PEMUDA NU DALAM PUSARAN WACANA ANTI KOMUNISME: Sebuah Pergolakan Ideologi

Imamul Huda Al Siddiq, Ahmad Arif Widianto
{"title":"PEMUDA NU DALAM PUSARAN WACANA ANTI KOMUNISME: Sebuah Pergolakan Ideologi","authors":"Imamul Huda Al Siddiq, Ahmad Arif Widianto","doi":"10.14421/JSR.V13I12.1528","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The role of the NU youth as an extension of the NU kyai was so great in eradicating parties and forbidden ideologies such as the PKI. Based on the basic principles of NahdlatulUlama such as tawasuth, tawazun, i’tidal, and tasamuh, plus a platform for thinking and acting based on the principles of the ushulfiqh and guidance from kyai, NU youths steadfastly declared war with communism. Similarly, when they defend the rights of former Communist activists or those who are considered Communists and their families, they are also based on these principles. For this reason, this paper aims to examine the idealized upheaval of NU youth in addressing the anti-communism discourse.This article was written by critically examining pre-existing scientific texts to expose ideological upheaval among NU youth sociologically. In simple terms, through this article it can be concluded that NU youth based on existing principles have a big contribution in maintaining the integrity of the Republic of Indonesia, starting from the eradication of the PKI, as well as other efforts to defend Indonesia. On the other hand, they also have concern for oppressed groups including former 1965 political prisoners and their families. They were so diligent in fighting for the rights of former political prisoners in 1965 even though in the past they had also suppressed the PKI to its roots. One of the discourses that arose relating to the anti-communism discourse was the discourse of reconciliation between the NU group and Communism. The discourse was responded to differently by NU youth. Some consider it a form of humanism, and there are those who see it as a bad idea, and some even consider it as an extreme step.Peran pemuda NU sebagai kepanjangan tangan dari para kyai NU begitu besar dalam pemberantasan partai dan ideologi terlarang seperti PKI. Dengan berpijak pada prinsip dasar Nahdlatul Ulama seperti tawasuth, tawazun, i’tidal, dan tasamuh, ditambah pijakan berpikir dan bertindak yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang ada pada ushul fiqh serta petunjuk dari para kyai, pemuda NU dengan mantap menyatakan perang dengan komunisme. Begitu pula ketika mereka membela hak-hak dari mantan aktivis Komunis atau yang dianggap Komunis dan keluarganya, mereka pun juga berdasar pada prinsip-prinsip tersebut. Untuk itu tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pergolakan idelogi di kalangan pemuda NU dalam menyikapi wacana anti-komunisme.Artikel ini ditulis dengan menelaah secara kritis teks-teks ilmiah yang telah ada sebelumnya untuk menelanjangi pergolakan ideologi di kalangan pemuda NU secara sosiologis. Secara sederhana, melalui artikel ini dapat disimpulkan bahwa pemuda NU dengan berdasar prinsip yang ada memiliki andil besar dalam mempertahankan keutuhan NKRI, mulai dari pemberantasan PKI, serta upaya-upaya lain dalam mempertahankan Indonesia. Di sisi lain, mereka juga memiliki perhatian terhadap kelompok tertindas termasuk mantan tahanan politik 1965 dan keluarganya. Mereka begitu gigih memperjuangkan hak-hak mantan tahanan politik 1965 meski di masa lalu mereka pula yang memberangus PKI sampai ke akarnya. Salah satu wacana yang mengemuka berkaitan dengan wacana anti-komunisme adalah wacana rekonsiliasi antara golongan NU dan Komunisme. Wacana tersebut ditanggapi berbeda-beda oleh pemuda NU. Ada yang menganggapnya sebagai bentuk sifat humanis, adapula yang melihatnya sebagai gagasan buruk, bahkan ada yang memandang rekonsiliasi tersebut sebagai langkah ekstrim.","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-05-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sosiologi Reflektif","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/JSR.V13I12.1528","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

