considered less common in some societies. Especially if the female drivers still receive orders at night, some community members and fellow male drivers consider it to be precarious and endangering to women. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana stereotip driver ojek online perempuan, siapa yang menyematkan stereotip driver ojek online perempuan dan mengapa stereotip driver ojek online perempuan di Kota Surakarta muncul. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Stereotip pada driver ojek online muncul dari adanya sub budaya dalam masyarakat bahwa laki-laki erat dengan sifat maskulin sedangkan perempuan dengan sifat feminim. Sehingga, ranah pekerjaan sebagai driver yang di masyarakat erat dengan kaum maskulin membuat munculnya stereotip pada perempuan. (2) Dalam prosesnya stereotip terhadap driver ojek online perempuan muncul pada sebagian besar orang yang berinteraksi dengannya seperti customer, rekan sesama driver ojek online dan keluarga. (3) Alasan munculnya sebuah stereotip pada driver ojek perempuan berkaitan dengan kemahiran dalam mengemudi perempuan tidak sama dengan kaum laki-laki. Secara umum perempuan yang memboncengkan seorang laki-laki dianggap kurang lazim bagi sebagian masyarakat.Terlebih jika di malam haridriver perempuan yang masih gadis masih menerima orderan hal tersebut dianggap oleh sebagian masyarakat maupun dari teman sesama driver laki-laki sangat beresiko dan membahayakan diri perempuan.","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"31 3-4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Humanisma Journal of Gender Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30983/humanisme.v5i1.4190","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
This study investigated the stereotypes of female online motorcycle taxi drivers, who pinned the stereotype of female online motorcycle taxi drivers, and why the stereotype of female online motorcycle taxi drivers in Surakarta emerged. This study used a qualitative method with a phenomenological approach. Sources of data used were primary data sources and secondary data sources—the data collected by interviews and observations. The informant retrieval technique used was snowball sampling and purposive sampling. This study indicated that (1) The stereotype of online motorcycle taxi drivers arises from a sub-culture in a society where men are closely related to masculine characteristics while women are feminine. So, working as a driver in a society closely related to masculine people creates stereotypes for women. (2) In the process, the stereotype of female online motorcycle taxi drivers appeared in most of the people who interacted with them, such as customers, fellow online motorcycle taxi drivers, and their families. (3) The reason for the emergence of a stereotype among female motorcycle taxi drivers is that women's driving proficiency is not the same as men's. In general, women who drive on a man are considered less common in some societies. Especially if the female drivers still receive orders at night, some community members and fellow male drivers consider it to be precarious and endangering to women. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana stereotip driver ojek online perempuan, siapa yang menyematkan stereotip driver ojek online perempuan dan mengapa stereotip driver ojek online perempuan di Kota Surakarta muncul. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Stereotip pada driver ojek online muncul dari adanya sub budaya dalam masyarakat bahwa laki-laki erat dengan sifat maskulin sedangkan perempuan dengan sifat feminim. Sehingga, ranah pekerjaan sebagai driver yang di masyarakat erat dengan kaum maskulin membuat munculnya stereotip pada perempuan. (2) Dalam prosesnya stereotip terhadap driver ojek online perempuan muncul pada sebagian besar orang yang berinteraksi dengannya seperti customer, rekan sesama driver ojek online dan keluarga. (3) Alasan munculnya sebuah stereotip pada driver ojek perempuan berkaitan dengan kemahiran dalam mengemudi perempuan tidak sama dengan kaum laki-laki. Secara umum perempuan yang memboncengkan seorang laki-laki dianggap kurang lazim bagi sebagian masyarakat.Terlebih jika di malam haridriver perempuan yang masih gadis masih menerima orderan hal tersebut dianggap oleh sebagian masyarakat maupun dari teman sesama driver laki-laki sangat beresiko dan membahayakan diri perempuan.
本研究调查了女性网络摩的刻板印象,这些刻板印象固定了女性网络摩的刻板印象,以及为什么会出现女性网络摩的刻板印象。本研究采用现象学方法的定性方法。使用的数据来源是主要数据来源和次要数据来源-通过访谈和观察收集的数据。信息检索采用滚雪球抽样和目的抽样两种方法。研究表明:(1)网络摩的刻板印象产生于男性与男性特征密切相关、女性与女性特征密切相关的社会亚文化。因此,在一个与男性密切相关的社会中,当司机会给女性带来刻板印象。(2)在这一过程中,女性网约车司机的刻板印象出现在大多数与其互动的人群中,如顾客、同行的网约车司机和他们的家人。(3)女性摩的司机产生刻板印象的原因是女性的驾驶水平与男性不一样。一般来说,在一些社会中,女性开车撞到男性被认为不太常见。特别是如果女性司机在晚上仍然接受订单,一些社区成员和其他男性司机认为这对女性来说是不稳定和危险的。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana立体提示司机ojek在线perempuan, siapa yang menyematkan立体提示司机ojek在线perempuan dan mengapa立体提示司机ojek在线perempuan di Kota Surakarta muncuan。Penelitian ini mongunakan方法的定性分析与现象分析。求和数据阳迪库纳坎adalah求和数据入门丹求和数据查找。(1)立体提示,提示,提示,提示,提示,提示,提示,提示,提示,提示,提示,提示sehinga, ranah pekerjaan sebagai司机yang di masyarakat, denangan kaum maskulin, munculnya, stertip paderpuan。(2) Dalam prosesnya stereotip terhadap driver ojek online perpermancucul - pada sebagian besar orang yang berinteraksi dengannya seperti customer, rekan sesama driver ojek online dan keluarga。(3) Alasan munculnya sebuah stereotip paddriver ojek perempuan berkaitan dengan kemahiran dalam mengemudi perempuan tidak sama dengan kaum laki-laki。我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。Terlebih jika di malam hardriver perempuan yang masih gadis masih menerima命令,但dianggap oleh sebagian masyarakat maupun dari teman sesama driver laki-laki sangat beresiko dan bahayakan diri perempuan。