PROSES PENCIPTAAN MUSIK SUARA SINDHEN: INTERPRETASI GENDHING GINONJING KARYA NUR HANDAYANI

Nur Handayani
{"title":"PROSES PENCIPTAAN MUSIK SUARA SINDHEN: INTERPRETASI GENDHING GINONJING KARYA NUR HANDAYANI","authors":"Nur Handayani","doi":"10.33153/glr.v16i1.2344","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"<p align=\"center\"><strong>ABSTRAK</strong></p><p> </p><p>Karya “Suara Sindhen: Interpretasi Gendhing Ginonjing”, dilatarbelakangi oleh hasil olah pikir sekaligus interpretasi atas Gendhing Ginonjing. Bermula saat pengkarya membaca surat Kartini yang berkisah tentang Gendhing Ginonjing. Kegelisahan Kartini sepurnanya mendengarkan Gendhing Ginonjing, dituangkan lewat surat tersebut dengan sangat dramatis. Esensi surat tersebut, memberikan stimulan kepada pengkarya untuk membuat karya berdasarkan Gendhing Ginonjing. Jika Kartini dapat menuangkan kembali Gendhing Ginonjing secara sastrawi melalui suratnya, pengkarya sebagai <em>pesindhen</em> juga ingin mengungkapkan ulang Gendhing Ginonjing melalui olah pikir musikal dan diwujudkan dengan karya seni orkestrasi <em>sindhen</em>. Dari hasil pengamatan dan analisis, Gendhing Ginonjing dapat dipilah menjadi tiga konsep musikal. Pertama adalah <em>andegan sindhenan</em> Gendhing Ginonjing yang dikembangkan melibatkan <em>wangsalan</em>, <em>abon-abon</em>, <em>parikan</em>, <em>senggakan</em>, serta sekar <em>bebas </em>sebagai unsur teks. Dari unsur lagu, menyajikan perbenturan harmoni<em> adumanis</em>,<em> salahnggumun</em>,<em> kempyung</em>,<em> pendawan</em>, serta<em> gembyang </em>sehingga menciptakan harmoni unik atau nada yang membuat bunyi<em> </em>musik menjadi khas. Kedua adalah komposisi yang berakar dari <em>selingan</em> Gendhing Ginonjing berjudul <em>Lelagon</em> Lelo Ledung, yang digarap dan disajikan dengan model <em>uro-uro</em> atau akapela, dikemas dengan paradigma <em>sindhenan </em>gaya Surakarta, dengan menonjolkan dinamika power suara<em> pesindhen </em>serta memanfaatkan aspek<em> </em>keruangan dengan teknik akustika bunyi <em>surround</em>. Ketiga adalah komposisi yang berakar dari surat Kartini tentang Gendhing Ginonjing. Karya ini merepresentasikan perasaan Kartini yang tertuang dalam surat. Bagian ini menggarap elemen vokal melalui perpaduan berbagai gaya <em>sindhenan</em> meliputi: Jawa Barat, Banyumas, Jawa Tengah, serta Banyuwangi, yang kemudian diformulasikan kembali menjadi konsep musik garapan baru. Penyusunan karya ini menggunakan beberapa metode sebagai langkah penciptaannya, meliputi: menentukan bahan, mencari bahan, mengolah bahan, mengemas bahan, serta mempergelarkannya. Rangkaian tersebut adalah proses dari lahirnya karya “Suara Sindhen: Interpretasi Gendhing Ginonjing”.</p><p> </p><p><strong>Kata kunci: </strong>Suara Sindhen, Gendhing Ginonjing, Komposisi Musik.</p><p> </p><p> </p><p align=\"center\"><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p><p> </p><p><em>The work of “ Suara Sindhen: Interpretasi Gendhing Ginonjing “ is based on the analysis and interpretation of Gendhing Ginonjing. It started when the creator read Kartini’s letter about Gendhing Ginonjing. Kartini’s anxiety was as easy as listening to Gendhing Ginonjing, written in the letter dramatically. The essence of the letter gives stimulants to the creator to create works based on Gendhing Ginonjing. If Kartini can rewrite Gendhing Ginonjing literally through his letter, a </em>sindhen<em> also wants to reveal Gendhing Ginonjing through musical thought and embodied through the sindhen’s orchestral artwork. From the observation and analysis, Gendhing Ginonjing can be divided into three musical concepts. The first is adegan of Gendhing Ginonjing which is developed involving </em>wangsalan<em>, </em>abon-abon<em>, </em>parikan<em>, </em>senggakan<em>, as well as sekar </em>bebas<em> as the text elements. The elements of song presents a mix of harmoni </em>adumanis<em>, </em>salahnggumun<em>, </em>kempyung<em>, </em>pendawan<em>, serta </em>gembyang<em> and thereby creating a unique harmony or tone that makes a special music sounds. Sec-ondly, the composition is rooted from Gendhing Ginonjing interval entitled Lelagon Lelo Ledung, which is treated and presented with uro-uro or akapela model, packed in Surakarta style paradigm, focusing on the dynamic power of pesindhen voice and utilizing the spatial aspect with the surround sound acoustic tech-niques. The third is a composition based on the Kartini letter about Gendhing Ginonjing. This work represents Kartini’s feeling written in the letter. This section deals with the vowel elements through a combination of various sindhenan styles including: West Java, Banyumas, Central Java, and Banyuwangi, which are then formulated into the concept of new music.</em></p><p> <em>The composition of this work uses several methods in its creation, including: determining materials, finding materials, processing materials, packaging materials, and then presenting them. The series tells about the process of the work of “Sindhen Voice: Gendhing Ginonjing Interpretation”.</em></p><p> </p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Sindhen Voice, Gendhing Ginonjing, Music Composition</em>","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Gelar Jurnal Seni Budaya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33153/glr.v16i1.2344","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