Abstract

The role of the NU youth as an extension of the NU kyai was so great in eradicating parties and forbidden ideologies such as the PKI. Based on the basic principles of NahdlatulUlama such as tawasuth, tawazun, i’tidal, and tasamuh, plus a platform for thinking and acting based on the principles of the ushulfiqh and guidance from kyai, NU youths steadfastly declared war with communism. Similarly, when they defend the rights of former Communist activists or those who are considered Communists and their families, they are also based on these principles. For this reason, this paper aims to examine the idealized upheaval of NU youth in addressing the anti-communism discourse.This article was written by critically examining pre-existing scientific texts to expose ideological upheaval among NU youth sociologically. In simple terms, through this article it can be concluded that NU youth based on existing principles have a big contribution in maintaining the integrity of the Republic of Indonesia, starting from the eradication of the PKI, as well as other efforts to defend Indonesia. On the other hand, they also have concern for oppressed groups including former 1965 political prisoners and their families. They were so diligent in fighting for the rights of former political prisoners in 1965 even though in the past they had also suppressed the PKI to its roots. One of the discourses that arose relating to the anti-communism discourse was the discourse of reconciliation between the NU group and Communism. The discourse was responded to differently by NU youth. Some consider it a form of humanism, and there are those who see it as a bad idea, and some even consider it as an extreme step.Peran pemuda NU sebagai kepanjangan tangan dari para kyai NU begitu besar dalam pemberantasan partai dan ideologi terlarang seperti PKI. Dengan berpijak pada prinsip dasar Nahdlatul Ulama seperti tawasuth, tawazun, i’tidal, dan tasamuh, ditambah pijakan berpikir dan bertindak yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang ada pada ushul fiqh serta petunjuk dari para kyai, pemuda NU dengan mantap menyatakan perang dengan komunisme. Begitu pula ketika mereka membela hak-hak dari mantan aktivis Komunis atau yang dianggap Komunis dan keluarganya, mereka pun juga berdasar pada prinsip-prinsip tersebut. Untuk itu tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pergolakan idelogi di kalangan pemuda NU dalam menyikapi wacana anti-komunisme.Artikel ini ditulis dengan menelaah secara kritis teks-teks ilmiah yang telah ada sebelumnya untuk menelanjangi pergolakan ideologi di kalangan pemuda NU secara sosiologis. Secara sederhana, melalui artikel ini dapat disimpulkan bahwa pemuda NU dengan berdasar prinsip yang ada memiliki andil besar dalam mempertahankan keutuhan NKRI, mulai dari pemberantasan PKI, serta upaya-upaya lain dalam mempertahankan Indonesia. Di sisi lain, mereka juga memiliki perhatian terhadap kelompok tertindas termasuk mantan tahanan politik 1965 dan keluarganya. Mereka begitu gigih memperjuangkan hak-hak mantan tahanan politik 1965 meski di masa lalu mereka pula yang memberangus PKI sampai ke akarnya. Salah satu wacana yang mengemuka berkaitan dengan wacana anti-komunisme adalah wacana rekonsiliasi antara golongan NU dan Komunisme. Wacana tersebut ditanggapi berbeda-beda oleh pemuda NU. Ada yang menganggapnya sebagai bentuk sifat humanis, adapula yang melihatnya sebagai gagasan buruk, bahkan ada yang memandang rekonsiliasi tersebut sebagai langkah ekstrim.
年轻的NU处于反共产主义言论的漩涡:意识形态的剧变
作为NU kyai的延伸,NU青年在根除政党和被禁止的意识形态(如印尼共产党)方面发挥了巨大的作用。以NahdlatulUlama的tawasuth、tawazun、i’tidal、tasamuh等基本原则为基础,再加上以ushulfiqh原则为基础的思考和行动平台,以及kyai的指导,NU青年坚定地向共产主义宣战。同样,当他们为前共产主义活动分子或被认为是共产主义者的人及其家人的权利辩护时,他们也以这些原则为基础。基于此,本文旨在检视大学生在反共话语中的理想化剧变。本文通过对已有科学文献的批判性考察,从社会学角度揭示了大学生的思想剧变。简而言之,通过本文可以得出结论,基于现有原则的NU青年在维护印度尼西亚共和国的完整性方面做出了巨大贡献,从消灭印尼共产党开始,以及其他保卫印度尼西亚的努力。另一方面,他们也关心包括1965年政治犯和他们的家人在内的受压迫群体。他们在1965年为前政治犯的权利而努力奋斗,尽管在过去他们也从根本上镇压过印尼共产党。与反共话语相关的话语之一是NU集团与共产主义之间的和解话语。对于这一话语,北大青年的反应是不同的。有些人认为这是人道主义的一种形式,有些人认为这是一个坏主意,有些人甚至认为这是一个极端的步骤。Peran pemuda NU sebagai kepanjangan tangan dari para kyai NU begitu besar dalam pemberantasan partai dan意识形态terlarang seperti PKI。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。当你想要成为一名优秀的青年时,你就会成为一名优秀的青年,你就会成为一名优秀的青年。反共产主义,反共产主义,反共产主义,反共产主义我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。迪塞西兰,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国。梅里卡开始是一名党员,在1965年,梅里卡开始是一名党员,在1965年,梅里卡开始是一名党员,在1965年,梅里卡开始是一名党员,在1965年,梅里卡开始是一名党员。反共产主义,反共产主义,反共产主义,反共产主义,反共产主义,反共产主义,反共产主义,反共产主义Wacana tersebut ditanggapi berbeda-beda oleh pemuda NU。Ada yang menganggapnya sebagai bentuk sifat humanis, adapula yang melihatnya sebagai gagasan buruk, bahkan Ada yang memandang rekonsiliasi tersebut sebagai langkah ekstrim。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
18 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信