Resistance Test Of Some Varieties Of Rice (Oryza sativa L) Againt Attacks Of Pests Of Werehouse Pests Corcyra cephalonica S

Putri Asyanita, Maria Heviyanti, C. Mulyani
{"title":"Resistance Test Of Some Varieties Of Rice (Oryza sativa L) Againt Attacks Of Pests Of Werehouse Pests Corcyra cephalonica S","authors":"Putri Asyanita, Maria Heviyanti, C. Mulyani","doi":"10.32663/ja.v19i2.1981","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study aims to determine the resistance of several varieties of rice (Oryza sativa L) against the attack of the warehouse pest Corcyra cephalonica. This research was conducted at the Basic Laboratory of Samudra University and the Agrotechnology Laboratory of the Faculty of Agriculture, Samudra University, Langsa City, Aceh Province which took place from January to March 2021. This research was conducted using a non-factorial Completely Randomized Design (RAL) using several varieties of rice, namely Ciherang , ramos, inpari 79, inpari 30, inpari 32, inpari 44. In this study, it was found that rice classified as resistant to C. cephalonica, namely the Ciherang variety, was tested for percent of hollow seeds, percent loss of weight, percent of rice powder and susceptibility index. Meanwhile, rice classified as susceptible to C. cephalonica, namely the Inpari-32 variety, was tested for percent of hollow seeds, percent of weight loss, percent of rice powder and rice susceptibility index. Keyword: rice, rice damage, rice vulnerability, C. cephalonica PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yang penduduknya sangat bergantung pada sektor pertanian. Pertanian sektor pangan sangat memegang peran penting dalam pemenuhan konsumsi dalam negeri. Dari tahun ke tahun konsumsi pangan terus mengalami kenaikan namun, hal ini tidak disertai dengan meningkatnya produktivitas produk pertanian sektor pangan khususnya beras (Zulfahnur, 2010). Kebutuhan beras di Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk mengalami peningkatan secara signifikan hal ini mengakibatkan peningkatan kebutuhan beras sebagai bahan makan pokok penduduk Indonesia khususnya dan Asia umumnya juga mengalami peningkatan. Melimpahnya produksi beras akan menimbulkan masalah hama pada tempat penyimpanan. Serangan hama pada saat penyimpanan dapat menimbulkan kerusakan pada beras dan menurunkan kualitas (Lihawa dan Toana, 2017). Data Kementerian Pertanian (2017) sejak tahun 2014 hingga 2016 telah terjadi peningkatan produksi padi sebesar 11,7%, sedangkan penduduk Indonesia pada tahun 2017 berjumlah 262 juta jiwa, apabila hal tersebut saling dihubungkan maka kebutuhan konsumsi beras di Indonesia memiliki jumlah rata-rata sebesar 114,6 kg/kapita/tahun. Sedangkan Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada Putri Asyanita dkk. Jurnal Agroqua Uji Ketahanan Beberapa Varietas Beras .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021 DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1981 274 tahun 2019 produksi padi di Provinsi Aceh diperkirakan sebesar 1,71 juta ton GKG atau mengalami penurunan sebanyak 147,13 ribu ton atau 7,9 % dibandingkan pada tahun 2018. Jika produksi padi pada tahun 2019 dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras di Provinsi Aceh pada tahun 2019 sebesar 982,57 ribu ton dan telah mengalami penurunan sebanyak 84,32 ribu ton atau 7,9% dibandingkan tahun 2018 (BPS, 2019). Hama yang menyerang komoditas simpanan (hama gudang) mempunyai sifat khusus dibandingkan dengan hama yang menyerang tanaman ketika di lapangan. Hama yang terdapat dalam gudang tidak hanya menyerang produk yang baru saja dipanen melainkan juga produk industri hasil pertanian. Produk tanaman yang disimpan dalam gudang yang sering terserang hama tidak hanya terbatas pada produk bebijian saja melainkan produk yang berupa