{"title":"Internalisasi Nilai – Nilai Karakter Melalui Budaya Sekolah di SMKN 41 Jakarta","authors":"Nurlaili Wathano","doi":"10.37216/tadib.v19i2.478","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kesimpulan dalam tulisan ini menunjukkan Internalisasi nilai dalam pembentukan karakter di SMKN 41 Jakarta melalui budaya sekolah sesuai dengan nilai – nilai karakter bangsa dan lima karakter utama yang bersumber dari pancasila. Pengembangan karakter melalui konsep pembiasaan (habituasi) nilai, walaupun melalui kegiatan sederhana, namun memiliki pengaruh positif kepada terbentuknya karakter melalui pendekatan pengembangan budaya sekolah (school culture). Nilai – nilai tersebut adalah: 1) Nilai religius. Diantara kegiatannya adalah: Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran dan membudayakan mengucap salam dan menjawab salam di lingkungan sekolah. 2) Nilai Nasionalis, seperti: Menonton film perjuangan, Visit museum nasional, Parade budaya daerah. 3) Nilai Mandiri, seperti: Kemandirian enterepneurship (kewirausahaan) dan kemandirian dalam Pembelajaran. 4) Nilai Gotong Royong, seperti: gerakan infaq dan shadaqah, Zero waste ( lingkungan sekolah tanpa sampah). 5) Nilai Integritas, seperti: transparansi penggunaan anggaran sekolah, dan membuat zona integritas sekolah \nHasil Penelitian ini memiliki kesamaan pendapat dengan Zamroni (2013), Suyono dan Hariyanto (2014), Neft dan Citrin (1999) yang menyatakan bahwa Pembudayaan nilai melalui lembaga pendidikan membantu siswa membentuk karakter dan soft skill yang dibutuhkan dalam hidup. Sedangkan temuan penelitian tesis ini tidak sependapat dengan Kant (1952) dan Rosseau (1970) yang menyatakan bahwa sesuatu yang dilakukan berdasarkan kebiasaan (pembudayaan) akan menghilangkan sisi moralitas amal.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research ) dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan design (rancangan) penelitian tunggal di SMKN 41 Jakarta.","PeriodicalId":31833,"journal":{"name":"Jurnal Antropologi IsuIsu Sosial Budaya","volume":"82 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Antropologi IsuIsu Sosial Budaya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37216/tadib.v19i2.478","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
Kesimpulan dalam tulisan ini menunjukkan Internalisasi nilai dalam pembentukan karakter di SMKN 41 Jakarta melalui budaya sekolah sesuai dengan nilai – nilai karakter bangsa dan lima karakter utama yang bersumber dari pancasila. Pengembangan karakter melalui konsep pembiasaan (habituasi) nilai, walaupun melalui kegiatan sederhana, namun memiliki pengaruh positif kepada terbentuknya karakter melalui pendekatan pengembangan budaya sekolah (school culture). Nilai – nilai tersebut adalah: 1) Nilai religius. Diantara kegiatannya adalah: Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran dan membudayakan mengucap salam dan menjawab salam di lingkungan sekolah. 2) Nilai Nasionalis, seperti: Menonton film perjuangan, Visit museum nasional, Parade budaya daerah. 3) Nilai Mandiri, seperti: Kemandirian enterepneurship (kewirausahaan) dan kemandirian dalam Pembelajaran. 4) Nilai Gotong Royong, seperti: gerakan infaq dan shadaqah, Zero waste ( lingkungan sekolah tanpa sampah). 5) Nilai Integritas, seperti: transparansi penggunaan anggaran sekolah, dan membuat zona integritas sekolah
Hasil Penelitian ini memiliki kesamaan pendapat dengan Zamroni (2013), Suyono dan Hariyanto (2014), Neft dan Citrin (1999) yang menyatakan bahwa Pembudayaan nilai melalui lembaga pendidikan membantu siswa membentuk karakter dan soft skill yang dibutuhkan dalam hidup. Sedangkan temuan penelitian tesis ini tidak sependapat dengan Kant (1952) dan Rosseau (1970) yang menyatakan bahwa sesuatu yang dilakukan berdasarkan kebiasaan (pembudayaan) akan menghilangkan sisi moralitas amal.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research ) dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan design (rancangan) penelitian tunggal di SMKN 41 Jakarta.