PENGANTAR REDAKSI VOL 31 NO 1 FEBRUARI 2021

Jurnal Filsafat Pub Date : 1900-01-01 DOI:10.22146/jf.65441
Redaksi Jurnal Filsafat
{"title":"PENGANTAR REDAKSI VOL 31 NO 1 FEBRUARI 2021","authors":"Redaksi Jurnal Filsafat","doi":"10.22146/jf.65441","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pembaca Yang Budiman,Jurnal Filsafat Volume 31 Nomor 1 Februari 2021 menyajikan enam artikel dengan tema beragam. Artikel pertama ditulis oleh Armaidy Armawi dan Raharjo yang berjudul “Evaluasi Program Sosialisasi Civic Literacy dalam Pembentukan Etika Warganegara Muda”. Dalam artikel ini  Armaidy Armawi dan Raharjo menunjukkan bahwa sosialisasi civic literacy dilakukan secara informal dengan pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran secara berkelanjutan memiliki tujuan untuk membentuk etika warganegara berperspektif ketahanan pribadi. Sebagai hasil kajiannya, kedua penulis menawarkan suatu model civic literacy sebagai perencanaan dalam proses pembelajaran yang berisi informasi tentang bagaimana menjadi warganegara yang beretika, paham hak dan kewajibannya, memiliki rasa tanggung jawab dan rasa cinta tanah air yang diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Artikel kedua berjudul “Panic Buying: Konsumerisme Masyarakat Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19 Perspektif Psikoanalisis Jacques Lacan”, yang ditulis oleh Astrid Veranita Indah dan Awal Muqsith. Menurut kedua penulis, perkembangan teknologi di era kontemporer menimbulkan berbagai masalah krisis kemanusiaan, yang salah satu penyebabnya adalah perkembangan ideologi, teknologi, dan sains kapitalis yang terlalu pesat. Pembelian massal dalam kurun waktu singkat di tengah pandemi Covid-19 membuat subjek mengonsumsi barang yang tidak dibutuhkan. Subjek mengalami perpecahan dalam memahami kenyataan. Psikoanalisis Lacan menjadi penting dalam memahami gaya hidup masyarakat konsumerisme di tengah pandemi Covid-19. Trilogi Lacan mampu menganalisis manusia sebagai subjek. Kedua penulis menyimpulkan bahwa subjek yang saat ini hadir adalah subjek dalam interaksi dengan realitas murni yang diterjemahkan ke dalam kode simbolis. Subjek yang mencari kebahagiaan dengan keinginan untuk menjadi orang lain dan untuk menenangkan kecemasan dalam ketidakstabilan keadaan. Subjek menganggap pembelian panik adalah jawaban atas gejala kecemasan di tengah pandemi Covid-19.Penulis selanjutnya, Dian Agung Wicaksono, menyajikan artikel berjudul “Penormaan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Indonesia Ditinjau Dari Ajaran Teologi Hukum Thomas Aquinas. Menurut Wicaksono,  justifikasi penormaan substansi hukum Islam dalam sistem hukum Indonesia memiliki pijakan yang kuat karena tertuang dalam Pancasila Sila “Ketuhanan yang Maha Esa” dan Pasal 29 UUD NRI Tahun 1945. Adapun penormaan substansi hukum Islam dalam sistem hukum Indonesia bila ditinjau dari ajaran teologi hukum Thomas Aquinas menunjukkan bahwa penormaan substansi hukum Islam dalam peraturan perundang-undangan tidak serta merta menurunkan derajat hukum Islam, karena penuangan substansi hukum Islam dalam peraturan perundang-undangan tidak kemudian mentransformasikan lex aeterna menjadi lex humana.Artikel keempat, berjudul “Runtuhnya Marxisme-Leninisme di Uni Soviet dalam Teori Ashabiyah Ibnu Khaldun”, ditulis oleh Emil Dwi Febrian, Susanto, dan Sri Kusumo Habsari. Artikel ini menyimpulkan bahwa runtuhnya Marxisme-Leninisme di Uni Soviet dikarenakan pendogmaan terhadap ajaran filosofis ini yang dilakukan untuk menciptakan hak istimewa Partai Komunis yang menjadi rezim otoriter, yang akhirnya dianggap tidak relevan dan ditentang oleh masyarakat. Otoritarianisme di Uni Soviet terjadi karena eksklusivisme dan kultus. Simpulan lainnya, bahwa otoritarianisme bisa terjadi di negara non-komunis, termasuk