Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok Pengunjung di Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Rumah Sakit X

Q4 Medicine
Briandanu Bintoro, Ira Marti Ayu, Cri Sajjana Prajna Wekadigunawan, Deasy Febriyanty
{"title":"Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok Pengunjung di Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Rumah Sakit X","authors":"Briandanu Bintoro, Ira Marti Ayu, Cri Sajjana Prajna Wekadigunawan, Deasy Febriyanty","doi":"10.52022/jikm.v14i2.327","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak \nLatar Belakang: Konsumsi rokok masih menjadi masalah baik di dunia maupun di Indonesia. Indonesia merupakan peringkat tertinggi di ASEAN. Salah satu perlindungan terhadap ancaman bahaya rokok yaitu dengan diterapkannya Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) termasuk di fasilitas kesehatan. Studi pendahuluan menemukan bahwa pengunjung yang merokok sebanyak 43,3% di Rumah Sakit (RS) X, padahal RS X sudah menerapkan KTR. Selain itu, setiap harinya ditemukan banyak puntung rokok yang berserakan di jalan dan terlihat juga perokok di area parkiran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pengunjung di KTR di Rumah Sakit X Tahun 2021. \nMetode: Studi cross-sectional pada sebagian pengujung RS X sebanyak 67 orang dilakukan bulan November 2020-Maret 2021.  Variabel yang diteliti yaitu perilaku merokok (variable dependen) dan pengetahuan, sikap, peran satgas anti rokok (variabel independen). Data dikumpulkan dengan data primer menggunakan kuesioner yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. \nHasil: Uji Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan (PR=1,11; 95%CI=0,63-1,30), sikap (PR=1,05; 95%CI=0,79-1,39) dan peran satgas anti rokok (PR=1,03; 95%CI=0,78-1,36) dengan perilaku merokok di KTR. \nKesimpulan: Dengan banyak yang melakukan perilaku merokok di KTR, maka diharapkan rumah sakit dapat mengedukasi kepada pengunjung untuk tidak merokok di KTR dan Rumah sakit melakukan program konseling berhenti merokok kepada orang yang ditemukan merokok di KTR. Selain itu, perlu dilakukan pengawasan oleh satgas anti rokok secara rutin dan berkelanjutan setiap hari. \nKata Kunci: Pengetahuan, Peran satuan tugas anti rokok, Perilaku merokok, Sikap \n  \nAbstract \nBackground: Cigarette consumption is still a problem in globally and in Indonesia. Indonesia was the most significant number of smokers in ASEAN. Implementing a Non-Smoking Area (NSA), such as in the hospital area, is one of the protections against the threat of cigarettes. Preliminary studies found that 43,3% of people smoked in Hospital X, even though Hospital X has implemented NSA. In addition, there are many cigarette butts strewn on the street every day, and there are people who smoke in the hospital's parking area. The study objective is to determine factors associated with the visitor's smoking behavior in the NSA at X Hospital year 2021. \nMethos:  A cross-sectional was performed 67 hospital X visitor in November 2020-March 2021. The smoking behavior is as dependent variable and and knowledge, attitudes, also roles of the non-smoking task force officer are as independent variable. Data used primary data using a questionnaire that has been tested for validity and reliability. Data analyzed using univariate and bivariate analysis with chi square test. \nResult: Bivariate results show that there are no association between knowledge (PR=1.11; 95%CI=0.63-1.30), attitude (PR=1.05; 95%CI=0.79-1.39), and role of non-smoking task force (PR=1.03; 95%CI=0.78-1.36) with smoking behaviour in NSA. \nConclusion: It is expected that hospitals can educate visitors to behave such  as do not smoke in NSA and Hospital X have smoking cessation counseling programs for people who found to smoke in NSA well. Moreover, it is necessary to supervise the non-smoking task force regularly and continuously every day. \nKeywords: Attitude, Knowledge, Role of non-smoking task force officer, Smoking behaviour","PeriodicalId":30682,"journal":{"name":"KEMAS Jurnal Kesehatan Masyarakat","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"KEMAS Jurnal Kesehatan Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52022/jikm.v14i2.327","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"Medicine","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Konsumsi rokok masih menjadi masalah baik di dunia maupun di Indonesia. Indonesia merupakan peringkat tertinggi di ASEAN. Salah satu perlindungan terhadap ancaman bahaya rokok yaitu dengan diterapkannya Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) termasuk di fasilitas kesehatan. Studi pendahuluan menemukan bahwa pengunjung yang merokok sebanyak 43,3% di Rumah Sakit (RS) X, padahal RS X sudah menerapkan KTR. Selain itu, setiap harinya ditemukan banyak puntung rokok yang berserakan di jalan dan terlihat juga perokok di area parkiran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pengunjung di KTR di Rumah Sakit X Tahun 2021. Metode: Studi cross-sectional pada sebagian pengujung RS X sebanyak 67 orang dilakukan bulan November 2020-Maret 2021.  