Andhy Rinanto, Perwita Kurniawan, A. Nugroho, Gregorius Bian Rusmana, Adhi Setya Hutama
{"title":"Analisis Pemilihan Parameter Desain bagian Top plate Lemari CKD dengan Metode Fenite Elemen","authors":"Andhy Rinanto, Perwita Kurniawan, A. Nugroho, Gregorius Bian Rusmana, Adhi Setya Hutama","doi":"10.59432/jute.v6i1.59","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Industri furnitur Indonesia terus berdinamika pada ranah internasional. Berdasarkan data dari PUSDATIN Kementerian Perindustrian, pada tahun 2021 persentase kenaikan total terkait bahan baku material logam melonjak mencapai 59,03%. PT. XYZ merupakan salah satu produsen furnitur logam di Indonesia, juga melakukan inovasi terkait produk, salah satu produk yang dihasilkan adalah lemari CKD (Completely Knockdown). Karakteristik dari produk ini adalah konsumen dapat merakit sendiri, dan lemari tersebut mampu menahan beban kurang lebih 60 kg. Saat ini lemari CKD diproduksi menggunakan jenis material SPCC dengan ketebalan 0,8 mm dengan metode penyambungan antar komponen menggunakan baut dan mur tanam. Berdasarkan data observasi di lapangan, pada bagian Top menjadi komponen yang paling rentan ketika housing menerima gaya dari luar, seperti gaya mendorong dengan kekuatan orang dewasa, sehingga muncul rongga pada sambungan antara top, side wall dan rear wall yang menyebabkan postur housing menjadi tidak siku hingga berpengaruh pada shelf yang ada di dalamnya menjadi tidak rata dan berpotensi bisa lepas dari dudukannya. Hal tersebut menjadi permasalahan bagi performa fungsi, keamanan, dan penampilan luar produk. Berdasarkan penejelasan tersebut, penelitian berfokus pada perbandingan kekuatan jenis sambungan. Terdapat tiga tipe desain sambungan pada top plate. Analisis dilakukan dengan metode CAE untuk mendapatkan analisis kekuatan yang aman, atau tidak melebihi batas aman (206,807 MPa). Berdasarkan Analisis tersebut, didapatkan desain Top plate tipe 3 dengan spesifikasi penggunaan selflocking, clip type, dan pengencangan menggunakan ulir merupakan desain yang aman, dikarenakan memiliki nilai tegangan yang mendekati nilai batas aman, yaitu 243,511 MPa. Nilai tersebut didapatkan dengan catatan beban pembebanan sebesar 50 kilogram.","PeriodicalId":32404,"journal":{"name":"Jema Jurnal Ilmiah Bidang Akuntansi dan Manajemen","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jema Jurnal Ilmiah Bidang Akuntansi dan Manajemen","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59432/jute.v6i1.59","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Industri furnitur Indonesia terus berdinamika pada ranah internasional. Berdasarkan data dari PUSDATIN Kementerian Perindustrian, pada tahun 2021 persentase kenaikan total terkait bahan baku material logam melonjak mencapai 59,03%. PT. XYZ merupakan salah satu produsen furnitur logam di Indonesia, juga melakukan inovasi terkait produk, salah satu produk yang dihasilkan adalah lemari CKD (Completely Knockdown). Karakteristik dari produk ini adalah konsumen dapat merakit sendiri, dan lemari tersebut mampu menahan beban kurang lebih 60 kg. Saat ini lemari CKD diproduksi menggunakan jenis material SPCC dengan ketebalan 0,8 mm dengan metode penyambungan antar komponen menggunakan baut dan mur tanam. Berdasarkan data observasi di lapangan, pada bagian Top menjadi komponen yang paling rentan ketika housing menerima gaya dari luar, seperti gaya mendorong dengan kekuatan orang dewasa, sehingga muncul rongga pada sambungan antara top, side wall dan rear wall yang menyebabkan postur housing menjadi tidak siku hingga berpengaruh pada shelf yang ada di dalamnya menjadi tidak rata dan berpotensi bisa lepas dari dudukannya. Hal tersebut menjadi permasalahan bagi performa fungsi, keamanan, dan penampilan luar produk. Berdasarkan penejelasan tersebut, penelitian berfokus pada perbandingan kekuatan jenis sambungan. Terdapat tiga tipe desain sambungan pada top plate. Analisis dilakukan dengan metode CAE untuk mendapatkan analisis kekuatan yang aman, atau tidak melebihi batas aman (206,807 MPa). Berdasarkan Analisis tersebut, didapatkan desain Top plate tipe 3 dengan spesifikasi penggunaan selflocking, clip type, dan pengencangan menggunakan ulir merupakan desain yang aman, dikarenakan memiliki nilai tegangan yang mendekati nilai batas aman, yaitu 243,511 MPa. Nilai tersebut didapatkan dengan catatan beban pembebanan sebesar 50 kilogram.