{"title":"Perlawanan Peran Kultural Perempuan dalam film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak","authors":"Vincentia Ananda Arum Permatasari","doi":"10.24167/PRAXIS.V2I2.2494","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The system of patriarchal prevents women from leaving the domestic sphere. However, that does not mean women cannot fight. This study aims to find the discourse of resistance offered by the film Marlina The Murderer in Four Acts. This research uses descriptive qualitative research methods with the discourse analysis approach. Based on the results of the study found that two cultural roles performed by women, namely activities on the bed and activities in the kitchen. Through discourse analysis that sees meaning through text and images based on the themes of the film, it has several conclusions. The cultural role that women have can be used as a force against male domination. Furthermore, women use the way men do to against, which is to be masculine. \n \nAbstrak \nKuatnya sistem patriarki membuat perempuan tidak bisa keluar dari wilayah domestik. Namun, bukan berarti perempuan tidak bisa melawan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat wacana perlawanan yang ditawarkan oleh film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis wacana. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan dua peran kultural yang dilakukan oleh perempuan, yaitu aktivitas di atas kasur dan aktivitas di dalam dapur. Melalui analisis wacana yang melihat makna melalui teks dan gambar berdasarkan tema yang ditawarkan film maka memiliki beberapa kesimpulan. Peran kultural yang dimiliki perempuan dapat digunakan sebagai kekuatan untuk melawan dominasi laki-laki. Selanjutnya, perempuan menggunakan cara yang dilakukan laki-laki untuk melakukan perlawanan, yaitu menjadi maskulin.","PeriodicalId":20367,"journal":{"name":"Praxis Journal of Philosophy","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Praxis Journal of Philosophy","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24167/PRAXIS.V2I2.2494","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
The system of patriarchal prevents women from leaving the domestic sphere. However, that does not mean women cannot fight. This study aims to find the discourse of resistance offered by the film Marlina The Murderer in Four Acts. This research uses descriptive qualitative research methods with the discourse analysis approach. Based on the results of the study found that two cultural roles performed by women, namely activities on the bed and activities in the kitchen. Through discourse analysis that sees meaning through text and images based on the themes of the film, it has several conclusions. The cultural role that women have can be used as a force against male domination. Furthermore, women use the way men do to against, which is to be masculine.
Abstrak
Kuatnya sistem patriarki membuat perempuan tidak bisa keluar dari wilayah domestik. Namun, bukan berarti perempuan tidak bisa melawan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat wacana perlawanan yang ditawarkan oleh film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis wacana. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan dua peran kultural yang dilakukan oleh perempuan, yaitu aktivitas di atas kasur dan aktivitas di dalam dapur. Melalui analisis wacana yang melihat makna melalui teks dan gambar berdasarkan tema yang ditawarkan film maka memiliki beberapa kesimpulan. Peran kultural yang dimiliki perempuan dapat digunakan sebagai kekuatan untuk melawan dominasi laki-laki. Selanjutnya, perempuan menggunakan cara yang dilakukan laki-laki untuk melakukan perlawanan, yaitu menjadi maskulin.
父权制度使妇女无法离开家庭。然而,这并不意味着女性不能战斗。本研究旨在寻找电影《四幕杀手玛琳娜》所提供的反抗话语。本研究采用描述性质的研究方法和语篇分析法。根据研究结果发现,女性所扮演的两种文化角色,即床上活动和厨房活动。通过基于电影主题的话语分析,通过文本和图像看意义,得出以下几点结论。女性所扮演的文化角色可以被用作对抗男性统治的力量。此外,女人用男人的方式来反对,这是男性化。[摘要]科威特体制父权成员的常住性教育与家庭教育。Namun, bukan berarti, perperan, bukan berarti, perperan, bukanberarti。Penelitian ini bertujuan untuk melihat wacana perlawanan yang ditawarkan oleh电影Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak。Penelitian是一种纯纯的定性分析方法,是一种纯纯定性分析方法。Berdasarkan hasil penelitian ditemukan dua peran culture yang dilakukan oleh perempuan, yitu aktivitas di ata kasur和aktivitas di dalam dapur。Melalui分析wacana yang Melalui, maka Melalui teks, dan gambar, berdasarkan, tema yang ditawarkan电影maka memoriliki beberapa kes脉冲。Peran文化yang dimiliki perempuan dapat digunakan sebagai kekuatan untuk melawan dominasi laki-laki。Selanjutnya, perempuan menggunakan cara yang dilakukan laki- lakki untuk melakukan perlawanan, yitu menjadi maskulin。