Rif’iy Qomarrullah, M. F. Hidayatullah, Agus Kristiyanto
{"title":"MODEL AKTIVITAS BELAJAR GERAK BERBASIS PERMAINAN SEBAGAI MATERI AJAR PENDIDIKAN JASMANI (Penelitian Pengembangan pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar)","authors":"Rif’iy Qomarrullah, M. F. Hidayatullah, Agus Kristiyanto","doi":"10.15294/jpehs.v2i2.4591","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar belakang penelitian ini adalah kemampuan hasil belajar keterampilan gerak dasar yang belumbaik dan belum adanya model pembelajaran permainan yang secara khusus terintegrasi dengan matapelajaran yang ada dikelas rendah dan belum digunakannya metode pendekatan tematik dalampembelajaran pendidikan jasmani (Penjas) di kelas I sekolah dasar (SD). Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan dan mengembangkan model pembelajaran pendidikan jasmani yang inovatif, memperolehgambaran tentang hasil belajar siswa berupa produk dan proses, serta mengukur efektivitas produk modelyang dikembangkan sebagai materi ajar pendidikan jasmani di kelas I sekolah dasar.Penelitian pengembangan atau research and development (R & D) dilaksanakan di KecamatanKeling dan Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I sekolahdasar (SD). Tahap uji coba skala kecil di laksanakan di SD Negeri 02 Bandungharjo, kemudian uji skalalebih luas di laksanakan di SD Negeri 03 Bandungharjo dan SD Negeri 03 Jlegong, sedangkan tahap ujiefektivitas produk dilaksanakan di SD Negeri 01 Bandungharjo dan SD Negeri 03 kelet.Penelitian ini mampu mengembangkan sosok model pembelajaran Penjas inovatif yaitu: “modelaktivitas belajar gerak berbasis permainan sebagai materi ajar Penjas di kelas I SD”. Hasil belajar siswaberupa produk dan proses pembelajaran diperoleh berdasarkan: 1) Rekapitulasi persentase hasil pengisiankuesioner evaluasi validasi ahli diperoleh rata-rata jumlah skor 47, dengan persentase 79% yang termasukkategori cukup valid, oleh karenanya model aktivitas belajar gerak berbasis permainan dapat digunakansebagai materi ajar Penjas di kelas I SD. 2) Data nilai hasil kemampuan belajar siswa, bahwa model yangdiujicobakan pada uji coba skala kecil diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 68.97% yang berartibaik dan pada uji coba skala lebih luas diperoleh ketuntasan belajar siswa rata-rata sebesar 76% yangberarti baik, sehingga dapat dimaknai jika model yang dikembangkan secara nyata mampu memberikankontribusi yang positif dalam kemampuan hasil belajar siswa.Dengan mencermati hasil ketuntasan belajar terhadap kelompok yang diberikan perlakuan, terdapatperbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah diberikan tindakan. Berdasarkan data hasil pre-testmenunjukkan tingkat ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 36.36%, kemudian setelah dilaksanakanpenerapan produk model, pada tahap post-test menunjukkan tingkat ketuntasan belajar siswa sebesar86.37%. Perbedaan tersebut merupakan efek dari penerapan pengembangan model, dimana efek modelyang dikembangkan memberikan dampak positif kepada tingkat ketuntasan belajar siswa.","PeriodicalId":38889,"journal":{"name":"Sport Science","volume":"1 1","pages":"218350"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2014-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"9","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sport Science","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/jpehs.v2i2.4591","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q3","JCRName":"Health Professions","Score":null,"Total":0}
引用次数: 9
Abstract
Latar belakang penelitian ini adalah kemampuan hasil belajar keterampilan gerak dasar yang belumbaik dan belum adanya model pembelajaran permainan yang secara khusus terintegrasi dengan matapelajaran yang ada dikelas rendah dan belum digunakannya metode pendekatan tematik dalampembelajaran pendidikan jasmani (Penjas) di kelas I sekolah dasar (SD). Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan dan mengembangkan model pembelajaran pendidikan jasmani yang inovatif, memperolehgambaran tentang hasil belajar siswa berupa produk dan proses, serta mengukur efektivitas produk modelyang dikembangkan sebagai materi ajar pendidikan jasmani di kelas I sekolah dasar.Penelitian pengembangan atau research and development (R & D) dilaksanakan di KecamatanKeling dan Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I sekolahdasar (SD). Tahap uji coba skala kecil di laksanakan di SD Negeri 02 Bandungharjo, kemudian uji skalalebih luas di laksanakan di SD Negeri 03 Bandungharjo dan SD Negeri 03 Jlegong, sedangkan tahap ujiefektivitas produk dilaksanakan di SD Negeri 01 Bandungharjo dan SD Negeri 03 kelet.Penelitian ini mampu mengembangkan sosok model pembelajaran Penjas inovatif yaitu: “modelaktivitas belajar gerak berbasis permainan sebagai materi ajar Penjas di kelas I SD”. Hasil belajar siswaberupa produk dan proses pembelajaran diperoleh berdasarkan: 1) Rekapitulasi persentase hasil pengisiankuesioner evaluasi validasi ahli diperoleh rata-rata jumlah skor 47, dengan persentase 79% yang termasukkategori cukup valid, oleh karenanya model aktivitas belajar gerak berbasis permainan dapat digunakansebagai materi ajar Penjas di kelas I SD. 2) Data nilai hasil kemampuan belajar siswa, bahwa model yangdiujicobakan pada uji coba skala kecil diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 68.97% yang berartibaik dan pada uji coba skala lebih luas diperoleh ketuntasan belajar siswa rata-rata sebesar 76% yangberarti baik, sehingga dapat dimaknai jika model yang dikembangkan secara nyata mampu memberikankontribusi yang positif dalam kemampuan hasil belajar siswa.Dengan mencermati hasil ketuntasan belajar terhadap kelompok yang diberikan perlakuan, terdapatperbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah diberikan tindakan. Berdasarkan data hasil pre-testmenunjukkan tingkat ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 36.36%, kemudian setelah dilaksanakanpenerapan produk model, pada tahap post-test menunjukkan tingkat ketuntasan belajar siswa sebesar86.37%. Perbedaan tersebut merupakan efek dari penerapan pengembangan model, dimana efek modelyang dikembangkan memberikan dampak positif kepada tingkat ketuntasan belajar siswa.