{"title":"KOMUNALISME & JEJARING: MODUS UTAMA BAGI KARIRISME PARA MUDA BANDUNG DALAM MEDAN SENI RUPA INDONESIA HARI INI","authors":"Danuh Tyas Pradipta, Kiki Rizky Soetisna Putri","doi":"10.24832/jk.v16i1.387","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kondisi medan seni rupa Indonesia pasca-bum seni rupa, nampaknya mempengaruhi pola perilaku para muda Bandung dalam memulai kariernya di medan seni rupa hari ini. Di tengah meredanya agresivitas pasar dan produktivitas produksi pameran-pameran tentang seniman muda Bandung yang diinisiasi kurator Bandung yang telah mapan, dorongan untuk mengusahakan karier dengan usaha sendiri muncul di kalangan para muda dalam medan seni rupa Bandung hari ini. Didukung pula oleh spirit kebersamaan, dorongan itu dilengkapi pula oleh pandangan bahwa seniman bukanlah satu-satuya pilihan karier dalam medan seni rupa. Maka diantara mereka bermunculan para kurator, manajer seni dan galeris muda. \nMembentuk kelompok atau bahkan ruang seni sendiri adalah jalan yang banyak dipilih. Melalui jalan tersebut, hari ini berbagai proyek seni dihasilkan para muda itu secara swakarsa, swadaya dan swakelola. Melalui berbagai proyek itulah kemudian mereka membangun jejaring dengan berbagai pihak dalam medan yang dianggap mampu mengangkat karier mereka. \nPaper ini bertujuan menjabarkan lebih jauh, aspek komunalisme dan berjejaring yang banyak menjadi modus utama para muda Bandung hari ini dalam memulai karier di medan seni rupa. Untuk membahas hal tersebut, paper ini berfokus pada aspek sosiologi seni. Dengan kerangka pembahasan tersebut, paper ini akan memanfaatkan konsep-konsep medan seni dari teori Pierre Bourdieu.","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24832/jk.v16i1.387","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kondisi medan seni rupa Indonesia pasca-bum seni rupa, nampaknya mempengaruhi pola perilaku para muda Bandung dalam memulai kariernya di medan seni rupa hari ini. Di tengah meredanya agresivitas pasar dan produktivitas produksi pameran-pameran tentang seniman muda Bandung yang diinisiasi kurator Bandung yang telah mapan, dorongan untuk mengusahakan karier dengan usaha sendiri muncul di kalangan para muda dalam medan seni rupa Bandung hari ini. Didukung pula oleh spirit kebersamaan, dorongan itu dilengkapi pula oleh pandangan bahwa seniman bukanlah satu-satuya pilihan karier dalam medan seni rupa. Maka diantara mereka bermunculan para kurator, manajer seni dan galeris muda.
Membentuk kelompok atau bahkan ruang seni sendiri adalah jalan yang banyak dipilih. Melalui jalan tersebut, hari ini berbagai proyek seni dihasilkan para muda itu secara swakarsa, swadaya dan swakelola. Melalui berbagai proyek itulah kemudian mereka membangun jejaring dengan berbagai pihak dalam medan yang dianggap mampu mengangkat karier mereka.
Paper ini bertujuan menjabarkan lebih jauh, aspek komunalisme dan berjejaring yang banyak menjadi modus utama para muda Bandung hari ini dalam memulai karier di medan seni rupa. Untuk membahas hal tersebut, paper ini berfokus pada aspek sosiologi seni. Dengan kerangka pembahasan tersebut, paper ini akan memanfaatkan konsep-konsep medan seni dari teori Pierre Bourdieu.