{"title":"Respons Jemaat Ahmadiyah Indonesia terhadap Fatwa Majelis Ulama Indonesia serta Kajian dari Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam","authors":"M. Sutirman, K. Sofianto, A. Sofyan","doi":"10.2121/SOSIOHUMANIKA.V12I2.1236","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"RESUME: Penelitian ini membahas alasan fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) yang menyatakan bahwa JAI (Jemaat Ahmadiyah Indonesia) merupakan jamaah di luar Islam yang sesat. Alasan itu, terutama berkenaan dengan Al-Masih dan Al-Mahdi, W ahyu , serta K enabian. Selain itu, juga LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) di Jakarta telah menyampaikan ketidakpuasan tentang JAI kepada Ketua MA RI (Mahkamah Agung Republik Indonesia), pada 10 Juni 1994. Keberatan itu, terutama bahwa Ahmadiyah mempunyai “Nabi” dan “Rasul” sendiri; kitab suci sendiri; tanggal, bulan, dan tahun sendiri; tempat untuk Haji sendiri; serta Khalifah sendiri. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu : heuristik, kritik, interpretasi , dan historiografi . Selain itu, penulis menggunakan pendekatan bantuan dari ilmu-ilmu sosial yang erat hubungannya dengan ilmu sejarah, terutama ilmu politik, sosiologi, dan antropologi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun ada tuduhan keliru dari kedua lembaga Islam tersebut, yakni MUI dan LPPI, para anggota JAI tetap pada pendiriannya bahwa Ahmadiyah merupakan faham yang benar, yang sesuai dengan keyakinannya. Para anggota Jemaat Ahmadiyah pun menyadari bahwa selain banyak masyarakat Muslim yang menentang, banyak pula masyarakat Muslim lain yang tidak menentang, atau bahkan mendukung adanya Ahmadiyah di Indonesia . KATA KUNCI: Lembaga-lembaga Islam; Ahmadiyah di Indonesia; Fatwa Islam; Sesat . ABSTRACT : “Response of the Indonesian Ahmadiyya Community to the Fatwa of the Indonesian Ulema Council and Studies from the Islamic and Research Institute”. This study discusses the reasons for the MUI ( Indonesian Ulema Council ) fatwa stating that JAI ( Indonesian Ahmadiyya Community ) is a worshiper outside of a heretical Islam. That reason, especially concerning the Messiah and Al-Mahdi, R evelation , and P rophethood. Besides that, the LPPI ( Islamic and Research Institute ) in Jakarta also expressed dissatisfaction about the Ahmadiyya teaching s to the Chair of the Supreme Court of Indonesia , on June 10, 1994. The objection, especially that Ahmadiyya has its own \" P rophet\" and \" A postle\" ; holy book ; date, month, and year ; the place for the Hajj itself ; and the Caliph himself. The research method used in this study is a historical method consisting of four stages, namely : heuristics, criticism, interpretation, and historiography. In addition, the author s use d a help approach from the social sciences that are closely related to history, especially political science, sociology, and anthropology. The conclusion of this study shows that e ven though there were false accusations from the two Islamic institutions, namely MUI and LPPI, the JAI members remained in their position that the Ahmadiyya was a true understanding that was in accordance with their beliefs. The members of the JAI also realized that besides many Muslim communities who opposed it, there were also many other Muslim communities who did not oppose , or even support the existence of Ahmadiyah in Indonesia. KEY WORD: Islamic I nstitutions ; Ahmadiyah in Indonesia; Islamic Fatwa; H eretical . About the Authors: Maman Sutirman, M.Hum. adalah Dosen Senior pada Program Studi Bahasa Arab FIB UNPAD (Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran) Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Kunto Sofianto, Ph.D . adalah Dosen Senior pada Program Studi Sejarah FIB UNPAD Bandung. Dr. Agus Nero Sofyan adalah Dosen Senior pada Program Studi Sastra Indonesia FIB UNPAD Bandung. Untuk kepentingan akademik, para Penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: sutirman@unpad.ac.id , kunto.sofianto@unpad.ac.id , dan agus.nero@unpad.ac.id Suggested Citation: Sutirman, Maman, Kunto Sofianto & Agus Nero Sofyan. (2019). “Respons Jemaat Ahmadiyah Indonesia terhadap Fatwa Majelis Ulama Indonesia serta Kajian dari Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan , Volume 12(2), November, pp.105-120. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI with ISSN 1979-0112 (print) and ISSN 2622-6855 (online). Article Timeline : Accepted (August 17, 2019); Revised (October 28, 2019); and Published (November 30, 2019).","PeriodicalId":31379,"journal":{"name":"Sosiohumanika","volume":"12 1","pages":"105-120"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sosiohumanika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.2121/SOSIOHUMANIKA.V12I2.1236","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
