{"title":"Humane Euthanasia in Farm-Raised Foxes","authors":"H. Korhonen","doi":"10.2121/sosiohumanika.v7i2.510","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"A BSTRACT : The C ouncil R egulation on the protection of animals during killing , No . 1099/2009 , came to apply from 1 st January 2013 onwards. This regulation lays down rules for the killing of animals bred for the production of food, wool, fur , or other products as well as the killing of animals for the purpose of depopulation and for related operations. The C ouncil R egulation also emphasizes the meaning of education, competence , and self-monitoring as means to improve the welfare of animals during killing. It encourages the making of guides to good practice in order to help business operator to plan and monitor the killing process accordingly. The C ode of G ood P ractice (CGP) in humane killing of foxes is created for that purpose. The present CGP aims at providing the highest standards of welfare for farmed foxes (Blue fox Vulpes lagopus, Silver fox Vulpes vulpes , and their colour variants and crossings) in killing. The regulation states many acceptable killing methods for foxes. The key aspects and parameters affecting the humanity of killing of those methods are presented in CGP. However, more practical and detailed description of killing is given for the most used killing method – electrocution. As well as describes the key parameters, the CGP also gives examples of how and why these parameters are to be monitored. According to C ouncil R egulation , all business operators are obligated to plan the killing procedures ahead by drawing up a Standard Operating Procedure (SOP). The CGP gives practical instructions for planning the content of SOP and examples of how the carrying out of SOP should be reported. KEY WORD: C ouncil R egulation , protection of animals , guides to good practice , humane killing of foxes , s tandard o perating p rocedure , and monitoring. RESUME : “Pembunuhan Perlahan Manusiawi pada Rubah yang Diternak”. Peraturan Dewan tentang perlindungan hewan selama pembunuhan , No.1099 / 2009 , m ulai berlaku dari 1 Januari 2013 ke depan . Peraturan ini menetapkan aturan pembunuhan hewan yang di ternak untuk produksi makanan, wol, bulu, atau produk lainnya serta pembunuhan hewan untuk tujuan pengurangan jumlah dan operasi hewan berkenaan . Peraturan Dewan juga menekankan arti pentingnya pendidikan , kompetensi, dan pengawasan-diri sebagai sarana untuk meningkatkan kebaikan bagi hewan saat dibunuh . Hal ini mendorong pembuatan Petunjuk P raktek yang B aik (PPyB) dalam rangka membantu pelaksana lapangan dalam mer ancang dan memantau proses pembunuhan yang sesuai. PPyB dalam pembunuhan perlahan manusiawi pada rubah dibuat untuk tujuan tersebut . Ke beradaan petunjuk itu bertujuan untuk memberikan standar yang tinggi bagi kebaikan rubah yang diternak ( rubah berkulit biru “v ulpes lagopus ” , rubah berkulit p erak “v ulpes fox ” , serta rubah dengan kulit belang dan warna -warni ) saat dibunuh . Peraturan tersebut menyatakan bahwa banyak metode pembunuhan yang layak bagi rubah. Aspek dan parameter utama yang mempengaruhi metode pembunuhan manusiawi tersaji dalam PPyB tersebut . Namun, penjelasan yang lebih praktis dan rinci tentang pembunuhan diberikan untuk metode pembunuhan yang paling sering digunakan , yaitu disetrum listrik . Selain menjelaskan parameter utama , PPyB juga memberikan contoh tentang bagaimana dan mengapa parameter ini harus di awasi . Menurut P eraturan D ewan , semua pelaksana lapangan diwajibkan untuk mer ancang prosedur pembunuhan ke depan dengan menyusun Prosedur Pelaksanaan Baku ( SOP). PPyB memberikan instruksi praktis untuk merencanakan isi prosedur dan contoh bagaimana pelaksanaan prosedur tersebut harus dilaporkan . KATA KUNCI : Peraturan Dewan, perlindungan hewan, petunjuk praktek yang baik , pembunuhan manusiawi rubah, prosedur pelaksanaan baku , dan pe ngawasan . About the Author: Prof. Dr. Hannu T. Korhonen is a Researcher at the MTT Agrifood Research Finland, Animal Production Research, Silmajarventie 2, FI-69100 Kannus, Finland. For academic purposes, he can be contacted via e-mail at: hannu.t.korhonen@mtt.fi How to cite this article? Korhonen, Hannu T. (2014). “Humane Euthanasia in Farm-Raised Foxes” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan , Vol.7(2) November, pp.189-196. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, UNHAS Makassar, and UNIPA Surabaya, ISSN 1979-0112. Chronicle of the article: Accepted (January 15, 2014); Revised (July 3, 2014); and Published (November 20, 2014).","PeriodicalId":31379,"journal":{"name":"Sosiohumanika","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2016-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sosiohumanika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.2121/sosiohumanika.v7i2.510","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
