William Suciangto, Ahmad Taufik Fadillah Zainal, Nada Indira Ramadhani Nasrum
{"title":"POTENSI PROBIOTIK SEBAGAI REGULATOR SITOKIN INFLAMASI DALAM PERBAIKAN KLINIS PASIEN COVID-19","authors":"William Suciangto, Ahmad Taufik Fadillah Zainal, Nada Indira Ramadhani Nasrum","doi":"10.53366/jimki.v9i3.456","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAK \nCoronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan sebuah pandemic global yang diakibatkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penelitian-penelitian terbaru menunjukkan bahwa fenomena badai sitokin, replikasi virus yang tinggi, dan terhambatnya persinyalan Interferon type 1 (IFN-I) berkontribusi terhadap keparahan klinis COVID-19. Progresivitas respon IFN-I yang lambat mengakibatkan peningkatan akumulasi monosit patogenik sehingga terjadi imunopatologi paru, kebocoran vaskular, dan respon sel T suboptimal. Selain itu, berbagai studi lainnya juga melaporkan bahwa pemberian probiotik dapat memediasi respon antivirus terhadap coronavirus yang menyerang manusia. Dalam studi literatur ini kami mendiskusikan potensi probiotik dalam meregulasi badai sitokin dan produksi Interferon tipe 1 yang dapat memperbaiki gejala klinis pada pasien-pasien COVID-19. Studi ini dibuat berdasarkan hasil sintesis kualitatif beberapa literatur valid. Hasil review ini menunjukkan bahwa beberapa jenis probiotik mampu menekan produksi sitokin pro-inflammatori yang terlibat dalam fenomena sitokin dan merangsang produksi IFN tipe 1. Melalui mekanisme pencegahan terjadinya badai sitokin dan meningkatkan produksi IFN tipe 1, probiotik memiliki potensi sebagai regulator sistem imun yang dapat meningkatkan luaran klinis pada pasien-pasien COVID-19. Namun demikian, penelitian dengan skala lebih besar dan lebih lanjut masih diperlukan untuk membuktikan bahwa probiotik mampu menjadi solusi dalam tatalaksana infeksi-infeksi akibat virus.","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53366/jimki.v9i3.456","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ABSTRAK
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan sebuah pandemic global yang diakibatkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penelitian-penelitian terbaru menunjukkan bahwa fenomena badai sitokin, replikasi virus yang tinggi, dan terhambatnya persinyalan Interferon type 1 (IFN-I) berkontribusi terhadap keparahan klinis COVID-19. Progresivitas respon IFN-I yang lambat mengakibatkan peningkatan akumulasi monosit patogenik sehingga terjadi imunopatologi paru, kebocoran vaskular, dan respon sel T suboptimal. Selain itu, berbagai studi lainnya juga melaporkan bahwa pemberian probiotik dapat memediasi respon antivirus terhadap coronavirus yang menyerang manusia. Dalam studi literatur ini kami mendiskusikan potensi probiotik dalam meregulasi badai sitokin dan produksi Interferon tipe 1 yang dapat memperbaiki gejala klinis pada pasien-pasien COVID-19. Studi ini dibuat berdasarkan hasil sintesis kualitatif beberapa literatur valid. Hasil review ini menunjukkan bahwa beberapa jenis probiotik mampu menekan produksi sitokin pro-inflammatori yang terlibat dalam fenomena sitokin dan merangsang produksi IFN tipe 1. Melalui mekanisme pencegahan terjadinya badai sitokin dan meningkatkan produksi IFN tipe 1, probiotik memiliki potensi sebagai regulator sistem imun yang dapat meningkatkan luaran klinis pada pasien-pasien COVID-19. Namun demikian, penelitian dengan skala lebih besar dan lebih lanjut masih diperlukan untuk membuktikan bahwa probiotik mampu menjadi solusi dalam tatalaksana infeksi-infeksi akibat virus.