dedaunan dan kekayuan atau kulit kayu misalnya kayu manis, kulit kina, dan lainnya (Sunjaya dan Widayanti., 2009). Hama gudang hidup dalam ruang lingkup yang terbatas, yakni hidup dalam bahan-bahan simpanan di gudang. Salah satu hama pasca panen yang terdapat di dalam gudang penyimpanan adalah Corcyra cephalonica. Akibat yang ditimbulkan dari serangan hama ini yaitu beras yang disimpan dalam jangka waktu lama akan menjadi butiran, pecah, remuk seperti tepung dan menggumpal akibat air liur. Hama C. cephalonica berkembang dengan cepat, siklus hidupnya berlangsung selama 40-60 hari dan menghasilkan telur 400 butir setelah 3-5 hari telur akan menetas (Anggara dan Sudarmaji, 2008). Dengan memiliki siklus hidup yang pendek dan mampu menghasilkan telur banyak maka hama sangat mudah merusak beras dalam penyimpanan. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas beras. Penelitian tentang hama gudang yang telah banyak dilakukan terhadap hama Sitophilus oryzae. Penelitian Syahrullah dkk., (2019) dengan melakukan pengujian menggunakan 6 varietas beras yaitu Siam Unus, Pandak, Siam Mayang, Ciherang, Inpari 30 dan Mekongga. Dari ke enam varietas beras tersebut diperoleh bahwa kerusakan beras tertinggi terdapat pada perlakuan Ciherang yaitu (25,65%) akibar dari serangan Sitophilus oryzae. Hendrival dan Eva (2017) melaporkan bahwa presentasi beras berlubang paling banyak dijumpai akibat aktivitas makan Sitophilus zeamais yaitu beras dengan varietas Ciherang dan Rojolele yaitu 87,12% dan 85,59%. Presentase bubuk beras paling rendah dijumpai pada beras dari varietas IR64 dan Mekongga yaitu 66,62% dan 62,05%. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang resistensi beberapa varietas beras untuk mengetahui ketahanan suatu jenis beras terhadap serangan hama gudang C. cephalonica yang merupakan hama gudang yang umum dijumpai pada penyimpanan beras. Maka dari itu, penulis mengadakan penelitian dengan judul “uji ketahanan beberapa varietas beras (Oryza sativa L) terhadap serangan hama gudang Corcyra cephalonica S”. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Dasar dan Laboratorium Agroteknologi Universitas Samudra. Penelitian dimulai dari bulan Januari sampai Putri Asyanita dkk. Jurnal Agroqua Uji Ketahanan Beberapa Varietas Beras .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021 DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1981 275 Maret 2021. Alat yang digunakan adalah: baskom, toples, kain kasa, ayakan ukuran 14 mesh, kuas, timbangan analitik, lup, karet gelang, kamera, penggaris dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah : varietas beras (Ciherang, Ramos, Inpari 79, Inpari 44, Inpari 32, Inpari 30), jagung giling, dedak padi, telur Corcyra cephalonica. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial yaitu dengan varietas beras: V1: Ciherang, V2: Ramos, V3: Inpari 79, V4: Inpari 30, V5: Inpari 32, V6 : Inpari 44. Persiapan laboratorium dilakukan dengan membersihkan ruangan dari debu dan sampah. Selanjutnya pembuatan media pemeliharaan telur C. cephalonica dari jagung giling 3 kg dan dedak 0,5 kg di dalam baskom sebanyak 2 buah berisikan 2 gr telur. Dilakukan pembersihan beras dari batu dan sampah. Beras ditimbang sebanyak 250 gr untuk setiap varietasnya kemudian dimasukkan kedalam toples. Setelah 5 hari dilakukan pemindahan larva dari media pemeliharaan ke dalam toples. Sebanyak 20 ekor larva diinvestasikan kedalam toples yang berisikan beras. HASIL DAN PEMBAHASAN Persen Biji Berlubang Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap persen biji berlubang menunjukkan bahwa varietas memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap persen biji berlubang Tabel 1. Nilai rata-rata persen biji berlubang Perlakuan % biji berlubang V1 (Ciherang) 50,18 d V2 (Ramos) 3,31 a V3 (Inpari 30) 42,08 d V4 (Inpari 32) 15,41 b V5 (Inpari 44) 1,52 a V6 (Inpari 79) 27,03 c BNJ 10,66 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut uji BNJ pada taraf 0,05. Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata persen biji berlubang dari 6 varietas beras yang diuji yaitu varietas V1 (Ciherang) memiliki nilai kerusakan tertinggi dan berbeda nyata dengan varietas V2 (Ramos), V4 (Inpari 30), V5 (Inpari 32), V6 (Inpari 44) dan tidak berbeda nyata dengan V3 (Inpari 79). Sedangkan nilai kerusakan terendah dijumpai pada varietas V5 (Inpari 32) dan berbeda nyata dengan varietas V1 (Ciherang), V3 (Inpari 79), V4 (Inpari 30), V6 (Inpari 44) dan tidak berbeda nyata dengan varietas V2 (Ramos). Kerusakan ini diakibatkan adanya aktivitas makan serangga dan kandungan nutrisi. Aktivitas makan serangga memiliki hubungan yang erat terhadap kandungan air yang dimiliki oleh beras. Seperti hasil penelitian (Syarullah, dkk., 2019) kandungan kadar air berpengaruh pada tekstur beras dimana dengan imago kutu beras akan lebih mudah menggerek beras apabila kandungan kadar air tinggi dikarenakan beras lebih lunak. Menurut Chapman, (2013) bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serangga adalah nutrisi yang Putri Asyanita dkk. Jurnal Agroqua Uji Ketahanan Beberapa Varietas Beras .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021 DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1981 276 terdapat pada makanan serangga. Nutrisi tersebut diperlukan dalam proses metabolisme pada tubuh serangga. Persen Kehilangan Bobot Dari hasil pengamatan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa varietas memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap persen kehilangan bobot. Tabel 2. Nilai rata-rata persen kehilangan bobot Perlakuan % kehilangan bobot V1 (Ciherang) 12,68 c V2 (Ramos) 0,60 a V3 (Inpari 30) 9,71 c V4 (Inpari 32) 1,98 ab V5 (Inpari 44) 0,18 a V6 (Inpari 79) 2,28 ab BNJ 4,55 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut uji BNJ pada taraf 0,05. Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata persen kehilangan bobot tertinggi dijumpai pada varietas V1 (Ciherang) dan berbeda nyata dengan varieras V2 (Ramos), V4 (Inpari 30), V5 (Inpari 32), V6 (Inpari 44) dan tidak berbeda nyata dengan V3 (Inpri79). Sedangkan nilai rata-rata persen kehilangan bobot terendah dijumpai pada beras dengan varietas V5 (Inpari-32) dan berbeda nyata dengan varietas V1 (Ciherang), V3 (Inpri79) dan tidak berbeda nyata dengan V2 (Ramos), V4 (Inpari 30) dan V6 (Inpari 44). Berdasarkan hasil penelitian Hendrival dan Melinda (2017) bahwa kepadatan populasi S. oryzae dapat mempengaruhi persentase kehilangan bobot dan persentase beras berlubang akibat serangan hama S. Oryzae. Maina dkk, (2011) juga melaporkan bahwa kerusakan gandum akibat serangan Sitophilus granarius dipengaruhi oleh kepadatan populasi awal. Semakin banyaknya pupolasi serangga pada be","PeriodicalId":33886,"journal":{"name":"Jurnal Agroqua","volume":"156 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Agroqua","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32663/ja.v19i2.1981","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

This study aims to determine the resistance of several varieties of rice (Oryza sativa L) against the attack of the warehouse pest Corcyra cephalonica. This research was conducted at the Basic Laboratory of Samudra University and the Agrotechnology Laboratory of the Faculty of Agriculture, Samudra University, Langsa City, Aceh Province which took place from January to March 2021. This research was conducted using a non-factorial Completely Randomized Design (RAL) using several varieties of rice, namely Ciherang , ramos, inpari 79, inpari 30, inpari 32, inpari 44. In this study, it was found that rice classified as resistant