TRADISI PERLAWANAN KULTURAL MASYARAKAT SAMIN

Nazar Nurdin, Ubbadul Adzkiya’
{"title":"TRADISI PERLAWANAN KULTURAL MASYARAKAT SAMIN","authors":"Nazar Nurdin, Ubbadul Adzkiya’","doi":"10.14421/JSA.2021.151-05","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel ini berusaha memotret strategi resistensi masyarakat Samin Kudus terhadap dominasi mayoritas dan penguasa. Komunitas Samin hidup dalam kondisi yang terpinggirkan. Di satu sisi, mereka membayar pajak pada negara. Pada sisi lain, keberadaan mereka masih terstigma sebagai kelompok yang terus melakukan perlawanan. Stigma perlawanan misalnya keengganan mengikuti program kawin massal. Penelitian ini menggunakan pola deskriptif-kualitatif. Data bersumber lapangan dan pustaka. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis data, kemudian dianalisis secara deskriptif.   Hasil penelitian menunjukkan, perlawanan yang dilakukan masyarakat Samin Kudus didorong karena stigma negatif sebagai kelompok yang menolak program pembangunan negara. Samin Kudus berusaha melawan stigma dan dominasi mayoritas dengan strategi resistensi tertutup sebagaimana teori James Scott. Samin Kudus melakukan resistensi tertutup bukan untuk mengubah sistem yang dominan, melainkan untuk bertahan hidup dalam sistem. Dalam perkembangannya, strategi resistensi tertutup menjadi terbuka. Strategi tertutup ke terbuka dimulai dari kemampuan mereka merespon perubahan, dengan memulai dari belajar menulis, memahami persoalan administrasi kependudukan, hingga membangun gerakan dengan berlandaskan badan hukum. Setelah strategi ini digunakan, Samin Kudus diakui oleh mayoritas dan penguasa serta diberikan fasilitas untuk mengelola komunitasnya sendiri. This article attempted to portray the resistance strategy of Samin Kudus society to the domination of the majority and rulers. The Samin community lived in marginalized conditions. They pay taxes to the state, but on the other hand, their existence is still stigmatized as a group that continues to fight, like reluctance to participate in mass marriage programs. This study used a descriptive-qualitative pattern. Data sourced from the field and library. After the data was collected, data analysis was carried out, then analyzed descriptively. The results showed that the resistance carried out by the people of Samin Kudus was encouraged because of the negative stigma as a group rejecting development programs. Samin Kudus tried to fight the stigma and domination of the majority with a closed resistance strategy as in James Scott's theory. Samin Kudus did a closed resistance not to change the dominant system, but to survive in the system. In its development, the closed resistance strategy becomes open. The closed-to-open strategy starts from their ability to respond to change, by starting from learning to write, understanding population administration issues, building a movement based on legal entities. After this strategy was used, Samin Kudus was recognized by the majority and authorities and given the facility to manage its own community.","PeriodicalId":52843,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Agama","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sosiologi Agama","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/JSA.2021.151-05","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

Abstract

Artikel ini berusaha memotret strategi resistensi masyarakat Samin Kudus terhadap dominasi mayoritas dan penguasa. Komunitas Samin hidup dalam kondisi yang terpinggirkan. Di satu sisi, mereka membayar pajak pada negara. Pada sisi lain, keberadaan mereka masih terstigma sebagai kelompok yang terus melakukan perlawanan. Stigma perlawanan misalnya keengganan mengikuti program kawin massal. Penelitian ini menggunakan pola deskriptif-kualitatif. Data bersumber lapangan dan pustaka. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis data, kemudian dianalisis secara deskriptif.   Hasil penelitian menunjukkan, perlawanan yang dilakukan masyarakat Samin Kudus didorong karena stigma negatif sebagai kelompok yang menolak program pembangunan negara. Samin Kudus berusaha melawan stigma dan dominasi mayoritas dengan strategi resistensi tertutup sebagaimana teori James Scott. Samin Kudus melakukan resistensi tertutup bukan untuk mengubah sistem yang dominan, melainkan untuk bertahan hidup dalam sistem. Dalam perkembangannya, strategi resistensi tertutup menjadi terbuka. Strategi tertutup ke terbuka dimulai dari kemampuan mereka merespon perubahan, dengan memulai dari belajar menulis, memahami persoalan administrasi kependudukan, hingga membangun gerakan dengan berlandaskan badan hukum. Setelah strategi ini digunakan, Samin Kudus diakui oleh mayoritas dan penguasa serta diberikan fasilitas untuk mengelola komunitasnya sendiri. This article attempted to portray the resistance strategy of Samin Kudus society to the domination of the majority and rulers. The Samin community lived in marginalized conditions. They pay taxes to the state, but on the other hand, their existence is still stigmatized as a group that continues to fight, like reluctance to participate in mass marriage programs. This study used a descriptive-qualitative pattern. Data sourced from the field and library. After the data was collected, data analysis was carried out, then analyzed descriptively. The results showed that the resistance carried out by the people of Samin Kudus was encouraged because of the negative stigma as a group rejecting development programs. Samin Kudus tried to fight the stigma and domination of the majority with a closed resistance strategy as in James Scott's theory. Samin Kudus did a closed resistance not to change the dominant system, but to survive in the system. In its development, the closed resistance strategy becomes open. The closed-to-open strategy starts from their ability to respond to change, by starting from learning to write, understanding population administration issues, building a movement based on legal entities. After this strategy was used, Samin Kudus was recognized by the majority and authorities and given the facility to manage its own community.
文化控制传统
本文将探讨萨明民众对占多数和统治地位的阻力战略。萨明社区生活在边缘化的条件下。一方面,他们向国家纳税。另一方面,他们的存在仍然被认为是一个持续存在的抵抗组织。这种抵抗的耻辱就像他们不愿意参加大规模交配计划一样。本研究采用了描述性的描述模式。现场源数据和库。收集数据后进行数据分析,然后进行描述性分析。研究表明,Samin Kudus社会的反对者被鼓励将其视为拒绝国家发展计划的组织。Samin Kudus试图用詹姆斯·斯科特(James Scott)认为的封闭抵抗策略来对抗多数人的耻辱和主导地位。Samin Kudus施加阻力不是为了改变主导系统,而是为了在系统中生存。随着开发,封闭抵抗策略变得更加透明。一种封闭的、开放的战略从他们对变化的反应能力开始,从学习写作、了解人口管理问题,到建立法治运动。一旦使用了这一策略,神圣的Samin就得到了大多数人和统治者的承认,并获得了管理自己社区的设施。这篇文章吸引了Samin神圣社会控制主流和颠覆者的抵抗战略。Samin社区生活在边缘条件下。他们对国家提出指控,但另一方面,他们的存在仍然被视为一个不断进行斗争的群体的蔑视,就像在大众婚姻计划中参与这种冲突一样。这个研究使用了一个可行性的模式。来自字段和库的数据。数据收集后,数据分析被仔细分析,然后分析描述。据称,Samin Kudus的人民对这种抵抗产生了担忧,因为负面耻辱被视为一个名为“重复开发项目”的组织。神圣的萨摩试图用詹姆斯·斯科特的近距离抵抗策略来对抗少校的耻辱和控制。神圣的Samin进行了关闭抵抗,不是为了改变支配系统,而是为了在系统中生存。在它的发展中,封闭的阻力策略是开放的。从学习写作、了解人口管理管理开始,建立了基于合法关系的行动。随着这个策略的使用,Samin的神圣被少校和授权所承认,并授予其管理社区的能力。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
16
审稿时长
6 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信