A BSTRACT : The C ouncil R egulation on the protection of animals during killing , No . 1099/2009 , came to apply from 1 st January 2013 onwards. This regulation lays down rules for the killing of animals bred for the production of food, wool, fur , or other products as well as the killing of animals for the purpose of depopulation and for related operations. The C ouncil R egulation also emphasizes the meaning of education, competence , and self-monitoring as means to improve the welfare of animals during killing. It encourages the making of guides to good practice in order to help business operator to plan and monitor the killing process accordingly. The C ode of G ood P ractice (CGP) in humane killing of foxes is created for that purpose. The present CGP aims at providing the highest standards of welfare for farmed foxes (Blue fox Vulpes lagopus, Silver fox Vulpes vulpes , and their colour variants and crossings) in killing. The regulation states many acceptable killing methods for foxes. The key aspects and parameters affecting the humanity of killing of those methods are presented in CGP. However, more practical and detailed description of killing is given for the most used killing method – electrocution. As well as describes the key parameters, the CGP also gives examples of how and why these parameters are to be monitored. According to C ouncil R egulation , all business operators are obligated to plan the killing procedures ahead by drawing up a Standard Operating Procedure (SOP). The CGP gives practical instructions for planning the content of SOP and examples of how the carrying out of SOP should be reported. KEY WORD: C ouncil R egulation , protection of animals , guides to good practice , humane killing of foxes , s tandard o perating p rocedure , and monitoring. RESUME : “Pembunuhan Perlahan Manusiawi pada Rubah yang Diternak”. Peraturan Dewan tentang perlindungan hewan selama pembunuhan , No.1099 / 2009 , m ulai berlaku dari 1 Januari 2013 ke depan . Peraturan ini menetapkan aturan pembunuhan hewan yang di ternak untuk produksi makanan, wol, bulu, atau produk lainnya serta pembunuhan hewan untuk tujuan pengurangan jumlah dan operasi hewan berkenaan . Peraturan Dewan juga menekankan arti pentingnya pendidikan , kompetensi, dan pengawasan-diri sebagai sarana untuk meningkatkan kebaikan bagi hewan saat dibunuh . Hal ini mendorong pembuatan Petunjuk P raktek yang B aik (PPyB) dalam rangka membantu pelaksana lapangan dalam mer ancang dan memantau proses pembunuhan yang sesuai. PPyB dalam pembunuhan perlahan manusiawi pada rubah dibuat untuk tujuan tersebut . Ke beradaan petunjuk itu bertujuan untuk memberikan standar yang tinggi bagi kebaikan rubah yang diternak ( rubah berkulit biru “v ulpes lagopus ” , rubah berkulit p erak “v ulpes fox ” , serta rubah dengan kulit belang dan warna -warni ) saat dibunuh . Peraturan tersebut menyatakan bahwa banyak metode pembunuhan yang layak bagi rubah. Aspek dan parameter utama yang mempengaruhi metode pembunuhan manusiawi tersaji dalam PPyB tersebut . Namun, penjelasan yang lebih praktis dan rinci tentang pembunuhan diberikan untuk metode pembunuhan yang paling sering digunakan , yaitu disetrum listrik . Selain menjelaskan parameter utama , PPyB juga memberikan contoh tentang bagaimana dan mengapa parameter ini harus di awasi . Menurut P eraturan D ewan , semua pelaksana lapangan diwajibkan untuk mer ancang prosedur pembunuhan ke depan dengan menyusun Prosedur Pelaksanaan Baku ( SOP). PPyB memberikan instruksi praktis untuk merencanakan isi prosedur dan contoh bagaimana pelaksanaan prosedur tersebut harus dilaporkan . KATA KUNCI : Peraturan Dewan, perlindungan hewan, petunjuk praktek yang baik , pembunuhan manusiawi rubah, prosedur pelaksanaan baku , dan pe ngawasan . About the Author: Prof. Dr. Hannu T. Korhonen is a Researcher at the MTT Agrifood Research Finland, Animal Production Research, Silmajarventie 2, FI-69100 Kannus, Finland. For academic purposes, he can be contacted via e-mail at: hannu.t.korhonen@mtt.fi How to cite this article? Korhonen, Hannu T. (2014). “Humane Euthanasia in Farm-Raised Foxes” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan , Vol.7(2) November, pp.189-196. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, UNHAS Makassar, and UNIPA Surabaya, ISSN 1979-0112. Chronicle of the article: Accepted (January 15, 2014); Revised (July 3, 2014); and Published (November 20, 2014).