Indonesia di era Orde Baru, hal ini menunjukkan bahwa bukan ideologi yang berpengaruh dalam terciptanya rezim otoriter, tetapi praktik politik di negara tersebut.Penulis kelima,  Kosmas Sobon dan Timoteus Ata Leu Ehaq, menghadirkan artikel berjudul “Implikasi Etika Solidaritas Knud Ejler Løgstrup terhadap Korban Virus Covid-19 di Indonesia”. Dalam kajiannya, Kosmas Sobon dan Timoteus Ata Leu Ehaq, menunjukkan bahwa pemikiran solidaritas Løgstrup menjadi dasar untuk solider terhadap korban Covid-19, solidaritas atas korban Covid-19 bukan sekedar perasaan, tidak bersifat normatif, selalu bersifat asimetris, sebuah fenomena moral dan ciri khas dari cinta.Artikel terakhir, keenam, berjudul “Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan dan Relevansinya d Era Revolusi Industri 4.0 (Society 5.0)”, oleh  Muhammad Rijal Fadli.  Menurut  Fadli, filsafat dan ilmu pengetahuan sangat diperlukan kehadirannya di tengah perkembangan IPTEK yang ditandai dengan menajamnya spesialisasi ilmu pengetahuan. Sebab, dengan mempelajari filsafat, para ilmuwan diharapkan akan dapat menyadari atas keterbatasan dirinya agar tidak terperangkap ke dalam sikap arogansi intelektual. Counter discourse terhadap perkembangan IPTEK tidak dapat dilakukan, melainkan untuk dapat mengurangi dampak negatif dari adanya teknologi itu sendiri. Sementara itu, era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 memiliki karakter kelompok masyarakatnya heterogen, sehingga menyebabkan timbul masalah-masalah sangat kompleks yang terkait berkembangnya teknologi dan dapat mengubah pola pikir kehidupan manusia ke pola kehidupan yang lebih canggih dengan tenaga teknologi seperti robot dan internet. Penulis artikel meyakini, bahwa  keilmuan yang dijadikan sebagai tonggak aksiologis dalam mengarahkan, mengendalikan perkembangan IPTEK secara positif untuk kepentingan umat manusia dan lingkungannya adalah filsafat dan ilmu pengetahuan {ESHA}.","PeriodicalId":32273,"journal":{"name":"Jurnal Filsafat","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Filsafat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/jf.65441","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Pembaca Yang Budiman,Jurnal Filsafat Volume 31 Nomor 1 Februari 2021 menyajikan enam artikel dengan tema beragam. Artikel pertama ditulis oleh Armaidy Armawi dan Raharjo yang berjudul “Evaluasi Program Sosialisasi Civic Literacy dalam Pembentukan Etika Warganegara Muda”. Dalam artikel ini  Armaidy Armawi dan Raharjo menunjukkan bahwa sosialisasi civic literacy dilakukan secara informal dengan pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran secara berkelanjutan memiliki tujuan untuk membentuk etika warganegara berperspektif ketahanan pribadi. Sebagai hasil kajiannya, kedua penulis menawarkan suatu model civic literacy sebagai perencanaan dalam proses pembelajaran yang berisi informasi tentang bagaimana menjadi warganegara yang beretika, paham hak dan kewajibannya, memiliki rasa tanggung jawab dan rasa cinta tanah air yang diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Artikel kedua berjudul “Panic Buying: Konsumerisme Masyarakat Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19 Perspektif Psikoanalisis Jacques Lacan”, yang ditulis oleh Astrid Veranita Indah dan Awal Muqsith. Menurut kedua penulis, perkembangan teknologi di era kontemporer menimbulkan berbagai masalah krisis kemanusiaan, yang salah satu penyebabnya adalah perkembangan ideologi, teknologi, dan sains kapitalis yang terlalu pesat. Pembelian massal dalam kurun waktu singkat di tengah pandemi Covid-19 membuat subjek mengonsumsi barang yang tidak dibutuhkan. Subjek mengalami perpecahan dalam memahami kenyataan. Psikoanalisis Lacan menjadi penting dalam memahami gaya hidup masyarakat konsumerisme di tengah pandemi Covid-19. Trilogi