to C. cephalonica, namely the Ciherang variety, was tested for percent of hollow seeds, percent loss of weight, percent of rice powder and susceptibility index. Meanwhile, rice classified as susceptible to C. cephalonica, namely the Inpari-32 variety, was tested for percent of hollow seeds, percent of weight loss, percent of rice powder and rice susceptibility index. Keyword: rice, rice damage, rice vulnerability, C. cephalonica PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yang penduduknya sangat bergantung pada sektor pertanian. Pertanian sektor pangan sangat memegang peran penting dalam pemenuhan konsumsi dalam negeri. Dari tahun ke tahun konsumsi pangan terus mengalami kenaikan namun, hal ini tidak disertai dengan meningkatnya produktivitas produk pertanian sektor pangan khususnya beras (Zulfahnur, 2010). Kebutuhan beras di Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk mengalami peningkatan secara signifikan hal ini mengakibatkan peningkatan kebutuhan beras sebagai bahan makan pokok penduduk Indonesia khususnya dan Asia umumnya juga mengalami peningkatan. Melimpahnya produksi beras akan menimbulkan masalah hama pada tempat penyimpanan. Serangan hama pada saat penyimpanan dapat menimbulkan kerusakan pada beras dan menurunkan kualitas (Lihawa dan Toana, 2017). Data Kementerian Pertanian (2017) sejak tahun 2014 hingga 2016 telah terjadi peningkatan produksi padi sebesar 11,7%, sedangkan penduduk Indonesia pada tahun 2017 berjumlah 262 juta jiwa, apabila hal tersebut saling dihubungkan maka kebutuhan konsumsi beras di Indonesia memiliki jumlah rata-rata sebesar 114,6 kg/kapita/tahun. Sedangkan Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada Putri Asyanita dkk. Jurnal Agroqua Uji Ketahanan Beberapa Varietas Beras .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021 DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1981 274 tahun 2019 produksi padi di Provinsi Aceh diperkirakan sebesar 1,71 juta ton GKG atau mengalami penurunan sebanyak 147,13 ribu ton atau 7,9 % dibandingkan pada tahun 2018. Jika produksi padi pada tahun 2019 dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras di Provinsi Aceh pada tahun 2019 sebesar 982,57 ribu ton dan telah mengalami penurunan sebanyak 84,32 ribu ton atau 7,9% dibandingkan tahun 2018 (BPS, 2019). Hama yang menyerang komoditas simpanan (hama gudang) mempunyai sifat khusus dibandingkan dengan hama yang menyerang tanaman ketika di lapangan. Hama yang terdapat dalam gudang tidak hanya menyerang produk yang baru saja dipanen melainkan juga produk industri hasil pertanian. Produk tanaman yang disimpan dalam gudang yang sering terserang hama tidak hanya terbatas pada produk bebijian saja melainkan produk yang berupa dedaunan dan kekayuan atau kulit kayu misalnya kayu manis, kulit kina, dan lainnya (Sunjaya dan Widayanti., 2009). Hama gudang hidup dalam ruang lingkup yang terbatas, yakni hidup dalam bahan-bahan simpanan di gudang. Salah satu hama pasca panen yang terdapat di dalam gudang penyimpanan adalah Corcyra cephalonica. Akibat yang ditimbulkan dari serangan hama ini yaitu beras yang disimpan dalam jangka waktu lama akan menjadi butiran, pecah, remuk seperti tepung dan menggumpal akibat air liur. Hama C. cephalonica berkembang dengan cepat, siklus hidupnya berlangsung selama 40-60 hari dan menghasilkan telur 400 butir setelah 3-5 hari telur akan menetas (Anggara dan Sudarmaji, 2008). Dengan memiliki siklus hidup yang pendek dan mampu menghasilkan telur banyak maka hama sangat mudah merusak beras dalam penyimpanan. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas beras. Penelitian tentang hama gudang yang telah banyak dilakukan terhadap hama Sitophilus oryzae. Penelitian Syahrullah dkk., (2019) dengan melakukan pengujian menggunakan 6 varietas beras yaitu Siam Unus, Pandak, Siam Mayang, Ciherang, Inpari 30 dan Mekongga. Dari ke enam varietas beras tersebut diperoleh bahwa kerusakan beras tertinggi terdapat pada perlakuan Ciherang yaitu (25,65%) akibar dari serangan Sitophilus oryzae. Hendrival dan Eva (2017) melaporkan bahwa presentasi beras berlubang paling banyak dijumpai akibat aktivitas makan Sitophilus zeamais yaitu beras dengan varietas Ciherang dan Rojolele yaitu 87,12% dan 85,59%. Presentase bubuk beras paling rendah dijumpai pada beras dari varietas IR64 dan Mekongga yaitu 66,62% dan 62,05%. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang resistensi beberapa varietas beras untuk mengetahui ketahanan suatu jenis beras terhadap serangan hama gudang C. cephalonica yang merupakan hama gudang yang umum dijumpai pada penyimpanan beras. Maka dari itu, penulis mengadakan penelitian dengan judul “uji ketahanan beberapa varietas beras (Oryza sativa L) terhadap serangan hama gudang Corcyra cephalonica S”. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Dasar dan Laboratorium Agroteknologi Universitas Samudra. Penelitian dimulai dari bulan Januari sampai Putri Asyanita dkk. Jurnal Agroqua Uji Ketahanan Beberapa Varietas Beras .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021 DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1981 275 Maret 2021. Alat yang digunakan adalah: baskom, toples, kain kasa, ayakan ukuran 14 mesh, kuas, timbangan analitik, lup, karet gelang, kamera, penggaris dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah : varietas beras (Ciherang, Ramos, Inpari 79, Inpari 44, Inpari 32, Inpari 30), jagung giling, dedak padi, telur Corcyra cephalonica. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial yaitu dengan varietas beras: V1: Ciherang, V2: Ramos, V3: Inpari 79, V4: Inpari 30, V5: Inpari 32, V6 : Inpari 44. Persiapan laboratorium dilakukan dengan membersihkan ruangan dari debu dan sampah. Selanjutnya pembuatan media pemeliharaan telur C. cephalonica dari jagung giling 3 kg dan dedak 0,5 kg di dalam baskom sebanyak 2 buah berisikan 2 gr telur. Dilakukan pembersihan beras dari batu dan sampah. Beras ditimbang sebanyak 250 gr untuk setiap varietasnya kemudian dimasukkan kedalam toples. Setelah 5 hari dilakukan pemindahan larva dari media pemeliharaan ke dalam toples. Sebanyak 20 ekor larva diinvestasikan kedalam toples yang berisikan beras. HASIL DAN PEMBAHASAN Persen Biji Berlubang Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap persen biji berlubang menunjukkan bahwa varietas memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap persen biji berlubang Tabel 1. Nilai rata-rata persen biji berlubang Perlakuan % biji berlubang V1 (Ciherang) 50,18 d V2 (Ramos) 3,31 a V3 (Inpari 30) 42,08 d V4 (Inpari 32) 15,41 b V5 (Inpari 44) 1,52 a V6 (Inpari 79) 27,03 c BNJ 10,66 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut uji BNJ pada taraf 0,05. Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata persen biji berlubang dari 6 varietas beras yang diuji yaitu varietas V1 (Ciherang) memiliki nilai kerusakan tertinggi dan berbeda nyata dengan varietas V2 (Ramos), V4 (Inpari 30), V5 (Inpari 32), V6 (Inpari 44) dan tidak berbeda nyata dengan V3 (Inpari 79). Sedangkan nilai kerusakan terendah dijumpai pada varietas V5 (Inpari 32) dan berbeda nyata dengan varietas V1 (Ciherang), V3 (Inpari 79), V4 (Inpari 30), V6 (Inpari 44) dan tidak berbeda nyata dengan varietas V2 (Ramos). Kerusakan ini diakibatkan adanya aktivitas makan serangga dan kandungan nutrisi. Aktivitas makan serangga memiliki hubungan yang erat terhadap kandungan air yang dimiliki oleh beras. Seperti hasil penelitian (Syarullah, dkk., 2019) kandungan kadar air berpengaruh pada tekstur beras dimana dengan imago kutu beras akan lebih mudah menggerek beras apabila kandungan kadar air tinggi dikarenakan beras lebih lunak. Menurut Chapman, (2013) bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serangga adalah nutrisi yang Putri Asyanita dkk. Jurnal Agroqua Uji Ketahanan Beberapa Varietas Beras .