[摘要]《动物屠宰过程保护条例》第2号。1099/2009,于2013年1月1日起申请。本条例规定了屠宰用于生产食品、羊毛、毛皮或其他产品的动物,以及为减少种群数量和相关操作而屠宰动物的规则。该委员会的规定还强调了教育、能力和自我监督的意义,这些都是在杀戮过程中提高动物福利的手段。它鼓励制定良好做法指南,以帮助企业经营者计划和监测相应的杀虫过程。人类捕杀狐狸的良好实践规范(CGP)就是为了这个目的而创建的。目前的CGP旨在为养殖狐狸(蓝狐,银狐,以及它们的颜色变种和杂交品种)提供最高标准的福利。该条例规定了许多可以接受的杀死狐狸的方法。在CGP中提出了影响这些杀戮方法的人性的关键方面和参数。然而,对于最常用的杀人方法——电刑,给出了更实际和详细的杀人描述。除了描述关键参数外,CGP还给出了如何以及为什么要监视这些参数的示例。根据欧洲议会的规定,所有的经营者都有义务通过制定标准操作程序(SOP)来提前计划屠宰程序。CGP为计划SOP的内容提供了实际指导,并举例说明如何报告SOP的执行情况。关键词:理事会法规、动物保护、良好做法指南、人道扑杀狐狸、操作程序标准、监测简历:“Pembunuhan Perlahan Manusiawi pada Rubah yang Diternak”。国家统计局,第1099 / 2009号,国家统计局,2013年1月1日。Peraturan ini menetapkan aturan pembunuhan hewan yang di ternak untuk produksi makanan, wol, buu, atauk produksi makanan, wol, buu, atauk proneya serta pembunuhan hewan untuk tujuan pengurangan jumlah dan operasi hewan berkenan。Peraturan Dewan juga menekkan arti pentingnya pendidikan, kompetensi, dan pengawasan-diri sebagai sarana untuk meningkatkan kebaikan bagi hewan saat dibunuh。我的中文是:penbuatan Petunjuk P raktek yang B aik (PPyB) dalam rangka membantu pelaksana lapangan dalam mer ancang dan memantau表示pembuuhan yang sesuai。PPyB dalam pembunuhan perlahan manusiawi padruah dibuk tujuan tersebut。Ke beradaan petunjuk itu bertujuan untuk成员标准yang tinggi bagi kebaikan rubah yang diternak (rubah berkulit biru“v ulpes lagopus”,rubah berkulit p erak“v ulpes fox”,serta rubah dengan kulit belang dan warna -warni) saat dibunuh。Peraturan tersebut menyatakan bahwa banyak mede pembunuhan yang layak bagi rubah。Aspek dan参数utama yang mempengaruhi方法pembunuhan manusiawi tersaji dalam PPyB tersebut。南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门,南门。Selain menjelaskan参数utama, PPyB juga成员utama, tentenbagaimana和mengapa参数ini harus di awasi。Menurut P . eraturan D . ewan, semua pelaksana lapangan diwajibkan untuk,检察官pembunuhan,检察官peraksana Baku (SOP)。PPyB的成员是“untuk merencanakan”,“untuk merencanakan”,“untuk merencanakan”,“untuk”,“untuk”,“untuk”。KATA KUNCI: Peraturan Dewan, perlindungan hewan, petunjuk praktek yang baik, pembunuhan manusiawi rubah,检察官pelaksanaan baku, dan pe ngawasan。作者简介:Hannu T. Korhonen博士教授是芬兰MTT农业食品研究所的研究员,动物生产研究所,Silmajarventie 2, FI-69100 kanus,芬兰。出于学术目的,可以通过电子邮件联系他:hannu.t.korhonen@mtt.fiKorhonen, Hannu T.(2014)。“农场养狐狸的人道安乐死”,载于《社会人道主义》杂志,第7卷第2期,11月,页189-196。印度尼西亚万隆:Minda Masagi出版社,UNHAS望加锡和unpa泗水,ISSN 1979-0112。文章纪事:已录用(2014年1月15日);修订(2014年7月3日);并于2014年11月20日发布。