ABSTRAK

 

Karya “Suara Sindhen: Interpretasi Gendhing Ginonjing”, dilatarbelakangi oleh hasil olah pikir sekaligus interpretasi atas Gendhing Ginonjing. Bermula saat pengkarya membaca surat Kartini yang berkisah tentang Gendhing Ginonjing. Kegelisahan Kartini sepurnanya mendengarkan Gendhing Ginonjing, dituangkan lewat surat tersebut dengan sangat dramatis. Esensi surat tersebut, memberikan stimulan kepada pengkarya untuk membuat karya berdasarkan Gendhing Ginonjing. Jika Kartini dapat menuangkan kembali Gendhing Ginonjing secara sastrawi melalui suratnya, pengkarya sebagai pesindhen juga ingin mengungkapkan ulang Gendhing Ginonjing melalui olah pikir musikal dan diwujudkan dengan karya seni orkestrasi sindhen. Dari hasil pengamatan dan analisis, Gendhing Ginonjing dapat dipilah menjadi tiga konsep musikal. Pertama adalah andegan sindhenan Gendhing Ginonjing yang dikembangkan melibatkan wangsalan, abon-abon, parikan, senggakan, serta sekar bebas sebagai unsur teks. Dari unsur lagu, menyajikan perbenturan harmoni adumanis, salahnggumun, kempyung, pendawan, serta gembyang sehingga menciptakan harmoni unik atau nada yang membuat bunyi musik menjadi khas. Kedua adalah komposisi yang berakar dari selingan Gendhing Ginonjing berjudul Lelagon Lelo Ledung, yang digarap dan disajikan dengan model uro-uro atau akapela, dikemas dengan paradigma sindhenan gaya Surakarta, dengan menonjolkan dinamika power suara pesindhen serta memanfaatkan aspek keruangan dengan teknik akustika bunyi surround. Ketiga adalah komposisi yang berakar dari surat Kartini tentang Gendhing Ginonjing. Karya ini merepresentasikan perasaan Kartini yang tertuang dalam surat. Bagian ini menggarap elemen vokal melalui perpaduan berbagai gaya sindhenan meliputi: Jawa Barat, Banyumas, Jawa Tengah, serta Banyuwangi, yang kemudian diformulasikan kembali menjadi konsep musik garapan baru. Penyusunan karya ini menggunakan beberapa metode sebagai langkah penciptaannya, meliputi: menentukan bahan, mencari bahan, mengolah bahan, mengemas bahan, serta mempergelarkannya. Rangkaian tersebut adalah proses dari lahirnya karya “Suara Sindhen: Interpretasi Gendhing Ginonjing”.

 

Kata kunci: Suara Sindhen, Gendhing Ginonjing, Komposisi Musik.

