Analisa Human Error Menggunakan Metode Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (SHERPA) Dan Human error Assessment and Reduction Technique (HEART) Pada Pengujian Destructive Test Mesin Milling Studi Kasus PT ABCD
{"title":"Analisa Human Error Menggunakan Metode Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (SHERPA) Dan Human error Assessment and Reduction Technique (HEART) Pada Pengujian Destructive Test Mesin Milling Studi Kasus PT ABCD","authors":"Dinda Okta Dwiyanti Ridwan Gucci, Ricky Abdul","doi":"10.33884/jrsi.v8i2.7218","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"PT ABCD adalah perusahaan yang bergerak di bidang klasifikasi kapal dengan cara pengujian atau inspeksi, salah satu inspeksi yang dilakukan adalah Destructive Test (DT) yang mana pengujian dilakukan dengan memberi tekanan kepada material menggunakan mesin milling, dengan hasil output nilai batas maximum dan minimum pada sampel yang telah diuji. Dalam melakukan proses pengujian terdapat interaksi yang terjadi antara manusia dan mesin dan setiap aktivitas akan cenderung mengalami error berupa sistem error atau human error. Oleh karna itu kondisi yang diakibatkan oleh human error tersebut harus dapat diminimasi dengan melakukan perbaikan agar tidak adanya kecelakaan kerja dan hasil yang error, karena hal ini akan menyebabkan kerugian pada operator maupun perusahaan nantinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SHERPA dan HEART. Tujuan menggunakan metode SHERPA adalah untuk mereduksi error dan memberikan solusi tertentu dari analisis data yang telah dikumpulkan Human Error yang terjadi dilakukan atas kesadaran Operator mesin, hal ini disebabkan operator yang bekerja terburu-buru dan waktu yang kurang. Solusi untuk mengatasi Human Error yang terjadi adalah harus adanya ketegasan dari Manager Operasi dan Kepala Koordinator Laboratorium Destructivr Test (DT), seperti melakukannya pengecekan ulang pada hasil kerja operator, lalu sebelum bekerja diharapkannya melakukan briefing terlebih dahulu untuk selalu mengingatkan bekerja sesuai prosedur yang berlaku, dan yang terkahir memberi training K3 kepada seluruh operator agar lebih memahami dan menyadari seberapa pentingnya penerapan K3 di setiap kegiatan pekerjaan berlangsung. \n \n ","PeriodicalId":32888,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sistem Industri","volume":"11 22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Rekayasa Sistem Industri","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33884/jrsi.v8i2.7218","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
PT ABCD adalah perusahaan yang bergerak di bidang klasifikasi kapal dengan cara pengujian atau inspeksi, salah satu inspeksi yang dilakukan adalah Destructive Test (DT) yang mana pengujian dilakukan dengan memberi tekanan kepada material menggunakan mesin milling, dengan hasil output nilai batas maximum dan minimum pada sampel yang telah diuji. Dalam melakukan proses pengujian terdapat interaksi yang terjadi antara manusia dan mesin dan setiap aktivitas akan cenderung mengalami error berupa sistem error atau human error. Oleh karna itu kondisi yang diakibatkan oleh human error tersebut harus dapat diminimasi dengan melakukan perbaikan agar tidak adanya kecelakaan kerja dan hasil yang error, karena hal ini akan menyebabkan kerugian pada operator maupun perusahaan nantinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SHERPA dan HEART. Tujuan menggunakan metode SHERPA adalah untuk mereduksi error dan memberikan solusi tertentu dari analisis data yang telah dikumpulkan Human Error yang terjadi dilakukan atas kesadaran Operator mesin, hal ini disebabkan operator yang bekerja terburu-buru dan waktu yang kurang. Solusi untuk mengatasi Human Error yang terjadi adalah harus adanya ketegasan dari Manager Operasi dan Kepala Koordinator Laboratorium Destructivr Test (DT), seperti melakukannya pengecekan ulang pada hasil kerja operator, lalu sebelum bekerja diharapkannya melakukan briefing terlebih dahulu untuk selalu mengingatkan bekerja sesuai prosedur yang berlaku, dan yang terkahir memberi training K3 kepada seluruh operator agar lebih memahami dan menyadari seberapa pentingnya penerapan K3 di setiap kegiatan pekerjaan berlangsung.