{"title":"Kepemimpinan Wanita menurut Al-Qur'an (Kajian Komparasi Tafsir As-Sya’rawi dan Shafwatut At-Tafasir Surat An-Naml Ayat 29-33","authors":"Abdurrohman Al Asy’ari, Robingun Suyud El Syam","doi":"10.53565/pssa.v8i1.500","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian mengungkap kepemimpinan wanita menurut al-Qur’an, dengan kajian komparasi antara tafsir as-Sya’rawi dan shatwatut at-Tafasir. Penelitian termasuk jenis kualitatif, pendekatan komparatif. Sumber data primer tafsir, didukung literatiur lain, kemudian dianalisis induktif. Penelitian menghasilkan: bahwa tafsir as-Sya’rawi dengan pendekatan kontekstual, tanpa mengesampingkan nilai sosial. Bahwa struktur masyarakat akan tercapai jika kepemimpinan berada di tangan yang berkompeten, tanpa perbedaan gender. Pada surat an-Naml ayat 23-44, Ratu Bilqis menunjukkan bahwa perempuan berpotensi menjadi pemimpin dalam keadaan tertentu. Di antara keadaan tersebut: cerdas, pandai, cerdas, kuat, protektif terhadap rakyat, terampil berdiplomasi, demokratis, terbuka. Tafsir shatwatut at-Tafasir agak berbeda, laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan, seorang suami memiliki kewajiban merawat, mendidik dan mencari nafkah. Ciri Istri yang baik yakni taat kepada Tuhan dan suaminya, serta memenuhi semua tugas, menjaga diri dari kejahatan, dan menjaga uang suaminya dari pemborosan. Keduanya wajib saling menutupi, melengkapi kekurangan, menjaga rahasia pribadi, amar ma’ruf nahi munkar, termasuk masalah hidup dan keluarga. Dia seperti pemimpin bagi rakyatnya.","PeriodicalId":34373,"journal":{"name":"Qalamuna","volume":"40 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Qalamuna","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53565/pssa.v8i1.500","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penelitian mengungkap kepemimpinan wanita menurut al-Qur’an, dengan kajian komparasi antara tafsir as-Sya’rawi dan shatwatut at-Tafasir. Penelitian termasuk jenis kualitatif, pendekatan komparatif. Sumber data primer tafsir, didukung literatiur lain, kemudian dianalisis induktif. Penelitian menghasilkan: bahwa tafsir as-Sya’rawi dengan pendekatan kontekstual, tanpa mengesampingkan nilai sosial. Bahwa struktur masyarakat akan tercapai jika kepemimpinan berada di tangan yang berkompeten, tanpa perbedaan gender. Pada surat an-Naml ayat 23-44, Ratu Bilqis menunjukkan bahwa perempuan berpotensi menjadi pemimpin dalam keadaan tertentu. Di antara keadaan tersebut: cerdas, pandai, cerdas, kuat, protektif terhadap rakyat, terampil berdiplomasi, demokratis, terbuka. Tafsir shatwatut at-Tafasir agak berbeda, laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan, seorang suami memiliki kewajiban merawat, mendidik dan mencari nafkah. Ciri Istri yang baik yakni taat kepada Tuhan dan suaminya, serta memenuhi semua tugas, menjaga diri dari kejahatan, dan menjaga uang suaminya dari pemborosan. Keduanya wajib saling menutupi, melengkapi kekurangan, menjaga rahasia pribadi, amar ma’ruf nahi munkar, termasuk masalah hidup dan keluarga. Dia seperti pemimpin bagi rakyatnya.
根据古兰经,研究发现妇女的领导能力,以及对as-Sya rawi和shatwatut at-Tafasir的比较研究。研究包括定性的,比较的方法。原始数据来源解释,支持其他字符串,然后分析归纳。研究结果显示,因语化的解释不顾社会价值。如果领导力掌握在完全合格的人手中,没有性别差异,社会结构就会得以实现。在an-Naml第23-44节中,Bilqis女王指出,女性在某些情况下可能成为领袖。在这些情况下:聪明、聪明、聪明、坚强、保护人民、善于外交、民主、开放。沙瓦托-塔法瑟的解释有些不同,男人是女性的领袖,丈夫有照顾、教育和谋生的义务。好妻子的特点是顺服主和丈夫,尽她的责任,远离邪恶,不浪费丈夫的钱。双方都有义务要互相遮盖,弥补不足,保守私人秘密,阿玛尔·马鲁夫·纳希·蒙卡尔(amar ma ruf nahi munkar),包括生活和家庭问题。他就像他的人民的领袖。