{"title":"MINDFULNESS AND MIND-WANDERING IN PRAYER: A MIXED METHODS STUDY OF THE ROLE OF SPIRITUALITY AND RELIGIOSITY IN ISLAMIC PREACHERS","authors":"M. Syamila, W. W. Mansoer","doi":"10.19109/psikis.v9i1.11314","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Shalat merupakan pengalaman subjektif yang membutuhkan kekhusyukan, dimana individu muslim mengupayakan kondisi mindfulness serta meminimalisir kondisi mind wandering selama shalat sehingga memperoleh optimalisasi ibadah shalat. Kondisi mind wandering merupakan kondisi yang tidak terhindarkan, tidak terkecuali pada kelompok individu dengan tingkat spiritualitas dan religiusitas yang tinggi, seperti pendakwah agama Islam atau ustadz dan ustadzah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran mediator spiritualitas dan religiusitas para ustadz atau ustadzah dalam hubungan mindfulness dan mind-wandering dalam shalat, dengan menggunakan skala Mindfulness in Salah Prayer, Mind Wandering Scale, Spiritual Health and Life-Orientation Measure (SHALOM) dan Skala Religiusitas. Pengujian dilakukan melalui analisis mixed method explanatory sequential, secara kuantitatif dengan parallel mediation analysis (Hayes PROCESS) dan secara kualitatif dengan Thematic analysis. Partisipan penelitian ini berjumlah 66 (34,8% perempuan, 65,2% laki-laki). Hasil menunjukkan bahwa studi ini belum cukup mendukung studi-studi sebelumnya yang menemukan adanya hubungan antara mindfulness dan mind-wandering, khususnya dalam aktivitas shalat. Terdapat kemungkinan bahwa mindfulness kurang optimal jika diukur melalui frekuensi kuantitatif dan retrospektif. Namun studi ini juga melihat kondisi mindful atau kekhusyukan dalam shalat secara kualitatif, dan ditemukan 3 tema besar, yakni 1) kondisi khusyuk, yang terdiri dari keterlibatan a) representasi mental, b) dialog mental, c) pengharapan, d) pengendalian kesadaran, e) penghayatan pengalaman hidup, dan f) perasaan nyaman dan penuh kenikmatan, 2) distraksi mind-wandering, yang terdiri dari adanya a) ambisi duniawi dan b) distraksi perseptual, serta 3) pengkondisian suasana spiritual, terdiri dari a) persiapan rukun shalat, b) persiapan diri, dan c) memohon perlindungan. Meskipun penelitian ini belum menunjukkan hasil kuantitatif dengan baik, namun hasil studi kualitatif diekspektasikan dapat menggambarkan kondisi mindfulness dan mind wandering dalam shalat, khususnya pada praktik shalat para ustadz atau pendakwah agama Islam.","PeriodicalId":32088,"journal":{"name":"Psikis Jurnal Psikologi Islami","volume":"728 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Psikis Jurnal Psikologi Islami","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.19109/psikis.v9i1.11314","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Shalat merupakan pengalaman subjektif yang membutuhkan kekhusyukan, dimana individu muslim mengupayakan kondisi mindfulness serta meminimalisir kondisi mind wandering selama shalat sehingga memperoleh optimalisasi ibadah shalat. Kondisi mind wandering merupakan kondisi yang tidak terhindarkan, tidak terkecuali pada kelompok individu dengan tingkat spiritualitas dan religiusitas yang tinggi, seperti pendakwah agama Islam atau ustadz dan ustadzah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran mediator spiritualitas dan religiusitas para ustadz atau ustadzah dalam hubungan mindfulness dan mind-wandering dalam shalat, dengan menggunakan skala Mindfulness in Salah Prayer, Mind Wandering Scale, Spiritual Health and Life-Orientation Measure (SHALOM) dan Skala Religiusitas. Pengujian dilakukan melalui analisis mixed method explanatory sequential, secara kuantitatif dengan parallel mediation analysis (Hayes PROCESS) dan secara kualitatif dengan Thematic analysis. Partisipan penelitian ini berjumlah 66 (34,8% perempuan, 65,2% laki-laki). Hasil menunjukkan bahwa studi ini belum cukup mendukung studi-studi sebelumnya yang menemukan adanya hubungan antara mindfulness dan mind-wandering, khususnya dalam aktivitas shalat. Terdapat kemungkinan bahwa mindfulness kurang optimal jika diukur melalui frekuensi kuantitatif dan retrospektif. Namun studi ini juga melihat kondisi mindful atau kekhusyukan dalam shalat secara kualitatif, dan ditemukan 3 tema besar, yakni 1) kondisi khusyuk, yang terdiri dari keterlibatan a) representasi mental, b) dialog mental, c) pengharapan, d) pengendalian kesadaran, e) penghayatan pengalaman hidup, dan f) perasaan nyaman dan penuh kenikmatan, 2) distraksi mind-wandering, yang terdiri dari adanya a) ambisi duniawi dan b) distraksi perseptual, serta 3) pengkondisian suasana spiritual, terdiri dari a) persiapan rukun shalat, b) persiapan diri, dan c) memohon perlindungan. Meskipun penelitian ini belum menunjukkan hasil kuantitatif dengan baik, namun hasil studi kualitatif diekspektasikan dapat menggambarkan kondisi mindfulness dan mind wandering dalam shalat, khususnya pada praktik shalat para ustadz atau pendakwah agama Islam.
沙拉特是一种需要严加严加的主观体验,穆斯林个体在祈祷过程中寻求模糊的条件,并将心灵游走的条件降到最低,从而获得祈祷崇拜的优化。心灵游动状态是不可避免的,在灵性和宗教信仰高度的个人群体中也不例外,如伊斯兰教的宗教地位、ustadz和ustadzah。本研究旨在研究精神和宗教媒介在祈祷中使用祈祷中的精神饱和度、心灵漫步的天平、精神健康和生命方向测量(沙洛姆)和宗教规模方面的作用。测试是通过分析sequential分解方法注释分析(Hayes PROCESS analysis)和定性分析来进行的。该研究的参与者有66人(34.8%是女性,65.2%是男性)。结果表明,该研究还没有充分支持之前的研究,即在祈祷活动中发现思想和思想漫步之间的联系。通过定量和回顾性频率来衡量智力不太理想的可能性。然而这也看到任何条件不忘或研究定性地庄严的祈祷中,发现3大主题,即1)组成的庄严的条件,a)参与精神,b)表示希望对话精神,c)、d)、e)中生活经验和意识f)感觉舒适和充满快乐、2)分心mind-wandering组成的a)和b)分心感性的世俗野心,以及3)精神调理情绪,包括a)祈祷会准备,b)准备,和c)祈求保护。虽然这项研究没有很好地量化结果,但定性研究的结果可以描述祈祷中缺乏思想和思想的状态,尤其是在祈祷中进行乌斯塔迪式的祈祷或伊斯兰教神学实践中。