{"title":"Resepsi Hadis di Media Sosial","authors":"Risya Fadilha","doi":"10.35719/amn.v8i1.21","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Era Globalisasi identik dengan kemajuan sumber informasi dan kemudahan dalam memperoleh informasi. Hal ini dijadikan sebagai media pendukung dalam kajian hadis. Hadis tidak hanya muncul di dalam kehidupan nyata, tetapi dimunculkan juga pada media sosial dengan beragam cara penyajian, seperti film, ceramah agama, teks Hadis berbentuk narasi diiringi musik, komik hadis dan meme. Relasi antara Hadis dan media sosial yang relevan, menggerakkan manusia untuk mengimplementasikan hadis. Oleh karena itu, terjadilah proses penerimaan atau resepsi Hadis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif jenis studi kasus karena bertujuan mendeskripsikan penyajian Hadis dan bentuk resepsi Hadis dalam animasi Nussa epsiode adab menguap. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara terstruktur, dan dokumenter. Untuk analisis data, menggunakan teknik analisis isi (content analysis) Teori yang digunakan adalah teori resepsi dari Ahmad Rafiq. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Hadis disajikan dalam bentuk dialog tokoh. Terdapat tiga bentuk resepsi yaitu resepsi eksegesis, resepsi estetis dan resepsi fungsional. Bentuk resepsi yang terdapat pada animasi Nussa episode adab menguap adalah resepsi estetis dan resepsi fungsional. Resepsi eksegesis tidak terjadi karena tidak ada usaha pemahaman terhadap hadis. Dari kedua bentuk resepsi yang terjadi, resepsi estetis yang nampak lebih dominan, karena hadis ditampilkan dalam film animasi yang di mana film merupakan gabungan dari beberapa seni dan memiliki nilai estetis. ","PeriodicalId":52891,"journal":{"name":"Al Quds Jurnal Studi Alquran dan Hadis","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Al Quds Jurnal Studi Alquran dan Hadis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35719/amn.v8i1.21","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Era Globalisasi identik dengan kemajuan sumber informasi dan kemudahan dalam memperoleh informasi. Hal ini dijadikan sebagai media pendukung dalam kajian hadis. Hadis tidak hanya muncul di dalam kehidupan nyata, tetapi dimunculkan juga pada media sosial dengan beragam cara penyajian, seperti film, ceramah agama, teks Hadis berbentuk narasi diiringi musik, komik hadis dan meme. Relasi antara Hadis dan media sosial yang relevan, menggerakkan manusia untuk mengimplementasikan hadis. Oleh karena itu, terjadilah proses penerimaan atau resepsi Hadis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif jenis studi kasus karena bertujuan mendeskripsikan penyajian Hadis dan bentuk resepsi Hadis dalam animasi Nussa epsiode adab menguap. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara terstruktur, dan dokumenter. Untuk analisis data, menggunakan teknik analisis isi (content analysis) Teori yang digunakan adalah teori resepsi dari Ahmad Rafiq. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Hadis disajikan dalam bentuk dialog tokoh. Terdapat tiga bentuk resepsi yaitu resepsi eksegesis, resepsi estetis dan resepsi fungsional. Bentuk resepsi yang terdapat pada animasi Nussa episode adab menguap adalah resepsi estetis dan resepsi fungsional. Resepsi eksegesis tidak terjadi karena tidak ada usaha pemahaman terhadap hadis. Dari kedua bentuk resepsi yang terjadi, resepsi estetis yang nampak lebih dominan, karena hadis ditampilkan dalam film animasi yang di mana film merupakan gabungan dari beberapa seni dan memiliki nilai estetis.