RESUME: Penelitian ini membahas alasan fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) yang menyatakan bahwa JAI (Jemaat Ahmadiyah Indonesia) merupakan jamaah di luar Islam yang sesat. Alasan itu, terutama berkenaan dengan Al-Masih dan Al-Mahdi, W ahyu , serta K enabian. Selain itu, juga LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) di Jakarta telah menyampaikan ketidakpuasan tentang JAI kepada Ketua MA RI (Mahkamah Agung Republik Indonesia), pada 10 Juni 1994. Keberatan itu, terutama bahwa Ahmadiyah mempunyai “Nabi” dan “Rasul” sendiri; kitab suci sendiri; tanggal, bulan, dan tahun sendiri; tempat untuk Haji sendiri; serta Khalifah sendiri. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu : heuristik, kritik, interpretasi , dan historiografi . Selain itu, penulis menggunakan pendekatan bantuan dari ilmu-ilmu sosial yang erat hubungannya dengan ilmu sejarah, terutama ilmu politik, sosiologi, dan antropologi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun ada tuduhan keliru dari kedua lembaga Islam tersebut, yakni MUI dan LPPI, para anggota JAI tetap pada pendiriannya bahwa Ahmadiyah merupakan faham yang benar, yang sesuai dengan keyakinannya. Para anggota Jemaat Ahmadiyah pun menyadari bahwa selain banyak masyarakat Muslim yang menentang, banyak pula masyarakat Muslim lain yang tidak menentang, atau bahkan mendukung adanya Ahmadiyah di Indonesia . KATA KUNCI: Lembaga-lembaga Islam; Ahmadiyah di Indonesia; Fatwa Islam; Sesat . ABSTRACT : “Response of the Indonesian Ahmadiyya Community to the Fatwa of the Indonesian Ulema Council and Studies from the Islamic and Research Institute”. This study discusses the reasons for the MUI ( Indonesian Ulema Council ) fatwa stating that JAI ( Indonesian Ahmadiyya Community ) is a worshiper outside of a heretical Islam. That reason, especially concerning the Messiah and Al-Mahdi, R evelation , and P rophethood. Besides that, the LPPI ( Islamic and Research Institute ) in Jakarta also expressed dissatisfaction about the Ahmadiyya teaching s to the Chair of the Supreme Court of Indonesia , on June 10, 1994. The objection, especially that Ahmadiyya has its own " P rophet" and " A postle" ; holy book ; date, month, and year ; the place for the Hajj itself ; and the Caliph himself. The research method used in this study is a historical method consisting of four stages, namely : heuristics, criticism, interpretation, and historiography. In addition, the author s use d a help approach from the social sciences that are closely related to history, especially political science, sociology, and anthropology. The conclusion of this study shows that e ven though there were false accusations from the two Islamic institutions, namely MUI and LPPI, the JAI members remained in their position that the Ahmadiyya was a true understanding that was in accordance with their beliefs. The members of the JAI also realized that besides many Muslim communities who opposed it, there were also many other Muslim communities who did not oppose , or even support the existence of Ahmadiyah in Indonesia. KEY WORD: Islamic I nstitutions ; Ahmadiyah in Indonesia; Islamic Fatwa; H eretical . About the Authors: Maman Sutirman, M.Hum. adalah Dosen Senior pada Program Studi Bahasa Arab FIB UNPAD (Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran) Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Kunto Sofianto, Ph.D . adalah Dosen Senior pada Program Studi Sejarah FIB UNPAD Bandung. Dr. Agus Nero Sofyan adalah Dosen Senior pada Program Studi Sastra Indonesia FIB UNPAD Bandung. Untuk kepentingan akademik, para Penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: sutirman@unpad.ac.id , kunto.sofianto@unpad.ac.id , dan agus.nero@unpad.ac.id Suggested Citation: Sutirman, Maman, Kunto Sofianto & Agus Nero Sofyan. (2019). “Respons Jemaat Ahmadiyah Indonesia terhadap Fatwa Majelis Ulama Indonesia serta Kajian dari Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan , Volume 12(2), November, pp.105-120. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI with ISSN 1979-0112 (print) and ISSN 2622-6855 (online). Article Timeline : Accepted (August 17, 2019); Revised (October 28, 2019); and Published (November 30, 2019).