{"title":"Lokalitas, Islamisitas dan Globalitas : Tafsir Falsafi dalam Pengembangan Pemikiran Peradaban Islam","authors":"M. Abdullah","doi":"10.20871/KPJIPM.V2I2.36","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract : This paper attempts to consider how the history of world religions, including the history of Islamic civilization, always have, through and documenting the cultural encounter, i.e. the relationship between center and periphery and the experience of the encounter in the frontier. Two-ways relationship shaping a dyadic pattern, that is the encounter of Muslim with the local culture in which the regional and national states dimensions is being ignored, or vice versa, and also an encounter of Muslim with the nation states which forgetting the aspirations and local culture, yet to meet and to relate the two with international issues, either an encounter of religion and international community as well, is almost impossible to bring about the new problems within the dynamics of the global era today. Thus, the role of philosophical interpretation and contemporary Islamic philosophy is to provide a discern socio-cultural analysis in its interplay more complete and accurate between regional, national and mondial. Keywords : Philosophical interpretaion, cultural encounters, the perma-nence, the change, univocality of being, gradation of being, maqāṣid sharī’ah, interpreted sharī’ah, Islamicate Abstrak : Tulisan ini mencoba menilik bagaimana sejarah agama-agama dunia, termasuk sejarah peradaban Islam, selalu mengalami, melalui dan mendokumentasikan proses hubungan perjumpaan yang bercorak kultural (cultural encounter), baik hubungan antara pusat dan pinggir (centre and periphery) maupun pengalaman perjumpaan di wilayah tapal batas (frontier). Hubungan dua arah yang bercorak diadik, yaitu perjumpaan pemeluk agama Islam dengan budaya lokal dengan melupakan dimensi regionalitas dan nasionalitas (nation states) atau sebaliknya, juga perjumpaan pemeluk agama Islam dengan negara-bangsa (nation states) dengan melupakan aspirasi dan budaya lokal, belum lagi menghubungkan dan memperjumpakan keduanya dengan isu-isu global-internasional (world citizenship), begitu pula perjumpaan agama dan masyarakat internasional dengan menepikan keterkaitannya dengan permasalahan lokal dan nasional (nation states) hampir-hampir tidak mungkin dapat menyelesaikan masalah-masalah baru pada era digital global seperti saat sekarang ini. Di sinilah peran tafsir falsafi dan filsafat Islam kontemporer dalam memberi ketajaman analisis sosial kultural dan saling keterkaitan antara regional, nasional dan mondial yang lebih utuh dan akurat. Kata kunci : Tafsir falsafi, perjumpaan budaya (cultural encounters), yang tetap, yang berubah, univokalitas wujud, gradasi wujud, maqāshid syarī’ah, interpreted syarī’ah, Islamicate","PeriodicalId":31008,"journal":{"name":"Kanz Philosophia A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism","volume":"28 1","pages":"329-346"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2012-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kanz Philosophia A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20871/KPJIPM.V2I2.36","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Abstract : This paper attempts to consider how the history of world religions, including the history of Islamic civilization, always have, through and documenting the cultural encounter, i.e. the relationship between center and periphery and the experience of the encounter in the frontier. Two-ways relationship shaping a dyadic pattern, that is the encounter of Muslim with the local culture in which the regional and national states dimensions is being ignored, or vice versa, and also an encounter of Muslim with the nation states which forgetting the aspirations and local culture, yet to meet and to relate the two with international issues, either an encounter of religion and international community as well, is almost impossible to bring about the new problems within the dynamics of the global era today. Thus, the role of philosophical interpretation and contemporary Islamic philosophy is to provide a discern socio-cultural analysis in its interplay more complete and accurate between regional, national and mondial. Keywords : Philosophical interpretaion, cultural encounters, the perma-nence, the change, univocality of being, gradation of being, maqāṣid sharī’ah, interpreted sharī’ah, Islamicate Abstrak : Tulisan ini mencoba menilik bagaimana sejarah agama-agama dunia, termasuk sejarah peradaban Islam, selalu mengalami, melalui dan mendokumentasikan proses hubungan perjumpaan yang bercorak kultural (cultural encounter), baik hubungan antara pusat dan pinggir (centre and periphery) maupun pengalaman perjumpaan di wilayah tapal batas (frontier). Hubungan dua arah yang bercorak diadik, yaitu perjumpaan pemeluk agama Islam dengan budaya lokal dengan melupakan dimensi regionalitas dan nasionalitas (nation states) atau sebaliknya, juga perjumpaan pemeluk agama Islam dengan negara-bangsa (nation states) dengan melupakan aspirasi dan budaya lokal, belum lagi menghubungkan dan memperjumpakan keduanya dengan isu-isu global-internasional (world citizenship), begitu pula perjumpaan agama dan masyarakat internasional dengan menepikan keterkaitannya dengan permasalahan lokal dan nasional (nation states) hampir-hampir tidak mungkin dapat menyelesaikan masalah-masalah baru pada era digital global seperti saat sekarang ini. Di sinilah peran tafsir falsafi dan filsafat Islam kontemporer dalam memberi ketajaman analisis sosial kultural dan saling keterkaitan antara regional, nasional dan mondial yang lebih utuh dan akurat. Kata kunci : Tafsir falsafi, perjumpaan budaya (cultural encounters), yang tetap, yang berubah, univokalitas wujud, gradasi wujud, maqāshid syarī’ah, interpreted syarī’ah, Islamicate
摘要:本文试图思考世界宗教史,包括伊斯兰文明史,是如何通过和记录文化相遇的,即中心与边缘的关系,以及在边缘相遇的经验。双向关系形成了一种二元模式,即穆斯林与当地文化的相遇忽略了地区和民族国家的维度,反之亦然,穆斯林与民族国家的相遇忘记了愿望和当地文化,但却将两者与国际问题联系起来,要么是宗教与国际社会的相遇,几乎不可能在全球化时代的今天带来新的问题。因此,哲学解释和当代伊斯兰哲学的作用是在其区域、国家和世界之间的相互作用中提供一种更完整和准确的社会文化分析。关键词:哲学解释,文化相遇,永恒,变化,存在的单一性,存在的层次,maqāṣid shari ' ah,被解释的shari ' ah,伊斯兰摘要;Tulisan ini mencoba menilik bagaimana sejarah agama-agama dunia, termasuk sejarah peradaban Islam, selalu mengalami, melalui dan mendokumentasikan proses hubungan perjumpaan yang bercorak kcultural(文化相遇),baik hubungan antara pusat dan pinggir(中心和外围)maupun pengalaman perjumpaan di wilayah tapal batas(边界)。Hubungan dua arah yang bercorak diadik, yitu perjumpaan pemeluk agama Islam dengan budaya local dengan melupakan dimensi regionalitas dan nasionalitas(民族国家)atau sebaliknya, juga perjumpaan pemeluk agama Islam dengan negara-bangsa(民族国家)dengan melupakan aspirasi dan budaya local, belum lagi menghubungkan dan memperjumpakan keduanya dengan isu-isu global- international(世界公民)这个词的意思是:“数字世界,数字世界,数字世界,数字世界”。Di sinilah peran tsir falsafi dan filsafat Islam kontemporer dalam成员ketajaman分析社会文化dan saling keterkaitan antara地区,国家dan mondial yang lebih utuh and dan akurat。Kata kunci: Tafsir falsafi, perjumpaan budaya(文化相遇),yang tetap, yang berubah, univokalitas wujud, gradasi wujud, maqāshid syar ' ah,解释syar ' ah,伊斯兰化