Lacan mampu menganalisis manusia sebagai subjek. Kedua penulis menyimpulkan bahwa subjek yang saat ini hadir adalah subjek dalam interaksi dengan realitas murni yang diterjemahkan ke dalam kode simbolis. Subjek yang mencari kebahagiaan dengan keinginan untuk menjadi orang lain dan untuk menenangkan kecemasan dalam ketidakstabilan keadaan. Subjek menganggap pembelian panik adalah jawaban atas gejala kecemasan di tengah pandemi Covid-19.Penulis selanjutnya, Dian Agung Wicaksono, menyajikan artikel berjudul “Penormaan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Indonesia Ditinjau Dari Ajaran Teologi Hukum Thomas Aquinas. Menurut Wicaksono,  justifikasi penormaan substansi hukum Islam dalam sistem hukum Indonesia memiliki pijakan yang kuat karena tertuang dalam Pancasila Sila “Ketuhanan yang Maha Esa” dan Pasal 29 UUD NRI Tahun 1945. Adapun penormaan substansi hukum Islam dalam sistem hukum Indonesia bila ditinjau dari ajaran teologi hukum Thomas Aquinas menunjukkan bahwa penormaan substansi hukum Islam dalam peraturan perundang-undangan tidak serta merta menurunkan derajat hukum Islam, karena penuangan substansi hukum Islam dalam peraturan perundang-undangan tidak kemudian mentransformasikan lex aeterna menjadi lex humana.Artikel keempat, berjudul “Runtuhnya Marxisme-Leninisme di Uni Soviet dalam Teori Ashabiyah Ibnu Khaldun”, ditulis oleh Emil Dwi Febrian, Susanto, dan Sri Kusumo Habsari. Artikel ini menyimpulkan bahwa runtuhnya Marxisme-Leninisme di Uni Soviet dikarenakan pendogmaan terhadap ajaran filosofis ini yang dilakukan untuk menciptakan hak istimewa Partai Komunis yang menjadi rezim otoriter, yang akhirnya dianggap tidak relevan dan ditentang oleh masyarakat. Otoritarianisme di Uni Soviet terjadi karena eksklusivisme dan kultus. Simpulan lainnya, bahwa otoritarianisme bisa terjadi di negara non-komunis, termasuk Indonesia di era Orde Baru, hal ini menunjukkan bahwa bukan ideologi yang berpengaruh dalam terciptanya rezim otoriter, tetapi praktik politik di negara tersebut.Penulis kelima,  Kosmas Sobon dan Timoteus Ata Leu Ehaq, menghadirkan artikel berjudul “Implikasi Etika Solidaritas Knud Ejler Løgstrup terhadap Korban Virus Covid-19 di Indonesia”. Dalam kajiannya, Kosmas Sobon dan Timoteus Ata Leu Ehaq, menunjukkan bahwa pemikiran solidaritas Løgstrup menjadi dasar untuk solider terhadap korban Covid-19, solidaritas atas korban Covid-19 bukan sekedar perasaan, tidak bersifat normatif, selalu bersifat asimetris, sebuah fenomena moral dan ciri khas dari cinta.Artikel terakhir, keenam, berjudul “Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan dan Relevansinya d Era Revolusi Industri 4.0 (Society 5.0)”, oleh  Muhammad Rijal Fadli.  Menurut  Fadli, filsafat dan ilmu pengetahuan sangat diperlukan kehadirannya di tengah perkembangan IPTEK yang ditandai dengan menajamnya spesialisasi ilmu pengetahuan. Sebab, dengan mempelajari filsafat, para ilmuwan diharapkan akan dapat menyadari atas keterbatasan dirinya agar tidak terperangkap ke dalam sikap arogansi intelektual. Counter discourse terhadap perkembangan IPTEK tidak dapat dilakukan, melainkan untuk dapat mengurangi dampak negatif dari adanya teknologi itu sendiri. Sementara itu, era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 memiliki karakter kelompok masyarakatnya heterogen, sehingga menyebabkan timbul masalah-masalah sangat kompleks yang terkait berkembangnya teknologi dan dapat mengubah pola pikir kehidupan manusia ke pola kehidupan yang lebih canggih dengan tenaga teknologi seperti robot dan internet. Penulis artikel meyakini, bahwa  keilmuan yang dijadikan sebagai tonggak aksiologis dalam mengarahkan, mengendalikan perkembangan IPTEK secara positif untuk kepentingan umat manusia dan lingkungannya adalah filsafat dan ilmu pengetahuan {ESHA}.