 

 

ABSTRACT

 

The work of “ Suara Sindhen: Interpretasi Gendhing Ginonjing “ is based on the analysis and interpretation of Gendhing Ginonjing. It started when the creator read Kartini’s letter about Gendhing Ginonjing. Kartini’s anxiety was as easy as listening to Gendhing Ginonjing, written in the letter dramatically. The essence of the letter gives stimulants to the creator to create works based on Gendhing Ginonjing. If Kartini can rewrite Gendhing Ginonjing literally through his letter, a sindhen also wants to reveal Gendhing Ginonjing through musical thought and embodied through the sindhen’s orchestral artwork. From the observation and analysis, Gendhing Ginonjing can be divided into three musical concepts. The first is adegan of Gendhing Ginonjing which is developed involving wangsalan, abon-abon, parikan, senggakan, as well as sekar bebas as the text elements. The elements of song presents a mix of harmoni adumanis, salahnggumun, kempyung, pendawan, serta gembyang and thereby creating a unique harmony or tone that makes a special music sounds. Sec-ondly, the composition is rooted from Gendhing Ginonjing interval entitled Lelagon Lelo Ledung, which is treated and presented with uro-uro or akapela model, packed in Surakarta style paradigm, focusing on the dynamic power of pesindhen voice and utilizing the spatial aspect with the surround sound acoustic tech-niques. The third is a composition based on the Kartini letter about Gendhing Ginonjing. This work represents Kartini’s feeling written in the letter. This section deals with the vowel elements through a combination of various sindhenan styles including: West Java, Banyumas, Central Java, and Banyuwangi, which are then formulated into the concept of new music.

 The composition of this work uses several methods in its creation, including: determining materials, finding materials, processing materials, packaging materials, and then presenting them. The series tells about the process of the work of “Sindhen Voice: Gendhing Ginonjing Interpretation”.

 

Keywords: Sindhen Voice, Gendhing Ginonjing, Music Composition
辛德河南音乐构思过程&由吉宁·努尔·汉达亚尼作品解读
深奥的从工人们读到这张单独的关于金农静的卡片开始。卡蒂尼的焦虑完全听了金农静的话,很戏剧性地把那封信看完了。这封信的本质,是激励工人在《金农经》的基础上工作。如果Kartini可以通过他的信来重新分发Gendhing Ginonjing,那么作为导师的作者也希望通过音乐思维和辛迪加管弦乐队的艺术来重新分发Gendhing Gionjing。从观察和分析的角度来看,《金农经》可以被选为三个音乐概念。第一个是以植物群、灰烬、羊皮纸、沉思和无冻结为文本元素的Gendhing Ginonjing综合征的发展。从歌曲的元素出发,表演和谐冲突、和谐人群、营地、吊坠和啦啦队,从而创造出独特的和谐或音调,使音乐与众不同。第二首是基于Gendhing Ginonjing骨干的作品,名为Lelagon Lelo Ledung,希望并提供uro-uro模型或akapela,充满苏拉卡塔风格的syndigm范式,通过突出佩辛琴声音的力量动态,并将损失方面与周围的声学技术结合起来。三是枢机主教关于金农敬的信的根源构成。这张纸代表了信中留下的这张卡片的感受。本节通过混合不同风格的合成来触及声乐元素,包括:Jawa West、Banyumas、Jawa Middle和Banyuwangi,然后将其重新定义为车库音乐的新概念。这部作品的组织使用了几种方法作为创作的一个步骤,包括:识别材料、寻找材料、加工材料、包装材料和命名。网络是它从作品《深圳之声:金农经解读》中诞生的过程。关键词:深圳人声,金农静,作曲。《深圳之声》解读金农景“是基于对《金农经》的分析和解读。它始于创作者读到Kartini关于《金农》的信。Kartini的焦虑就像听了信中戏剧性地写的《金农镜》一样容易。信的本质激发了创作者创作基于《金农精》的作品。如果Kartini能重写《金农景》在信中,阿还希望通过音乐思想来揭示金的本质,通过辛的管弦乐艺术来体现金的本质。从观察和分析的角度来看,《金农经》可以分为三个音乐概念。第一个是以王萨兰、阿邦阿邦、帕里坎、僧伽坎以及无色卡为文本元素而展开的《金农经》场景。歌曲的元素融合了和声adumanis、salahnggumun、kempyung、pendawan以及gembyang,从而创造了一种独特的和声或音调,使音乐听起来与众不同。其次,该作品源于Gendhing Ginonjing音程《Lelagon Lelo Ledung》,用uro-uro或akapela模型处理和呈现,包装在苏拉卡塔风格的范式中,关注佩辛琴声音的动态力量,并利用环绕声声学技术的空间方面。第三篇是根据卡尔蒂尼关于詹丁·吉农敬的信创作的。这件作品代表了卡尔蒂尼在信中的感受。本节通过各种辛德赫南风格的组合来处理元音元素,包括:西爪哇、班尤马、中爪哇和班尤万吉,然后将其纳入新音乐的概念中。[UNK]这幅作品的构图在创作中使用了几种方法,包括:确定材料、寻找材料、加工材料、包装材料,然后呈现。该系列作品告诉了《深圳声音:金农经解读》的创作过程。【UNK】关键词:深圳人声、金农静、音乐创作
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
8
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信