Variabel yang diteliti yaitu perilaku merokok (variable dependen) dan pengetahuan, sikap, peran satgas anti rokok (variabel independen). Data dikumpulkan dengan data primer menggunakan kuesioner yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. Hasil: Uji Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan (PR=1,11; 95%CI=0,63-1,30), sikap (PR=1,05; 95%CI=0,79-1,39) dan peran satgas anti rokok (PR=1,03; 95%CI=0,78-1,36) dengan perilaku merokok di KTR. Kesimpulan: Dengan banyak yang melakukan perilaku merokok di KTR, maka diharapkan rumah sakit dapat mengedukasi kepada pengunjung untuk tidak merokok di KTR dan Rumah sakit melakukan program konseling berhenti merokok kepada orang yang ditemukan merokok di KTR. Selain itu, perlu dilakukan pengawasan oleh satgas anti rokok secara rutin dan berkelanjutan setiap hari. Kata Kunci: Pengetahuan, Peran satuan tugas anti rokok, Perilaku merokok, Sikap   Abstract Background: Cigarette consumption is still a problem in globally and in Indonesia. Indonesia was the most significant number of smokers in ASEAN. Implementing a Non-Smoking Area (NSA), such as in the hospital area, is one of the protections against the threat of cigarettes. Preliminary studies found that 43,3% of people smoked in Hospital X, even though Hospital X has implemented NSA. In addition, there are many cigarette butts strewn on the street every day, and there are people who smoke in the hospital's parking area. The study objective is to determine factors associated with the visitor's smoking behavior in the NSA at X Hospital year 2021. Methos:  A cross-sectional was performed 67 hospital X visitor in November 2020-March 2021. The smoking behavior is as dependent variable and and knowledge, attitudes, also roles of the non-smoking task force officer are as independent variable. Data used primary data using a questionnaire that has been tested for validity and reliability. Data analyzed using univariate and bivariate analysis with chi square test. Result: Bivariate results show that there are no association between knowledge (PR=1.11; 95%CI=0.63-1.30), attitude (PR=1.05; 95%CI=0.79-1.39), and role of non-smoking task force (PR=1.03; 95%CI=0.78-1.36) with smoking behaviour in NSA. Conclusion: It is expected that hospitals can educate visitors to behave such  as do not smoke in NSA and Hospital X have smoking cessation counseling programs for people who found to smoke in NSA well. Moreover, it is necessary to supervise the non-smoking task force regularly and continuously every day. Keywords: Attitude, Knowledge, Role of non-smoking task force officer, Smoking behaviour
与不吸烟人群在X医院的不吸烟人群行为有关的因素
抽象背景:香烟的消费在世界和印度尼西亚仍然是一个问题。印度尼西亚是东盟最高的国家。防止吸烟危害的一种措施是,包括卫生设施在内的无烟区政策的实施。初步研究发现,在X医院吸烟的游客超过43.3%,而RS已经应用了KTR。此外,每天都有大量的烟头散落在街道上,停车场上也有吸烟者的迹象。本研究的目的是确定2021年KTR患者吸烟行为的相关因素。方法:2011年11月20日至2021年3月20日至3月间进行的分段研究。研究的变量包括吸烟(可变性)以及反吸烟工作组(独立变量)的知识、态度和作用。使用已经验证和可靠性的问卷进行的原始数据收集数据。数据分析使用单变量和双变量分析与Chi Square测试。结果:Chi Square测试表明,知识(PR= 1.11;95%的ci =0,63- 1.30),态度(PR= 1.05;95%的ci = 0.79 - 1.39)和反吸烟工作队(PR= 1.03;KTR的吸烟行为。结论:由于许多人在KTR从事吸烟行为,医院希望建议游客不要在KTR吸烟,医院希望对在KTR发现吸烟的人进行戒烟咨询。此外,反吸烟工作组需要每天定期和可持续地监督。关键词:知识、反吸烟工作组的作用、吸烟行为、抽象背景:香烟消费仍然是全球和印度尼西亚的问题。印度尼西亚是东盟最严重的吸烟数。美国国家安全局(NSA)在该地区的“无烟地区”实施的目的之一是防止香烟威胁。初步研究发现,43.3%的人吸烟进入X医院,尽管X医院已经实施。另外,每天街上都有很多烟头,还有人在医院停车场抽烟。研究对象是确定被告在美国国家安全局吸烟行为的同僚2021年去年11月20日至2021年11月20日,横向显示了67家医院的X访客。吸烟的行为是对可变和知识的熟悉,态度,也是美国独立变量特别工作组的工作人员。利用原始数据使用问题进行验证和可靠性的测试。chi square测试的单变量和双变量分析数据。建议:双变量再现显示知识之间没有协会(PR=1.11;95%的ci =0.63-1.30),态度(PR=1.05;95%的ci =0.79-1.39,和无烟特别工作组(PR=1.03;吸烟是国家安全局的行为。结论:预计医院可以教育人们的住家行为,比如在美国国家安全局和医院X机构对发现在美国国家安全局吸烟的人进行非法调查。此外,有必要每天定期监督非吸烟特遣队。态度,知识,非吸烟特别工作组官员,吸烟行为
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
CiteScore
0.20
自引率
0.00%
发文量
20
审稿时长
4 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信