首次授权日期:2021年2月31日至1日
2021年2月1日《哲学杂志》第31卷第1卷以6篇主题为特色。《Armaidy Armawi》和《Raharjo》的第一篇文章是由“青年公民道德形成的公民社会化计划的评估”撰写的。在这篇文章中,《Armaidy Armawi》和《Raharjo》指出,公民文学社会化是通过持续的消费、发展和学习来非正式地进行的,其目的是建立公民的个人弹性伦理。作为其研究的结果,两位作者都提供了一种公民文学模式的学习过程的规划,该过程包含了公民作为公民的道德、权利和义务、在公民、民族和国家生活中实现的责任感和爱国主义。在雅克·阿斯特丽德·维安妮塔的《恐慌Buying:消费主义印尼社会在Covid-19大流行中的消费主义》一书中,阿斯特丽德·维安妮塔写了《穆卡西斯的开始》。两位作者都认为,当代技术的发展导致了人道主义危机,其中一个原因是资本主义意识形态、技术和科学的快速发展。在Covid-19大流行的短时间内进行大规模购买,使受试者消费不需要的东西。受试者在理解现实方面存在分歧。在Covid-19大流行中,Lacan对了解消费主义人民的生活方式至关重要。Lacan三部曲将人类作为一个主题来分析。两位作者都得出结论,目前存在的主题是与原始现实相互作用的主题,这些现实被翻译成象征性的代码。一个追求幸福的对象,希望成为另一个人,并在不稳定的环境中减轻焦虑。受试者认为,恐慌购买是Covid-19大流行中焦虑症状的答案。下一位作家,Dian great Wicaksono,发表了一篇题为《印尼法律体系中伊斯兰法的规范》的文章,主题是托马斯·阿奎那的神学神学。根据Wicaksono的说法,印度尼西亚法律体系对伊斯兰法律内容的重新定义是一个强大的基础,因为它被收录在《全能神性》和1945年宪法第29条。至于penormaan印尼伊斯兰法法律体系中物质(united nations high commissioner for refugees)表示,如果法律托马斯·阿奎那的神学教义表明penormaan伊斯兰法律规定的立法中没有实质和倾盆大雨马上降低度伊斯兰法律,因为伊斯兰法律规定的立法中没有物质后,他们不光莱克斯aeterna成为莱克斯的生物。第四篇文章由埃米尔·德维·菲布里、苏桑托和斯里·库苏莫·哈布里著,题名为“苏联最腐败的马克思主义在伊本·赫勒顿理论中消失”。这篇文章的结论是,马克思-列宁主义在苏联的失败是由于其对这一哲学教义的蔑视,为建立成为威权政权的共产主义特权而进行的。苏联的独裁主义是排他性和邪教的产物。另一种观点是,威权主义可以发生在包括新秩序时期的印度尼西亚在内的非共产主义国家,这表明专制政权的建立不是一种影响的意识形态,而是该国的政治实践。第五,作家Kosmas Sobon和Timoteus Ata列伊Ehaq,刊登了一篇文章,题目是“伦理含义声援克努兹Ejler Løgstrup对印尼Covid-19病毒”的受害者。kajiannya中,Kosmas Sobon和Timoteus Ata列伊Ehaq指出,团结Lø思维对受害者Covid-19 gstrup为士兵提供基础,对受害者的声援Covid-19不仅仅是感情、非规范性道德一直是不对称的,这一现象和典型的爱情。最后一篇文章,第六篇,题为穆罕默德·里卡尔·法德利(Muhammad Rijal Fadli)的《哲学与科学及其相关性》(d .0)。根据法德利的说法,哲学和科学在以专攻科学为特点的科学科学的发展中是必不可少的。因为,通过研究哲学,科学家们希望能够认识到自己的局限性,以免落入知识傲慢的陷阱。科学技术发展的反程序是无法实现的,但可以减少技术本身的负面影响。与此同时,工业革命时代4.0和社会5。 2021年2月1日《哲学杂志》第31卷第1卷以6篇主题为特色。《Armaidy Armawi》和《Raharjo》的第一篇文章是由“青年公民道德形成的公民社会化计划的评估”撰写的。在这篇文章中,《Armaidy Armawi》和《Raharjo》指出,公民文学社会化是通过持续的消费、发展和学习来非正式地进行的,其目的是建立公民的个人弹性伦理。