PENAFSIRAN SYEKH WAHBAH ZUHAILÎ TENTANG MARAH DALAM KITAB TAFSÎR AL-MUNÎR: AQÎDAH, SYARÎ’AH, DAN MANHAJ

Muhammad Nizar Ulil Albab, Adib Minanul Cholik
{"title":"PENAFSIRAN SYEKH WAHBAH ZUHAILÎ TENTANG MARAH DALAM KITAB TAFSÎR AL-MUNÎR: AQÎDAH, SYARÎ’AH, DAN MANHAJ","authors":"Muhammad Nizar Ulil Albab, Adib Minanul Cholik","doi":"10.59622/jiat.v3i2.67","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penafsiran Syekh Wahbah al-Zuhailî tentang marah dalam kitab Tafsir al-Munir. Mengingat bahwa marah merupakan bagian dari sifat manusia yang harus mampu dikendalikan oleh setiap manusia. Sebab, marah ini memiliki dampak yang positif ataupun negatif bagi orang yang mengekpresikannya. Di dalam kitab Lisan al 'Arab dan al-Mu'jam al-Wasith sebagaimana dikutip Khuma’is al-Said, marah al-gadab secara bahasa mempunyai beberapa makna, di antaranya: al-sukht (kemurkaan), dan a'l-‘abusu (kemuraman). Imam Al-Ghazali di dalam karyanya mengatakan adanya marah dalam diri manusia adalah untuk menjaganya dari kerusakan dan untuk menolak kehancuran. Adapun penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menjadikan Tafsir al-Munir sebagai sumber data premier. Untuk mencapai suatu kesimpulan yang konkrit maka penulis menggunakan metode deskriptif-analisis, yaitu dengan cara mengumpulkan data-data yang ada kaitannya dengan permasalahan dan memeriksa secara konseptual makna yang ada dalam berbagai istilah guma mendapatkan kejelasan makna yang sebenarnya. Berdasarkan metode tersebut, penulis mendapatkan suatu kesimpulan bahwa Syaikh Wahbah memaknai term Gadab (marah) dalam Al-Qur’an sebagai berikut: pertama, Gadab yang bermakna murka Allah, dimana makna murka tersebut subjeknya adalah Allah dan objeknya adalah kaumnya yang menentang utusan-utusan Allah. Kedua, Gadab yang bermakna marahnya utusan Allah kepada kaumnya yang suka membantah, mencela Nabi dan melakukan tindakan yang melenceng dari ajaran-ajaran para Nabi. Ketiga, marah manusia oleh manusia, yaitu marah seseorang yang di tujukan kepada orang lain dan bahkan berdampak kepada alam sekitarnya.","PeriodicalId":34522,"journal":{"name":"Jurnal AtTibyan Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal AtTibyan Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59622/jiat.v3i2.67","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Penafsiran Syekh Wahbah al-Zuhailî tentang marah dalam kitab Tafsir al-Munir. Mengingat bahwa marah merupakan bagian dari sifat manusia yang harus mampu dikendalikan oleh setiap manusia. Sebab, marah ini memiliki dampak yang positif ataupun negatif bagi orang yang mengekpresikannya. Di dalam kitab Lisan al 'Arab dan al-Mu'jam al-Wasith sebagaimana dikutip Khuma’is al-Said, marah al-gadab secara bahasa mempunyai beberapa makna, di antaranya: al-sukht (kemurkaan), dan a'l-‘abusu (kemuraman). Imam Al-Ghazali di dalam karyanya mengatakan adanya marah dalam diri manusia adalah untuk menjaganya dari kerusakan dan untuk menolak kehancuran. Adapun penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menjadikan Tafsir al-Munir sebagai sumber data premier. Untuk mencapai suatu kesimpulan yang konkrit maka penulis menggunakan metode deskriptif-analisis, yaitu dengan cara mengumpulkan data-data yang ada kaitannya dengan permasalahan dan memeriksa secara konseptual makna yang ada dalam berbagai istilah guma mendapatkan kejelasan makna yang sebenarnya. Berdasarkan metode tersebut, penulis mendapatkan suatu kesimpulan bahwa Syaikh Wahbah memaknai term Gadab (marah) dalam Al-Qur’an sebagai berikut: pertama, Gadab yang bermakna murka Allah, dimana makna murka tersebut subjeknya adalah Allah dan objeknya adalah kaumnya yang menentang utusan-utusan Allah. Kedua, Gadab yang bermakna marahnya utusan Allah kepada kaumnya yang suka membantah, mencela Nabi dan melakukan tindakan yang melenceng dari ajaran-ajaran para Nabi. Ketiga, marah manusia oleh manusia, yaitu marah seseorang yang di tujukan kepada orang lain dan bahkan berdampak kepada alam sekitarnya.
谢赫·苏海尔在《穆尼尔的解释》中对愤怒的解释。记住,愤怒是人性的一部分,必须由每个人来控制。因为这种愤怒对那些压抑它的人有积极或消极的影响。在口头上的al 'Arab和你的al- wasith al- hour中被引用为Khuma al- said, al-gadab的愤怒在语言上有多种含义,其中包括al-sukht(愤怒)和a' abusu(愤怒)。Al-Ghazali祭司说气存在于人类内心的作品里是为了远离伤害和拒绝毁灭。此外,本研究采用一种定性研究方法,将al-Munir Tafsir作为原始数据来源。作者为了达到某个具体的结论,那么用deskriptif-analisis的方法,即通过收集问题有关的数据和分析各种guma术语中有意义的概念得到真正的清晰。根据这种方法,作者得到了一个结论,谢赫Wahbah定义期限Gadab(生气)伊斯兰教中'an如下:第一,有意义的Gadab上帝的愤怒,这些主题是神发怒的意义在哪里,对象是人民的反对神的使者。其次,神的使者向他那好争辩的百姓发怒,讥诮先知,偏离先知的教训。第三,人对人的愤怒,也就是对他人的愤怒,甚至对周围的自然产生影响的人的愤怒。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
11
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信