Europeesche Lagere School and the Birth of Bumiputera Intellectual Elite in Bojonegoro, East Java

Evita Pratiwi, Sarkawi B Husain
{"title":"Europeesche Lagere School and the Birth of Bumiputera Intellectual Elite in Bojonegoro, East Java","authors":"Evita Pratiwi, Sarkawi B Husain","doi":"10.15294/PARAMITA.V31I2.30512","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article discusses the implementation of schools for European children to the birth of the Bumiputera elite in Bojonegoro in 1892-1942. The ethical politics that were introduced in the early 20th century had a significant influence on the development of colonial education in Bojonegoro. In addition, the awareness of the colonial education presence for European children during the Dutch colonial rule also influenced the presence of European elementary schools in this city. It was purposed to facilitate the majority of European children whose parents were colonial employees, plantation owners, or the gas industry. This article is the result of research using historical methods, namely, source collection, source verification or criticism, analysis, and writing or historiography. The first European Elementary School (Europeesche Lagere School) opened in Bojonegoro in 1892 which was located in the Bojonegoro District. This school applied the same rules as schools in the Netherlands. Initially the school only accepted students of European nationality, but in later development it also accepted Bumiputera children with strict conditions. The school, which was intended to produce European educated people, then also gave birth to a new intellectual elite called as Bumiputera, who later became the driving force for movement and press organizations.Artikel ini membahas tentang penyelenggaraan sekolah untuk anak-anak Eropa hingga lahirnya elit bumiputera yang ada di Bojonegoro pada tahun 1892-1942. Politik etis yang digulirkan pada awal abad ke-20 memberi pengaruh yang signifikan terhadap berkembangnya pendidikan kolonial di Bojonegoro. Selain itu, kesadaran untuk hadirnya pendidikan kolonial untuk anak-anak Eropa pada masa pemerintahan kolonial Belanda turut berpengaruh pada hadirnya sekolah dasar Eropa di kota ini. Hal ini untuk memfasilitasi banyakanya anak-anak Eropa yang orang tuanya menjadi pegawai kolonial, pemilik perkebunan, atau industri gas. Artikel ini merupakan hasil penelitian dengan menggunakan metode sejarah yaitu, pengumpulan sumber, verifikasi atau kritik sumber, analisis,  dan penulisan atau historiografi. Sekolah Dasar Eropa (Europeesche Lagere School)  pertama yang dibuka di Bojonegoro yakni pada tahun 1892 yang berlokasi di Distrik Bojonegoro. Sekolah ini menerapkan peraturan yang sama dengan sekolah yang ada di Belanda. Awalnya sekolah hanya menerima murid-murid berkebangsaan Eropa, namun dalam perkembangan kemudian juga menerima anak-anak bumiputera dengan persyaratan yang ketat. Sekolah yang diperuntukkan untuk mencetak kaum terdidik Eropa, kemudian   juga melahirkan elit intelektual baru bumiputera yang kemudian menjadi penggerak organisasi pergerakan dan pers. ","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Paramita Historical Studies Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/PARAMITA.V31I2.30512","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

This article discusses the implementation of schools for European children to the birth of the Bumiputera elite in Bojonegoro in 1892-1942. The ethical politics that were introduced in the early 20th century had a significant influence on the development of colonial education in Bojonegoro. In addition, the awareness of the colonial education presence for European children during the Dutch colonial rule also influenced the presence of European elementary schools in this city. It was purposed to facilitate the majority of European children whose parents were colonial employees, plantation owners, or the gas industry. This article is the result of research using historical methods, namely, source collection, source verification or criticism, analysis, and writing or historiography. The first European Elementary School (Europeesche Lagere School) opened in Bojonegoro in 1892 which was located in the Bojonegoro District. This school applied the same rules as schools in the Netherlands. Initially the school only accepted students of European nationality, but in later development it also accepted Bumiputera children with strict conditions. The school, which was intended to produce European educated people, then also gave birth to a new intellectual elite called as Bumiputera, who later became the driving force for movement and press organizations.Artikel ini membahas tentang penyelenggaraan sekolah untuk anak-anak Eropa hingga lahirnya elit bumiputera yang ada di Bojonegoro pada tahun 1892-1942. Politik etis yang digulirkan pada awal abad ke-20 memberi pengaruh yang signifikan terhadap berkembangnya pendidikan kolonial di Bojonegoro. Selain itu, kesadaran untuk hadirnya pendidikan kolonial untuk anak-anak Eropa pada masa pemerintahan kolonial Belanda turut berpengaruh pada hadirnya sekolah dasar Eropa di kota ini. Hal ini untuk memfasilitasi banyakanya anak-anak Eropa yang orang tuanya menjadi pegawai kolonial, pemilik perkebunan, atau industri gas. Artikel ini merupakan hasil penelitian dengan menggunakan metode sejarah yaitu, pengumpulan sumber, verifikasi atau kritik sumber, analisis,  dan penulisan atau historiografi. Sekolah Dasar Eropa (Europeesche Lagere School)  pertama yang dibuka di Bojonegoro yakni pada tahun 1892 yang berlokasi di Distrik Bojonegoro. Sekolah ini menerapkan peraturan yang sama dengan sekolah yang ada di Belanda. Awalnya sekolah hanya menerima murid-murid berkebangsaan Eropa, namun dalam perkembangan kemudian juga menerima anak-anak bumiputera dengan persyaratan yang ketat. Sekolah yang diperuntukkan untuk mencetak kaum terdidik Eropa, kemudian   juga melahirkan elit intelektual baru bumiputera yang kemudian menjadi penggerak organisasi pergerakan dan pers. 
欧洲拉盖尔学派与东爪哇博琼戈罗土著知识分子的诞生
本文讨论了1892-1942年在Bojonegoro为欧洲儿童开办学校以培养土著精英的情况。20世纪初引入的伦理政治对波州殖民地教育的发展产生了重大影响。此外,荷兰殖民统治期间对欧洲儿童殖民教育存在的认识也影响了欧洲小学在这座城市的存在。它旨在为大多数父母是殖民地雇员、种植园主或天然气行业的欧洲儿童提供便利。本文是运用历史方法进行研究的结果,即来源收集、来源验证或批评、分析、写作或史学。第一所欧洲小学(Europeesche Lagere School)于1892年在Bojonegoro开办,位于Bojoneggoro区。这所学校采用了与荷兰学校相同的规则。学校最初只招收欧洲国籍的学生,但在后来的发展中,它也严格招收土著儿童。这所学校旨在培养受过欧洲教育的人,后来也诞生了一个新的知识精英,称为土著人,后来成为运动和新闻组织的推动力。这篇文章讨论了在1892-1942年Bojonegoro地球王子精英诞生之前,欧洲儿童学校的保留问题。20世纪初出版的《伦理政治》对波州殖民地教育的发展产生了重大影响。此外,荷兰殖民政府时期对欧洲儿童殖民教育的认识影响了欧洲小学在这座城市的存在。这是为了方便许多父母成为殖民地官员、农民或天然气行业的欧洲儿童。本文是使用历史方法进行研究的结果,即收集资料、验证或批判性资料、分析以及写作或史学。第一所欧洲学校(Europeesche Lagere School)于1892年在Bojonegoro开办,位于Bojoneggoro区。这所学校适用与荷兰学校相同的规则。起初,学校只接收来自欧洲的学生,但在发展过程中,他们也在严格的条件下接收孩子的孩子。这所学校的成立是为了印刷受过教育的欧洲人民,然后也诞生了王子的新知识精英,他们后来成为了运动和新闻界的推动者。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
15
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信