作为其研究的结果,两位作者都提供了一种公民文学模式的学习过程的规划,该过程包含了公民作为公民的道德、权利和义务、在公民、民族和国家生活中实现的责任感和爱国主义。在雅克·阿斯特丽德·维安妮塔的《恐慌Buying:消费主义印尼社会在Covid-19大流行中的消费主义》一书中,阿斯特丽德·维安妮塔写了《穆卡西斯的开始》。两位作者都认为,当代技术的发展导致了人道主义危机,其中一个原因是资本主义意识形态、技术和科学的快速发展。在Covid-19大流行的短时间内进行大规模购买,使受试者消费不需要的东西。受试者在理解现实方面存在分歧。在Covid-19大流行中,Lacan对了解消费主义人民的生活方式至关重要。Lacan三部曲将人类作为一个主题来分析。两位作者都得出结论,目前存在的主题是与原始现实相互作用的主题,这些现实被翻译成象征性的代码。一个追求幸福的对象,希望成为另一个人,并在不稳定的环境中减轻焦虑。受试者认为,恐慌购买是Covid-19大流行中焦虑症状的答案。下一位作家,Dian great Wicaksono,发表了一篇题为《印尼法律体系中伊斯兰法的规范》的文章,主题是托马斯·阿奎那的神学神学。根据Wicaksono的说法,印度尼西亚法律体系对伊斯兰法律内容的重新定义是一个强大的基础,因为它被收录在《全能神性》和1945年宪法第29条。至于penormaan印尼伊斯兰法法律体系中物质(united nations high commissioner for refugees)表示,如果法律托马斯·阿奎那的神学教义表明penormaan伊斯兰法律规定的立法中没有实质和倾盆大雨马上降低度伊斯兰法律,因为伊斯兰法律规定的立法中没有物质后,他们不光莱克斯aeterna成为莱克斯的生物。第四篇文章由埃米尔·德维·菲布里、苏桑托和斯里·库苏莫·哈布里著,题名为“苏联最腐败的马克思主义在伊本·赫勒顿理论中消失”。这篇文章的结论是,马克思-列宁主义在苏联的失败是由于其对这一哲学教义的蔑视,为建立成为威权政权的共产主义特权而进行的。苏联的独裁主义是排他性和邪教的产物。另一种观点是,威权主义可以发生在包括新秩序时期的印度尼西亚在内的非共产主义国家,这表明专制政权的建立不是一种影响的意识形态,而是该国的政治实践。第五,作家Kosmas Sobon和Timoteus Ata列伊Ehaq,刊登了一篇文章,题目是“伦理含义声援克努兹Ejler Løgstrup对印尼Covid-19病毒”的受害者。kajiannya中,Kosmas Sobon和Timoteus Ata列伊Ehaq指出,团结Lø思维对受害者Covid-19 gstrup为士兵提供基础,对受害者的声援Covid-19不仅仅是感情、非规范性道德一直是不对称的,这一现象和典型的爱情。最后一篇文章,第六篇,题为穆罕默德·里卡尔·法德利(Muhammad Rijal Fadli)的《哲学与科学及其相关性》(d .0)。根据法德利的说法,哲学和科学在以专攻科学为特点的科学科学的发展中是必不可少的。因为,通过研究哲学,科学家们希望能够认识到自己的局限性,以免落入知识傲慢的陷阱。科学技术发展的反程序是无法实现的,但可以减少技术本身的负面影响。与此同时,工业革命时代4.0和社会5。 它的群体特征是异质的,这导致了技术发展带来的高度复杂的问题,可以将人类生活的思维模式转化为拥有更先进的技术力量,如机器人和互联网。这篇文章的作者认为,以指导、控制科学为造福人类及其环境而积极推动科学发展的动力,是一种哲学和科学。 它的群体特征是异质的,这导致了技术发展带来的高度复杂的问题,可以将人类生活的思维模式转化为拥有更先进的技术力量,如机器人和互联网。这篇文章的作者认为,以指导、控制科学为造福人类及其环境而积极推动科学发展的动力,是一种哲学和科学。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
7
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信