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021 DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1981 276 terdapat pada makanan serangga. Nutrisi tersebut diperlukan dalam proses metabolisme pada tubuh serangga. Persen Kehilangan Bobot Dari hasil pengamatan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa varietas memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap persen kehilangan bobot. Tabel 2. Nilai rata-rata persen kehilangan bobot Perlakuan % kehilangan bobot V1 (Ciherang) 12,68 c V2 (Ramos) 0,60 a V3 (Inpari 30) 9,71 c V4 (Inpari 32) 1,98 ab V5 (Inpari 44) 0,18 a V6 (Inpari 79) 2,28 ab BNJ 4,55 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut uji BNJ pada taraf 0,05. Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata persen kehilangan bobot tertinggi dijumpai pada varietas V1 (Ciherang) dan berbeda nyata dengan varieras V2 (Ramos), V4 (Inpari 30), V5 (Inpari 32), V6 (Inpari 44) dan tidak berbeda nyata dengan V3 (Inpri79). Sedangkan nilai rata-rata persen kehilangan bobot terendah dijumpai pada beras dengan varietas V5 (Inpari-32) dan berbeda nyata dengan varietas V1 (Ciherang), V3 (Inpri79) dan tidak berbeda nyata dengan V2 (Ramos), V4 (Inpari 30) dan V6 (Inpari 44). Berdasarkan hasil penelitian Hendrival dan Melinda (2017) bahwa kepadatan populasi S. oryzae dapat mempengaruhi persentase kehilangan bobot dan persentase beras berlubang akibat serangan hama S. Oryzae. Maina dkk, (2011) juga melaporkan bahwa kerusakan gandum akibat serangan Sitophilus granarius dipengaruhi oleh kepadatan populasi awal. Semakin banyaknya pupolasi serangga pada be
部分水稻品种对室内害虫头蚜的抗性试验
因此,作者感兴趣的是对几种大米的耐药性进行研究,以了解一种水稻对C. cephalonica仓库害虫的耐久性。因此,作者进行了一项研究,题目是“测试几种大米(Oryza sativa L)对Corcyra cephalonica仓库害虫袭击的抵抗力”。该研究的材料和方法是在海洋大学的基础实验室和农业技术实验室进行的。这项研究从一月份开始,直到Asyanita等女儿。农家杂志测试了几种大米的耐久性。2021年第19卷第2卷:10.32663/ja.v%vi%i。1981年3月275日。使用的工具有盆子、罐子、纱布、14号mesh、刷子、分析砝码、染料、橡皮筋、照相机、尺子和书写工具。另一方面,使用的材料是:大米品种(Ciherang, Ramos, in鳐,79,in鳐,44,in鳐,32,in鳐,30),磨玉米,稻谷,稻谷,蛋壳壳。这项研究采用了一种完全随机的非人造水稻方法:V1: Ciherang, V2: Ramos, V3: in鳐79,V4: in鳐30,V5: in鳐32,V6: in鳐44。实验室的准备工作是清理房间里的灰尘和垃圾。接下来,从研磨玉米3公斤(1磅)和1磅(0.5公斤)的蒸馏器中制造出3克(2克)鸡蛋的培养介质C. cephalonica)。用石头和垃圾清洗大米。每磅大米重250克,然后放在罐子里。5天后,将幼虫从养殖场转移到装瓶中。多达20只幼虫被放入装有大米的罐子里。研究用穿孔的种子对穿孔的种子进行的研究和研究表明,品种对穿孔的种子1的影响非常明显。平均百分之种子蛀洞%种子待遇V1 (Ciherang) 50.18 d V2 (Ramos) 3,31 a V3 (Inpari 30) 42.08 d V4 (Inpari 32) 15.41 b V5 (Inpari 44) 1,52 V6版本(Inpari 79) 27.03 c BNJ 10.66同一个信息:所遵循的数字字母不同程度上没有真正根据BNJ测试0。05。在表1中,被测试的6种水稻中,V1 (Ciherang)的洞果平均占最高的价值,与V2 (Ramos)、V4 (in鳐30)、V5 (in鳐32)、V6 (in鳐44)和V3 (in鳐79)没有明显的区别。然而,V5 (in鳐- 32)品种中存在最低的破坏值,与V1 (Ciherang)、V3 (in鳐- 79)、V4 (in鳐- 30)、V6 (in鳐- 44)品种中存在明显区别,与V2 (Ramos)品种没有明显区别。这是由于昆虫饮食和营养物质的存在造成的损害。昆虫的进食活动与大米的含水量有着密切的联系。如研究结果(沙鲁拉,等)。(, 2019)水的含水量会影响大米的纹理,如果大米含水量高,米跳蚤很容易折断。据查普曼(2013)称,影响昆虫生长和发育的一个因素是Asyanita等女儿的营养。农家杂志测试了几种大米的耐久性。2021年第19卷第2卷:10.32663/ja.v%vi%i。1981年276年以昆虫为食。这些营养物质是昆虫体内代谢过程所必需的。种类指纹分析观察失重的比例表明,品种对失重的影响非常明显。表2。平均成绩权重%待遇损失百分之V1的重量(Ciherang) 12.68 V2 (Ramos) 0.60 c . V3 Inpari 30) 9.71 c V4 (1.98 Inpari 32) ab V5 (Inpari 44) 0,18 a红色V6 (Inpari 79) 2.28 BNJ ab 4,55同一个信息:所遵循的数字字母不同程度上没有真正根据BNJ测试0。05。表2指出,在V1 (Ciherang)品种中,平均最大失重率与V2 (Ramos)、V4 (in鳐30)、V5 (in鳐32)、V6 (in鳐44)和V3 (Inpri79)之间存在明显的区别。然而,以V5 (inparry -32)品种和V1 (Ciherang)、V3 (Inpri79)品种不同,与V2 (Ramos)、V4 (inpms 30)和V6 (inboxing 44)不同的大米的平均失重率最低。根据亨德里希和梅琳达的研究(2017),oryzae S的人口密度可能会影响oryzae受虫害影响的失重和蛀米的比例。Maina dkk,(2011)还报道称,由于花岗岩细胞组织攻击而造成的小麦破坏受到早期人口密度的影响。 越来越多的昆虫在be中繁殖
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
25
审稿时长
16 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信